Guru, satu kata yang terdiri dari 4 huruf yang mengandung banyak makna. Sering orang  beranggapan bahwa guru hanya berfungsi untuk mengajar, sehingga ia mudah terlupakan dan berlalu begitu saja. Biasanya guru seperti ini memulai kelasnya dengan wajah yang sinis, menggerutu saat melihat tingkah siswa yang tidak sesuai keinginan, mengajari setengah memaksa, sering marah dan merasa jika ia lebih pintar daripada siswa. Mungkin, saat kita menjadi seorang guru kita tidak mengakui bahwa kita pun terjebak melakukan hal yang seperti diatas atau bahkan tidak menyadari sama sekali bahwa kita telah melakukan hal tersebut dan beranggapan kita telah melakukan hal yang benar.
Ada baiknya kita merenung sejenak dan bertanya " Apa yang akan mereka pelajari?" atau "Apa yang akan kita ajari? Dan bagaimana caranya?". Apakah kita akan membentak, menunjuk, membuat mereka takut atau merasa bosan sehingga mereka mengantuk dan tertidur di dalam kelas.
Bukankah hal tersebut bukan merupakan fungsi guru? Kita seharusnya berkomunikasi dan mengajari mereka dengan cara mereka mengerti bukan memaksakan cara lama yang usang yang membuat mereka tertekan.
Saatnya kita membuat perubahan, kenapa tidak kita mulai saja lebih dulu? . semua hanya tentang belajar. Kita harus mau menyiapkan diri kita dengan menyadari bahwa apa yang kita ajarkan adalah hal yang mereka pelajari. Kita harus memulai dengan tersenyum agar mereka pun tersenyum lebih lega. Kita timbulkan suasana yang interaktif dan bersemangat sehingga muncul timbal balik yang positif. Kita dalami peserta didik kita sendiri dengan anggapan tidaklah sulit menjadi guru yang baik, kita hanya perlu mengajar dengan hati. Semua proses akan berjalan sambil mengajari diri kita sendiri.
"The Mediocre Teacher  Tells
The good Teacher Explains
The Superior Teacher Demonstrates
The Great Teacher inspire"
                          Wiliam Arthur Ward