Mohon tunggu...
Ibnu Arsib
Ibnu Arsib Mohon Tunggu... Mahasiswa - Bukan siapa-siapa, hanya manusia biasa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mahasiswa "Idiot" dan Pak Dosen

4 Agustus 2022   18:35 Diperbarui: 4 Agustus 2022   18:50 643
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Ss dari kaskus. 

Bunyi ponsel membuat Arman membuka mata dan tersentak seperti orang sedang melihat hantu. Pagi itu, ia lihat jam tangannya, ternyata sudah jam 08.15 Wib. Ia tidur di Sekretariat Badan Eksekutif Mahasiswa fakultasnya.

Arman tersentak karena ia baru sadar bahwa sudah terlambat masuk kuliah. Pagi itu mereka harus mempersentasikan tugas makalah bersama kawan-kawan satu kelompok.

"Hancur..., aduhhhh..., aku terlambat kuliah ini," ucapnya ketika sudah duduk dengan setengah nyawa.

Tempat ia tidur tidak jauh dari ruang kuliah yang seharusnya ia masuki. Sekretariat BEM fakultasnya berada di Lantai 2 sedangkan ruang kuliahnya di Lantai 3. Hanya melewati beberapa anak tangga ia sudah sampai di depan ruangan. Tanpa, menyiram wajahnya dan hanya merapikan rambutnya, ia pun berdiri, dan pergi.

"Astagaaa..., sepatu di bawa pula sama anak-anak." Ia terus mencari di balik pintu, di bawah meja dan di setiap sudut, tetap juga tidak menemukan sepatunya. Di dekat pintu hanya ada dua sepasang sendal. Satu pasang sendal jepit dan sepasang lagi sendal gunung. Maksudnya sendal gunung adalah sendal yang sering digunakan oleh anak-anak pecinta alam saat mendaki gunung.

Dengan terpaksa ia pun memakai sendal gunung itu. Arman memakai celana panjang jeans yang sedikit koyak di setiap lututnya. Ia memakai baju kaos berkerah warna merah. Dengan tas kecilnya, ia keluar kemudian naik ke atas.
"Tok tok tok." Arman mengetuk pintu yang sudah terbuka saat sudah sampai di ruang kuliahnya.

Seluruh mahasiswa yang di ruangan, teman-teman satu kelompoknya dan dosen yang ada di dalam ruangan itu melihat ke sumber suara ketukan. Arman berdiri dengan melemparkan senyuman kepada seluruh mahasiswa dan Pak Dosen yang sedang duduk di depan seluruh mahasiswa. Sedangkan teman-teman satu kelompoknya sedang mempersentasikan tugas makalah mereka di depan seluruh mahasiswa yang hadir.

Wajah kusutnya terlihat jelas karena tidak disentuh air barang sedikitpun. Rambutnya hanya disisir dengan jarinya. Sedangkan matanya masih agak terlihat merah berair. Sedikit terlihat gumpalan warna putih kekuning-kuningan.

Pak Dosen yang masuk waktu itu diam, kemudian mengalihkan perhatiannya kepada teman-teman Arman. Pak Dosen itu belum mempersilahkan Arman masuk ke dalam ruangan.

"Tok tok tok..." Kembali terdengar suara pintu diketuk. Lebih terdengar keras dari ketukan pertama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun