Foto Bung Eppy Manu.(Tarian adat NTT)
Indonesia adalah daerh maha kaya yang memiliki setuja budaya, dengan begitu banyaknya suku, ras dan bahasa membuat kita terkenal ke plosok-plosok dunia lantas apakah kita harus berbangga?. Sedangkan kita dalam posisi serba-serbi kehancuran !
Budaya kita digerus dengan budaya aseng, bahasa lokal kita mulai terlupakan hanya karna mengikuti zaman, kita hancur secara perlahan.
Haruskah air mata itu menetes dan merintih serta memohon?, Tolong Jangan Kau Rampas Budayaku !
Rintihan dan tangisan anak negeri tidak lagi di dengarkan, dengungan pembaharuan terus di kumandangkan, bangunan mewah kini mengisi tanah-tanah leluhur, potongan celana menghiasi paha serta rambut berwarna yang senantiasa mengebas debu jalanan. itukah budaya kita?. Rumah-rumah mulai dibatasi pagar seolah menghalang tetangga untuk bersilaturrahih, menghalang sanak saudara akan berknjung, itukah budaya kita?
Akankah kita hancur?, budaya kita?
Tangisan pilu anak NTT ini menggambarkan duka dan kesesalan atas menurunnya partisipasi anak bangsa terhadap budayanya. kini mereka lebih mencintai budaya luar ketimbang budayanya, lebih mencintai pakayian yang setengah jadi ketimbang kebaya dan sarung adat. Budaya kita kini perlahan-lahan disenggol eloh budaya tetangga. Salakah jika aku menggugat eksistensi dari budayaku?.