Mohon tunggu...
I NyomanTriyanuartha
I NyomanTriyanuartha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Saya senang mendengarkan musik, membaca buku dan olahraga.

Selanjutnya

Tutup

Seni

Legenda Godogan Sebuah Karya Kolaborasi Perancis - Indonesia

24 Agustus 2022   18:14 Diperbarui: 24 Agustus 2022   18:20 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seni. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pada hari Sabtu 20 Agustus 2022 merupakan hari ke dua pergelaran internasional Yogyakarta Gamelan Festival ke 27 di Pendopo Agung Ndalem Mangkubumen. Pertunjukan dapat disaksikan secara gratis dan acara dimulai pada pukul 19.15. 

Sebagai MC pada malam hari itu ialah Gatot Danar Sulistiyanto, sembari membacakan sinopsis karya pertama yang akan ditampilkan yaitu Legenda Godogan, beliau bersama dengan para panitia mengundang para penonton naik ke atas panggung untuk duduk mengelilingi suatu ruang terbuka yang di tengahnya diletakan sebuah replika Kodok.

Dalam pertunjukan tersebut terdengar bunyi gamelan ditabuh juga bunyi elektronik dari komposisi Real Time, bunyi tersebut datang dari arah belakang dan sekeliling penonton. Kemudian terdengar narasi dalam dua bahasa Perancis - Indonesia. Narasi dibawakan dalam bentuk cerita dan pada bagian tertentu dinyanyikan seperti tembang Jawa. 

Bunyi instrumen yang terdengar pada malam hari itu begitu beragam, pada suatu bagian para pemain menghampiri dan menabuh instrumen di sela-sela para penonton. Di antara narasi yang dibawakan, penonton diajak untuk bernyanyi bersama-sama.

Panggung dipenuhi beraneka kostum dan pernak-pernik para penonton. Penari pria menggunakan baju koko dipadukan dengan kain sarung berwarna hitam membuat koreografi yang dibawakan terasa dekat dengan budaya lokal.

Di sisi lain seorang penari merayap memasuki ruang terbuka di tengah-tengah penonton, dibalik topeng kodok yang digunakannya tampak hidung lancip dan rambut berwarna keabu-abuan yang mirip dengan sosok seorang wanita Eropa.

Kedua penari seakan berdialog melalui gerakan tari yang dibawakan. Pada sebuah bagian mereka menyajikan adegan seperti dalam Wayang wong dan seketika berpadu dengan tarian bergaya Eropa sungguh sebuah ide brilian. Mereka juga menari di sela-sela para penonton.

Pertunjukan pada malam hari itu adalah untuk pertama kalinya Legenda Godogan dipentaskan. Karya tersebut diciptakan oleh komposer dan perkusionis Alex Grillo atau lebih akrab dipanggil Mas Alex, melibatkan kerjasama antara Gayam 16 dan Rebond Collective Artistique. Ia berada di Jogja dari tahun 1997 kemudian bekerjasama dengan Alm. Sapto Raharjo dan komunitas Gayam 16. 

Seperti yang diungkapkan oleh sang komposer bahwa karya tersebut memiliki banyak material, ditambah dengan musik Real Time dan merupakan sebuah karya Perancis - Indonesia. Ide dari karya tersebut ialah copy style seperti katak ada di mana-mana. Terdapat lima elemen yang menjadi dasar karya ini yaitu elemen api, udara, air, tanah dan logam.

Karya Legenda Godogan ditulis oleh Elisabeth Inandiak yang juga turut hadir pada malam hari tersebut. Pertunjukan Legenda Godogan sungguh kaya akan dimensi seni pertunjukan dan memberi pengalaman baru bagi pendengarnya (Tri).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun