Mohon tunggu...
Ian Misdiantoro
Ian Misdiantoro Mohon Tunggu... Human Resources - humoris and humanity

Social Worker/Social Entrepreneur berdomisili di Sidoarjo Jatim

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mandiri Usia Dini, Berduit Sejak Muda Why Not?

4 Juli 2022   15:35 Diperbarui: 4 Juli 2022   15:48 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menurut Data BPS Indonesia tahun 2019 sudah mendapat Bonus Demografi. Maksudnya angka usia produktif mendominasi penduduk Indonesia. Tercatat usia produktif (15-64tahun) 67,6%. Diperkiraan sampai 2050 usia produktif tetap mendominasi.

Menjadi keuntungan bagi negara jika usia produktif mendominasi. Penduduk produktif terserap di seluruh sektor industri. Mereka mampu menggerakkan ekonomi.

Sebaliknya jadi bencana jika usia produktif mendominasi, faktanya mereka tidak menjadi penduduk produktif. Jadi beban negara. Pengangguran di mana-mana.

Menjadi PR bersama melahirkan generasi produktif yang mandiri. Untuk itulah salah satu yayasan di Indonesia mencoba mengambil sebagian peran pemerintah untuk memandirikan generasi Muda Indonesia.

Yayasan Yatim Mandiri yang lahir 28 tahun lalu, melahirkan sebuah program kemandirian. Mandiri Entrepreneur Center (MEC). Sebuah program yang menjembati dan mempercepat kemandirian generasi. 

Mereka yang usia 17 s/d 21 tahun di himpun dari seluruh Indonesia. Di gembleng di kampus kemandirian MEC selama 1 tahun. Di gembleng mental mandirinya. Melalui cluster akademik, asrama dan entrepreneurship. Outputnya diharapkan mandiri belajar, mandiri ibadah dan mandiri finansial.

Konsep yang diterapkan melalui metode pemberdayaan  dengan  tools pendidikan. Dikawal mulai dari Input-Proses-Output-Outcome-Impact. 

Proses dimana selama pendidikan mereka diperlakukan seperti hidup sesungguhnya. Harus menjadi insan pembelajar. Belajar dimana saja. Interaksi dengan masyarakat kampus dan luar kampus itu belajar. Ibadah sebagaimana ibadah umumnya di rumah sendiri. Kampus seakan-akan menjadi rumah mereka. Untuk pemenuhan kebutuhan hidup, mereka ya harus mampu mencari dan memenuhi kebutuhan finansialnya. Saat akhir pendidikan mereka punya tabungan. 

Khusus untuk pemenuhan kebutuhan finansial, mereka diajarkan kemampuan komunikasi, jalin relasi, invetarisasi potensi, negosiasi. Yang pada akhirnya memiliki kemampuan optimasi potensi, kerjasama dan menjual.  Ujungnya mendapat uang.

Dengan cara-cara seperti itu mereka punya mental. Mental tangguh dan berani. Berani menghasilkan finansial.  

Seiring perjalanan waktu di dorong meningkatkan kompetensi. Kompetensi melahirkan ide bisnis. Mewujudkan bisnis plan. Melahirkan produk kreatif. Kreatif mengemas,  mempromosikan, menjual. Baik online maupun offline.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun