Mohon tunggu...
Sapriansyah
Sapriansyah Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Iklim Komunikasi Antar Budaya

4 Februari 2016   07:52 Diperbarui: 4 Februari 2016   07:58 1076
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

2. Pengetahuan tentang komunikan

            Dimensi kedua adalah pengetahuan tentang komunikan. Hal ini meliputi pengetahuan “dasar” tentang “siapakah” dia yang sedang berkomunkasi dengan anda. Misalnya dari suku mana dia berasal, pekerjaan atau profesinya, tempat tinggal, umur atau mungkin pula latar belakang orang tua. Demikian pula tentang harapan-harapan yang diinginkan orang itu, maksud, tujuan, komunikasi, keinginan dan kebutuhan yang diharapkan dari anda. Tanpa pengetahuan dan pengertian yang baik terhadap komunikan maka kita akan berkomunikasi secara negative.

            Komunikasi antarbudaya yang dilakukan oleh sang polisi Mexico ternyata menarik perhatian kami. Dia menanyakan asal Negara kami, pekejaan para anggota rombongan, untuk apa datang ke amerika/texas, sudah berapa lama tinggal di Leredo, untuk apa datang ke Laredo, untuk apa menyebrang ke Nevo Lerero/mexico , beberapa lama berkeliling di mexico, apa yang diharapkan dari kunjungan ke kota Nevo Lorero itu?

3. Perilaku/Tindakan terhadap komunikan. 

            Dimensi terakhir adalah perilaku yang di wujudkan ke dalam perilaku erbal/bahasa dan non verbal/bahasa tubuh. Anda diharapkan mampu mengnungkapkan maksud dan tujuan komunikasi, apa yang anda maksudkan denan kata-kata yang di ungkapkan atau dengan gerakan-gerakan tubuh yang anda peragakan? Sang polisi mexico rupanya mengetahui bahwa kamitidak dapat berbahasa spanyo. Meskipun maksud kedatangan kami sudah dijelaskan oleh yongki namun dia memperagakan gerakan jari-jarinya dan mempersilahkan kami agar antri satu persatu menuju loket pemeriksaan paspor. Bahasa yang dia gunakan adalah bahasa non verbal yang di lakukn dengan santun kepada kami dari Indonesia.

            Perlu di sampaikan bahwa perilaku atau tindakan komunikasi manusia manusia (termasuk sang polisi mexico) berasal dari tiga sumber utama, yakni berdasarkan : 1. Kebiasaan, 2. Maksud yang ada dalam benak ; serta 3. Perasaan atau emosi. Perilaku dan tindakan komunikasi kadang-kadang didasarkan pada kebiasaan, baik oleh karena dipelajari atau dengan spontan dalam situasi tertentu. Karena sang polisi mexico mempelajari tata cara penghormatan militer maka tatkala berhadapan dengan kami dia mengangkat tangannya memberi hormat. Kami pun menggerutu dan berkata : wah, kami bukan atasan anda! Perilaku sang polisi dikategorikan sebagai perilaku scripted, sedangkan gerutu rombongan itu merupakan perilaku verbal yang bersifat spontan.

            Perlaku dan tindakan komunikasi pun kadang-kadang di dasarkan pada maksud yang ada pada benak anda. Kalau anda berkomunikasi dengan seorang kebudayaan lain maka anda perlu menyatakan maksu yang ada dalam benak anda. Jika anda hendak memberikan instruksi maka nyatakan maksud itu dengan kata-kata yang tegas dan jelas, gunakan suara yang keras untk memberikan kesan bahwa anda sedang memberikan instruksi atau perintah. Seperti kata sang polisi mexico dalam bahasa spanyol di perbatasan itu : “saudara-saudara di harapkan menunju seorang wakil untuk menandatangani formulir penyeberangan”. Ternyata sang polisi itu ingin menyatakan aturan yang berlaku di perbatasan antarnegara. Perilaku dan tindakan komunikasi kadang-kadang didasarkan pada perasaan atau emosi manusia. Lantaran yongki terlambat datang di depan loket maka sang polisi itu marah-marah, wajahnya merah padam, kepalan tangannya membentur ke atas meja loket, polisi itu begitu emosi pada rombongan kami.

            Rombongan kami dan sang polisi berada dalam sebuah situasi komunikasi antarbudaya yan sering disebut iklim komunikasi. Mengapa iklim komunikasi itu demikian penting? Arena kita membutuhkan penerimaan sosial yang seimbang yang beradasrkan tatanan berpikir, perasaan, dan tindakan yang terbawa dalam pertemuan dengan berbagai pihak yang berkebudayaan lain. Karena yang di harapkan dalam komunikasi antar budaya adalah oang-orang yang keterlibatannya mampu menerima perbedaan kebudayaan sehingga dapat mengurangi kecemasan (yaitu dengan memiliki perasaan bersama) dan ketidak pastian (yakni mempunyai pengetahuan tentang orang lain). Hasilnya adalah iklim positif yang dapat membuat kami menjadi bebas dari segala macam resiko.

            Seandainya komunikasi dengan sang polisi itu kami lakukan terus menerus maka kami bersama-sama berkomunikasi dari kesalahpahaman, kekurangmengertian, ketdakpastian dan kecemasan kearah pemahaman bersama, perasaan yan pasti dan nyama. Alam dari sebuah komunikasi antarbudaya diibaratkan dengan kehidupan ikan dalam air, ikan itu berenang dan bernapas sesuai dengan iklim air.

Sumber Referensi : Dasar-dasar komunikasi Antarbudaya Oleh Dr.Alo Liliweri, M.S

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun