Mohon tunggu...
Ibnu Muhkam Ash Shiddieqy
Ibnu Muhkam Ash Shiddieqy Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional di UPN "Veteran" Yogyakarta

an international relations student who are curious on anythings

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kuatnya Pengaruh Rusia di Afrika Pasca Invasi Rusia ke Ukraina

3 Oktober 2022   14:57 Diperbarui: 3 Oktober 2022   15:05 547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Rusia dalam beberapa tahun terakhir ini sedang berusaha dengan giat untuk menancapkan pengaruhnya ke wilayah Afrika dengan berbagai proyek, seperti meluncurkan sistem satelit kemitraan dengan Afrika Selatan untuk mengawasi seluruh benua Afrika dan membantu untuk membangun kilang minyak sebesar tiga miliar dolar. Bantuan-bantuan yang dilakukan Rusia ini membuahkan hasil yang berupa Rusia berhasil mendapatkan banyak perhatian dari Afrika melalui soft power yang mana, sebelumnya Negara Cina yang telah mendapatkan perhatian dan pastinya banyak dari kepentingannya telah terpenuhi. 

Rusia sebagai negara adidaya yang kekuatannya sangat diakui dunia internasional telah sedikit lebih unggul, ketika berhasil dalam misinya untuk menancapkan pengaruh di wilayah Afrika. Namun, keadaan ini bisa dibilang sedikit terguncang ketika Rusia mulai menginvasi Ukraina di Bulan Februari 2022. Invasi yang dilakukan Rusia menjadi topik hangat di seluruh penjuru dunia, terlebih lagi banyaknya kecaman dari negara-negara lain. 

Pada sidang Majelis Umum PBB di New York yang dilakukan pada 2 Maret 2022 lalu, negara anggota PBB diminta untuk memberikan suaranya pada resolusi yang dibuat untuk Rusia agar menarik mundur pasukannya dari Ukraina secepatnya. Suara yang dihasilkan dari voting adalah, sebanyak 141 dari 193 anggota PBB memberikan suara mendukung resolusi tersebut. Suara setuju sejumlah 141 tersebut menjadi sebuah sinyal kuat kecaman komunitas internasional atas invasi yang dilakukan oleh Rusia ke Ukraina. Lalu, dari 54 negara yang ada di wilayah Afrika, ada 28 negara yang memberi suara untuk memihak ke Ukraina dan menyetujui resolusi itu, sedangkan Eritrea memberi suara menentang. Ada pula beberapa negara yang tidak hadir, yaitu Kamerun, Ethiopia, Guinea, Guinea-Bissau, Burkina Faso, Togo, Eswatini, dan Maroko. Di sisi lain, sisa 15 negara di Afrika  memberikan suara abstain, diantaranya adalah Aljazair, Uganda, Burundi, Republik Afrika Tengah, Mali, Senegal, Guinea Khatulistiwa, Kongo Brazzaville, Sudan, Sudan Selatan, Madagaskar, Mozambik, Angola, Namibia, Zimbabwe, dan Afrika Selatan memberi suara abstain.

Hasil dari voting diatas memperlihatkan Rusia sedang dihadapkan dengan kemarahan dunia internasional. Presiden Vladimir Putin telah memperluas pengaruh Rusia di Afrika dengan cara meningkatkan volume perdagangan senjata, kerjasama komersial, dan menghapus triliunan rupiah dalam utang pemerintah. Di benua Afrika ini, Cina, Timur Tengah, dan negara-negara Barat telah memainkan pengaruhnya. Sehingga, pada KTT dan Forum Ekonomi Rusia-Afrika yang diadakan di Sochi pada 23-24 Oktober 2019, Putin mulai menunjukkan peran penting yang dimainkan Rusia di depan 43 kepala pemerintahan Afrika dari 54 negara saat ini. Rusia juga akhirnya mulai mencari solusi lain dengan cara menggalang dukungan di wilayah Arab dan Afrika, dengan mengirim Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov untuk melakukan perjalanan keliling negara Afrika, dengan kunjungan ke Mesir, Republik Kongo, Uganda, dan Ethiopia. Lalu, di Mesir ia berpidato di depan Liga Arab, dimana organisasi itu bermarkas. Sergey Lavrov ingin melakukan kunjungan-kunjungan ini tentunya dalam rangka menggalang dukungan.

Hasil dari voting di atas juga sekaligus memperlihatkan bahwa beberapa negara di Afrika khususnya yang menentang dan abstain dalam resolusi UN Ukraine Declaration, telah terbawa akan pengaruh Rusia di negaranya. Hal ini juga menjadi isyarat bahwa banyak negara di Afrika telah merasakan banyak bantuan yang telah Rusia berikan. Salah satu bentuk bantuannya adalah kontribusi Rusia di beberapa sektor penting seperti sektor perdagangan, penyaluran bantuan, pelatihan militer, serta keamanan paramiliter. 

Negara-negara Afrika menghormati status non-kolonial Rusia di benua itu dan kontribusinya terhadap ekonomi yang tidak memperbudak rakyat Afrika. Thandi Modise, Menteri Luar Negeri Afrika Selatan, mengatakan ini di sela-sela Konferensi Keamanan Internasional Moskow ke-10 yang dihadiri oleh banyak pejabat dari Asia dan Afrika. Berbicara pada sesi konferensi, Modise memuji hubungan tradisional Afrika Selatan yang kuat dengan Rusia. "Rusia tidak pernah menjadi koloni Afrika. Rasa hormat itu bagi kami adalah baik. Orang Afrika dikontribusikan, dipinjamkan, bukan diperbudak. Jadi kami pikir dalam hal pembangunan, Rusia memiliki potensi untuk berinvestasi, menjadi mitra, mengembangkan ekonomi yang akan membawa kami pada tujuan pengentasan kemiskinan, pengurangan ketergantungan." kata Menteri Luar Negeri Modise. Modise juga menunjukkan hubungan penting antara peningkatan stabilitas ekonomi dan proses demokratisasi yang ditingkatkan. Dalam hal ini, kontribusi Rusia bisa sangat berharga bagi Afrika Selatan dimana Rusia memiliki potensi besar untuk berkontribusi pada stabilitas militer dan ekonomi di kawasan Afrika. 

Pernyataan yang diberikan oleh Menteri Luar Negeri Afrika Selatan di atas menjadi salah satu bukti konkrit bahwa negara-negara di Afrika cenderung memihak Rusia pasca serangan Rusia ke Ukraina. Rusia dianggap sebagai negara super power yang ramah terhadap Afrika, sehingga muncul rasa kepercayaan negara-negara di Afrika kepada Rusia. Rusia pra dan pasca invasi mereka ke Ukraina memang telah memantapkan pengaruhnya di wilayah Afrika. Namun, dukungan atau suara voting Abstain dan menolak yang dilakukan belasan negara di Afrika tetap menjadi kejutan dunia internasional. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun