Mohon tunggu...
Gaharu Online
Gaharu Online Mohon Tunggu... Guru - Ibnu Rusid

Provinsi Nusa Toleransi

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Demokrasi Kosong !

5 Juni 2018   10:21 Diperbarui: 27 Juli 2018   14:05 401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Revolusi adalah cara sederhana dalam mengubah segala seseatu agar sesuai dengan kebutuhan yang di inginkan. Revolusi bukan berarti mengubur atau membumi hanguskan segala sesuatu yang buruk tetapi lebih kepada perbaikan atas apa yang telah rusak, menyimpang atau keluar dari kepentingan umum artinya hanya memiliki kepentingan pribadi. 

Hal ini jealan dengan pemikirannya Ougburn- mengatakan bahwa Revolusi untuk mengarahkan masyarakat untuk dapat memproyeksikan diri dari masa depan yang nyata dan bukan pada angan berpikir palsu.

Pada hakikatnya revolusi sangat dibutuhkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat namun seringkali revolusi dimulai dengan hal-hal yang besar sehingga menimbulkan kebuntuan dalam menjalankan revolusi tersebut.

Teriakan revolusi kerapkali terdengan ketika hajatan demokrasi kita di mulai, gendang-gendang demokrasi di tabu dengan kencang, maka revolusi kerapkali di dengungkan, terjual sangat murah di pasar demokrasi. Jualan terlaris saat ini adalah revolusi, revolusi dan revolusi. Revolusi ekonomi, revplusi pemerintahan dan revolusi besar lainnya.

Entahlah, jualan ini bermuatan apa?, mungkinsaja kepentingan sesaat, atau mungkin juga kepentingan jabatan, yang jelas teriakan-teriakan revolusi ini masi terlalu jauh dari maksud dan tujuan dari revolusi itu sendiri. Revolusi yang semestinya adalah mementingkan khalayak umum dan memajukan harkat dan martabat sebagai manusia yang baik serta memiliki cita-cita memajukan pradaban manusia yang lebih baik.

Stop teriakan-teriakan revolusi jika hanya untuk kepentingan sesaat, stop teriakan revolusi jika hanya untuk meramaikan pasar demokrasi. Revolusi bukan barang dagangan, revolusi bukan untuk kepentingan sesaat tetapi revolusi adalah segala sesuatu yang menjadi keharusan yang dimiliki oleh tiap-tiap individu itupun jika ingin meneriakan revolusi maka teriakan dalam diri sendiri karna revolusi itu berawal dari dalam diri bukan dari orang lain ataupun tetangga.

Dengungan revolusi sepantasnya menjadi dengan keseharian, bukan dengungan 4 tahun sekali. Dengungan Revolusi seharusnya menjadi dengunan yang memotivasi tiap-tiap individu agar menciptakan generasi yang memiliki kualitas maupun kuantitas yang baik dalam menata dan memperbaiki diri maupun lingkungan yang lebih baik.

Karna selayaknya revolusi sepantasnya dimulai dari diri, karna dengan revolusi diri maka akan memperbaiki keadaan yang kacau saat ini, jika revolusi diri ini telah dimulai maka akan tercipta revolusi organisasi/kelompok dan bila sudah terjadi revolusi dalam organisasi atau kelompok maka akan menimbulkan revolusi besar-besaran atau biasa dikenal dengan revolusi peradaban.

Oleh karna itu, mari sama-sama kita merevolusi diri agar lebih muda dalam menata tatanan masyarakat di masa yang akan datang, karna akan lebih muda jika kita memulainya dari dalam diri, kemudia terciptanya revolusi dalam organisasi dan pada akhirnya terjadinya revolusi peradaban karna sejatinya perubahan dimulai dari diri sendiri. Seperti yang diharapkan oleh Nimkoff- yang mana Revolusi merupakan upaya untuk mengarahkan masyarakat untuk dapat memproyeksikan diri dari masa depan yang nyata dan bukan pada angan pemikiran yang salah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun