Mohon tunggu...
Husna Nurul Izzah
Husna Nurul Izzah Mohon Tunggu... Penegak Hukum - Mahasiswi Institut Pertanian Bogor

Saya merupakan mahasiswi semester 4 Institut Pertanian Bogor (IPB) dengan program studi Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Sosial dari Perkembangan Pembangunan di Grand Depok City

16 Maret 2022   23:12 Diperbarui: 16 Maret 2022   23:18 728
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Grand Depok City (GDC) kini menarik perhatian masyarakat, terutama warga Depok. Bagaimana tidak? Kini alun-alun kota Depok telah dibangun dan berlokasi di Grand Depok City. 

Hal ini menarik perhatian warga Depok, dan kini ramai didatangi oleh warga Depok dari berbagai kecamatan. Tidak hanya warga Grand Depok City, para warga dari sejumlah kecamatan seperti Pancuran Emas hingga Beji turut datang untuk menikmati pemandangan di alun-alun. Hal inilah yang menjadi pemicu bagi pesatnya perkembangan pembangunan di Grand Depok City. 

Gerai minuman, makanan, bahkan hingga perkantoran pun telah dibangun di Grand Depok City. Kini makin dilengkapi lagi dengan dibukanya fasilitas Pendidikan yakni kampus. Tidak hanya itu, telah dibuka pula toko ritel peralatan rumah tangga dan perkakas. Grand Depok City selalu ramai oleh pengunjung, mulai dari kalangan muda hingga tua. Terutama pada hari minggu atau weekend, Grand Depok City akan makin ramai karena adanya pasar yang digelar hanya pada hari minggu atau biasa disebut "pasar minggu". Hal tersebut tentunya memberikan dampak bagi masyarakat, khususnya warga Grand Depok City. 

Bapak Lukman merupakan salah seorang warga Grand Depok City, beliau merupakan seorang kepala keluarga dan berumur 48 tahun. Saat ini beliau tinggal di perumahan Anggrek 2 Grand Depok City. Beliau telah menetap di Depok sejak tahun 2007. Sebagai warga yang telah cukup lama menetap di Depok, beliau telah banyak melihat perubahan dari Depok khususnya Grand Depok City. 

"Dahulu sebelum ada alun-alun dan pertokoan, di sini sepi banget. Kalau sekarang udah ramai banyak anak muda juga pada nongkrong sambil ngopi gitu. Terus sering ada kumpulan-kumpulan oranisasi gitu pada ngumpul di sini, seperti kumpulan vespa atau motor gede" ucap pak Lukman seorang warga Grand Depok City. 

Beliau pun turut menambahkan bahwa beliau setuju dengan pembangunan cafe, rumah makan, perkantoran serta sekolahan di Grand Depok City karena hal ini mendorong interaksi sosial bagi para warga. Selain itu dengan banyaknya pembangunan di Grand Depok City, memiliki potensi memunculkan banyak lapangan kerja, menghindari aksi sosial negatif seperti begal dan tindak asusila. 

"Saya mah dahulu takut neng kalau pulang kerja, karena jam 9 aja udah sepi banget. Apalagi karena dahulu jarang banget ada pertokoan, makanya dikasi lampu cuma sedikit. Jadi gelap banget" tutur pak Lukman. 

Kini Grand Depok City telah ramai sehingga beliau merasa lebih aman ketika pulang kerja di malam hari. Tetapi disamping dari dampak sosial positif dari pembangunan di Grand Depok City, terdapat juga dampak sosial negatif yang dirasakan. 

"Jadi kadang suka ada keributan gitu, karena kan orang-orang pada ngumpul ya dipinggir jalan ngobrol-ngobrol. Nah itu menghambat pengendara, jadinya suka terpicu keributan" jelas pak Lukman. 

Dampak sosial negatif tindak kriminal seperti pencopetan dan pencurian barang dagang ternyata kerap kali terjadi. Khususnya ketika pasar minggu digelar. Beliau menanggapi dampak sosial negatif ini dengan cara yang pertama adalah bersabar ketika terjadi kemacetan, dan memilih untuk putar balik menggunakan jalan alternative daripada membuat keributan. Dan yang kedua adalah beliau akan menjaga barangnya dan tidak membawa barang penting ketika pergi ke pasar minggu. 

Penulis & Editor : Husna Nurul Izzah

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun