Mohon tunggu...
Ibnu Basyier
Ibnu Basyier Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Mukmin Sejati Pantang Ingkar Janji

19 Februari 2017   17:23 Diperbarui: 19 Februari 2017   17:29 631
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Dahulu ada seorang sahabat Nabi bernama Anas bin anNadhr. Dia amat menyesal karena tidak ikut perang Badr bersama Rasulullah. Dia berjanji jika Allah memperlihatkan kepadanya medan pertempuran bersama Rasulullah, niscaya Allah akan melihat pengorbanan yang dilakukannya.

Ketika berkobar perang Uhud, dia berangkat bersama Rasulullah. Dalam perang ini kaum muslimin terpukul mundur. Di sinilah terbukti janji Anas. Dia terus maju menerobos barisan musuh sehingga terbunuh. Ketika perang telah usai didapati pada tubuh Anas bin anNadhr ada 80 lebih tusukan pedang, tombak, dan panah. Tidak ada yang bisa mengenalinya kecuali saudarinya.

Setelah kejadian itu, turunlah ayat, “Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka sedikitpun tidak mengubah (janjinya).”

Pentingnya Menepati Janji

Hukum asal dari berjanji adalah mubah. Selama seseorang mampu untuk menepati janji, maka ia boleh berjanji. Bagi seorang muslim, janji tak ubahnya seperti hutang. Ia harus dibayar dan dipenuhi seperti yang dijanjikan. Maka menepati janji adalah wajib hukumnya.

Janji ringan terucap oleh lisan. Ia sangat mudah terlontar. Sebagai ayah, betapa sering kita mengobral janji kepada anak tapi tak tertunai. Sebagai guru, betapa entengnya kita berjanji kepada murid tapi tak ditepati. Sebagai suami, betapa manisnya janji kita kepada istri tapi tak terealisasi.

Padahal, dalam Firman-Nya di surat alIsra’ : 34, Allah menegaskan, “Penuhilah janji itu. Sesungguhnya janji itu kelak akan dimintai pertanggungjawaban.”Islam mengajarkan ummatnya untuk membalut diri dengan akhlak yang mulia. Salah satunya adalah menepati janji. Seseorang yang telah berjanji atas sesuatu, ia harus menepatinya. Menepati janji merupakan salah satu ciri dan karakteristik orang yang bertaqwa. 

Allah berfirman, “... dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, ..., mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.” (alBaqaroh : 177)

Di ayat lain, Allah berfirman, “Sebenarnya, siapa yang menepati janji (yang dibuat)nya dan bertakwa, maka sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa.” (alImran : 76)

Ada beberapa alasan, mengapa seseorang harus menepati janji. Pertama, dengan menepati janji, ada garansi bebas dari kekafiran. Sebagaimana terjadi pada bangsa Yahudi dahulu. Mereka berani melanggar janji setiap kepada Allah dan rasulNya. Mereka lebih memilih meninggalkan janji Allah berupa keimanan.

Kedua, dengan menepati janji, maka kita telah menjaga kedamaian dan keamanan di dunia. Selain itu, kita juga telah menjauhkan dari kemungkinan terjadinya pertumpahan darah, juga telah melindungi hak-hak hamba; baik muslim maupun kafir. Hal ini sebagaiman diterangkan di surat alAnfal ayat 72.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun