Mohon tunggu...
ibs
ibs Mohon Tunggu... Editor - ibs

Jika non-A maka A, maka A

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Seluk Beluk Sawit Indonesia untuk Perekonomian Nasional

5 November 2020   22:42 Diperbarui: 6 November 2020   09:06 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buruh kerja memanen kelapa sawit di perkebunan kawasan Cimulang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (10/9/2019). Foto: ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya via Indonesia.go.id

Penulis terkejut akan potensi komoditi sawit di Indonesia rupanya sangat besar. Komoditi sawit jauh lebih besar dari yang pernah penulis duga.

Ketidaktahuan penulis karena kabut kabar miring terhadap sawit lebih pekat ketimbang kabar baiknya, semisal potensi-potensinya, terlebih untuk pertumbuhan perekonomian nasional. Untuk hal terakhir ini akan penulis jelaskan nanti.

Pengetahuan ini baru penulis dapakan saat berkesempatan mengikuti mengikuti Fellowship Journalist yang diselenggarakan oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS) Kementerian Keuangan, Rabu, 21 Oktober 2020 lalu.

Dalam kesempatan itu, Direktur Utama BPDP-KS, Eddy Abdurrachman mengatakan banyak serangan-serangan yang ingin menjatuhkan Indonesia, terutama di sektor perkebunan kelapa sawit agar produktivitasnya bisa terganggu dan menurun.

Ditambah lagi, isu tak sedap tersebut dilontarkan dengan tidak berdasarkan pada fakta dan seringkali dianggap sebagai kebenaran umum.

Akibatnya, berbagai komoditas di Indonesia yang mana pernah menjadi produsen nomor satu dan menjadi salah satu kebutuhan dunia, semisal rempah-rempah, gula, cengkeh, hingga karet telah meredup.

"Penyebab redupnya kejayaan Indonesia itu beragam, ada yang karena produktivitas yang menurun, hantaman isu negatif, inovasi dan riset yang minim, kalah bersaing dengan produk substitusi, tidak adanya diversifikasi produk, dan sebagainya," kata Eddy.

Dari beragam isu miring itu, yang paling sering penulis dengar adalah kaitannya dengan isu lingkungan, dalam hal ini kebakaran hutan.

Dalam kesempatan ini Ekonom senior INDEF, Fadhil Hassan, memberikan pendapatnya tentang kerusakan lingkungan yang terjadi pada kawasan sawit di Indonesia.

Ia mengkakui kerusakan lingkungan memang disebabkan karena deforestasi atau pembabatan hutan. Namun, bukan semata akibat sawit.

"Deforestasi ini sebenarnya bukan hanya perkebunan sawit, melainkan karena ada kegiatan lain yang dilakukan manusia seperti pembukaan lahan untuk permukiman, pertanian dan lainnya," kata Fadhil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun