Mohon tunggu...
Zikra Mustinovan
Zikra Mustinovan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Also Known as Novan

Deskripsi yang harus diisi dengan hal yang secara relatif tidak berguna atau menarik.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Learning Loss terhadap Peserta Didik pada Masa Percobaan Pertemuan Tatap Muka

23 September 2021   21:34 Diperbarui: 24 September 2021   08:26 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Belajar merupakan kegiatan yang esensial dalam perkembangan setiap orang, dan bahkan jauh lebih penting bagi yang masih dibawah 18 tahun. Bagiamanpun, dengan pandemi yang telah menghambat kegiatan pembelajaran secara tatap muka yang membuat banyak dari kita yang mengalamami penurunan kemampuan belajar dan pengetahuan, yang belakangan ini lebih dikenal dengan istilah learning loss.

Bahkan menurut sejumlah guru, learning loss adalah hal yang lebih dikhawatirkan dibanding risiko pandemi karena terhambatnya cara berpikir para peserta didik. Dan secara pribadi dari pengalaman, learning loss berdampak lebih terhadap perserta didik tingkat mengenah. 

Rasa jenuh, kurangnya interaksi secara langsung baik dari antara teman sekelas atau guru terdekatnya, kurangnya guru sebagai penstimulasi dalam proses belajarnya, dan interaksi virtual yang membuat para peserta didik mengalami kurang pekanya dengan lingkungan sekitar.

Dan dengan berjalannya (baik percobaan ataupun non-percobaan) pertemuan tatap muka dengan jumlah perserta didik yang terbatas di hampir sebagian besar sekolah di Indonesia, banyak guru yang merasa cukup antusias dengan bisa kembalinya mengajar kembali. 

Bagaimanapun, banyak dari peserta didik yang masih merasa kaget dan tidak peka atau mengingat apapun mengenai apa yang diajarkannya pada saat diajarkan ketika masih dalam pembelajaran jarak jauh.

Ketika ditanyakan mengenai bahkan hal sederhana yang bahkan bukan berhubungan dengan pelajaran sama sekali, reaksi dari para siswa cukup pasif dan memberi kesan tidak adanya motivasi. 

Dan, mari kita lihat kenyataannya, dari pembelajaran jarak jauh yang tidak optimal yang menggangunya motivasi untuk berprestasi dan interaksi kognitifnya kurang optimal.

Yang akan menjadi tantangan dari pembelajaran tatap muka dengan pelonggaran dari pembatasan yang ada saat ini bukanlah bagaimana cara mengatasi learning loss pembelajaran jarak jauh (daring), tetapi membuat para peserta didik membiasakan diri dengan kembalinya pembelajaran tatap muka. 

Oleh karena itu, para guru pengajar harus bisa mencari cara untuk mencipatakan pembelajaran tatap muka dan pembelajaran jarak jauh (daring) yang bisa disinkronisasi supaya para peserta didik secara perlahan dapat terbiasa dengan perubahan lingkungan belajarnya, terutama pada awal para peserta didik yang baru mengikuti pembelajaran tatap muka.

Membuat sistem pembelajaran dengan kondisi dari transisi dari pembelajaran jarak jauh ke pembelajaran tatap muka saat ini merupakan tantangan yang cukup sulit. 

Karena umumnya, solusi yang dianggap paling mudah dari masalah ini adalah menjalankan kegiatan pembelajaran yang berbentuk tugas atau contoh-contoh yang diberikan oleh guru kepada para peserta didiknya. 

Bagaimanapun, kegiatan tersebut tidak akan cocok sama sekali untuk beradaptasi karena kurangya interaksi langsung dan tidaknya ada sinkronisasi dari antar yang melakukan pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran jarak jauh.

Secara pribadi sebagai mahasiswa, yang cukup tau banyak media untuk melakukan pembelajaran dan mencoba memberi pendampingan dan pengajaran kepada perserta didik masih diberikan dengan reaksi pasif, yang dimana tidak ada yang bisa disalahkan saat ini. 

Terutama, bahkan dengan mencoba membuat lingkungan belajar yang interaktif dengan metode permainan secara live, pertemuan daring antara peserta didik tatap muka yang ada di sekolah dengan peserta didik yang masih melakukan pembelajaran jarak jauh di rumahnya masing-masing. Para peserta didik masih bereaksi secara pasif.

Bahkan dengan era dimana semua yang bisa dilakukan secara digiital atau secara vitrual saat ini, semakin jelas terlihatnya di antara yang memang belajar karena memang memiliki minatnya, dibanding dengan yang merasa terpaksa. Bahkan, kegiatan yang sesederhana menulis atau membaca apapun.

Tetapi, banyak dari peserta didik yang merasa termotivasi dengan langsung ketika melihat sesuatu yang merasa cukup terhibur atau merasa cukup merasa punya rasa bersaing/kompetitif. 

Oleh karena itu, saya melakukan uji dengan kuis dengan format tradisional, dengan kuis yang berformat game dengan adanya tekanan waktu. Dan secara tidak mengejutkan, para peserta didik membuat hasil yang lebih baik pada kuis yang berformat game dibanding yang beformat tradisional.

Walaupun masih belum sempurna, ada kemungkinan sistem seperti ini dapat menjadi jembatan yang membuat para peserta didik lebih terbiasa dengan perubahan sistem pembelajarannya. 

Karena maupun begitu, dengan perserta didik pasif sekalipun, the only thing you need is just to make the kids entertained. The kids are bored. 

Satu-satunya yang bisa kita lakukan baik sebagai pengajar/Orang Tua/guru untuk saat ini terhadap mereka, adalah membantu meraka supaya tidak merasa bosan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun