Mohon tunggu...
Ian Mujaddid. AV
Ian Mujaddid. AV Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Kesuksesan hanya milik mereka yg Siap dan Pemberani.\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Nirleka Sebagai Sebuah Penyakit

16 April 2013   05:53 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:08 553
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Istilah “Nirleka” adalah istilah yang merujuk pada zaman pra-sejarah di mana zaman ini tulisan belum dikenal. Pada dasarnya pra-sejarah bermula dari terciptanya alam semesta akan tetapi, pandangan umum tentang istilah Nirleka merupakan suatu gambaran di mana pada zaman pra-sejarah yang dimaksudkan telah terdapat kehidupan ummat manusia. Dengan kata lain, nirleka merupakan istilah yang memproyeksikan alam primitif atau realita kehidupan manusia purba.

Para pakar sejarah telah sepakat bahwa zaman pra-sejarah dan sejarah ditandai dengan tulisan. Nirleka sendiri, sebagaimana yang telah disinggung di atas, merupakan istilah yang digunakan di mana manusia hidup di alam primitif. Seiring bergeraknya roda zaman dan peradaban-peradaban ummat manusia terus melaju ke depan, maka istila nirleka dapat diklasifikasikan ke dalam dua bentuk. Pertama, Nirleka Purba-Primitif. Yaitu realitas manusia purba yang belum mengenal tulisan sehingga mereka belum bisa membaca dan membentuk teks untuk mencatatkan kehidupan mereka. Kedua, Nirleka Moderen. Yaitu kehidupan manusia-manusia di alam moderen tapi, tidak senang dengan aktivitas membaca.

Jadi, berdasarkan pengklasifikasian di atas, maka bisa disimpulkan bahwa terdapat dua jenis Nirleka. Nirleka pertama menunjukkan realitas manusia yang belum mengenal tulisan sedangkan, Nirleka kedua adalah realita kemalasan manusia moderen untuk membaca.

Tanpa perlu melakukan riset lebih jauh, kita sudah tentu dapat menyimpulkan bahwa Indonesia adalah negara yang masyarakatnya tergolong sebagai masyarakat “Nirleka Moderen”. Hal demikian sudah menjadi rahasia umum sehingga hanya melihat sepintas dinamika kemasyarakatan kita tentu sudah bisa menyimpulkannya. Kenyataan Indonesia sebagai negara berkembang, menurut saya tidak bisa dibiarkan begitu saja. Sudah tentu penyakit Nirleka moderen yang menjangkiti sebagian besar masyarakat, khususnya pemuda-pemuda bangsa sudah sepatutnya mendapat perhatian serius untuk ditangani. Salah satu caranya adalah bagaimana pemerintah dan masyarakat bersinergi membentuk kesadaran untuk mencintai membaca.

Bagaimana pun juga kita pasti sepakat bahwa membaca adalah metode ampuh untuk maju.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun