Mohon tunggu...
Ahmad Haris Hasanuddin
Ahmad Haris Hasanuddin Mohon Tunggu... Dosen - dosen

Seseorang pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Musim Panen Raya Penuh Cobaan

24 April 2020   10:55 Diperbarui: 24 April 2020   11:04 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertengahan Maret sampai awal April tahun ini merupakan saat yang membahagiakan bagi petani padi.  Setelah kurang lebih 100 hari berusaha dan berdoa akhirnya petani memperoleh hasil berupa padi yang siap untuk dipanen.

Setiap petani pasti berharap hasil panennya melimpah.  Tidak ada petani yang menginginkan hasil panen yang rendah apalagi sampai gagal panen.  Hasil panen padi berupa gabah secara umum langsung dijual ke pasar melalui pengepul.

Panen saat ini berdekatan dengan bulan puasa. Sehingga petani pasti berharap mendapat keuntungan lebih dari hasil panen padi. Hasil panen yang melimpah saat ini juga diharapkan sebagian besar masyarakat. Dikarenakan padi merupakan bahan makanan pokok yang dikonsumsi oleh sebagian besar masyarakat. Masyarakat pasti menginginkan ketersediaan bahan pokok tersebut terjaga dengan harga terjangkau.

Sudah seperti biasa bahwa bertepatan dengan panen raya petani dihadapkan pada kesulitan memperoleh tenaga kerja untuk memanen padi. Hal ini dikarenakan sedikit yang mau menjadi tenaga kerja dikarenakan penghasilan yang tidak menjanjikan. 

Secara umum tenaga kerja untuk memanen padi diperoleh dari masyarakat luar desa tempat petani menanam padi. Kesulitan tenaga kerja untuk memanen padi semakin terasa di tengah wabah virus corona. 

Dengan adanya wabah virus corona banyak orang tidak bersedia untuk menjadi tenaga kerja untuk memanen padi. Alasan mereka adalah takut tertular virus corona karena harus keluar dari desa.

Kesulitan ini semakin terasa dengan adanya kebijakan lockdown yang dilakukan pemerintah desa setempat.  Kebijakan ini membatasi akses orang dari luar desa untuk memasuki desa yang berbeda. Kondisi ini semakin mempersulit petani dalam memperoleh tenaga kerja untuk panen padi.

Petani harus menggunakan tenaga kerja saat memanen dikarenakan adanya pekerjaan yang tidak dapat dilakukan secara mandiri. Saat ini panen masih banyak dilakukan secara konvensional dengan jumlah tenaga kerja yang banyak.

 Tenaga kerja tersebut bertugas untuk memotong padi untuk selanjutnya diambil gabahnya. Selain itu panen juga membutuhkan teknologi berupa mesin pemisah malai padi dari batang tanaman.

Tenaga kerja panen saat ini sangat sulit dicari. Ketersediaan tenaga kerja memanen padi yang terbatas menjadikanya rebutan bagi petani. Merebutkan tenaga kerja panen ini benar -- benar ada. Seperti yang terjadi di desa tempat saya tinggal.

Kenapa petani sampai berebut tenaga kerja? hal ini dikarenakan padi semakin menguning ketika umur padi semakin tua. Kita semua pasti sudah mengenal peribahasa "seperti ilmu padi, kian berisi kian merunduk". 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun