Mohon tunggu...
Djamaluddin Husita
Djamaluddin Husita Mohon Tunggu... Lainnya - Memahami

Blogger, Ayah 3 Putra dan 1 Putri. Ingin menyekolahkan anak-anak setinggi yang mereka mau. Mendorong mereka suka membaca dan menulis (Generasi muda harus diarahkan untuk jadi diri sendiri yang berkarakter).

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Nasib Speaker

14 September 2015   07:48 Diperbarui: 14 September 2015   07:48 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Siapa yang tidak tahu speaker? Saya yakin semua tahu. Speaker dalam bahasa Indonesia disebut sebagai pengeras suara. Sesuai dengan fungsinya sebagai pengeras atau pembesar dari suara yang sebenarnya.

Karena itu, sesungguhnya, suara yang keluar dari speaker bukanlah otomatis berasal dari speaker itu sendiri. Suara itu berasal dari sesuatu sumber yang disampaikan melalui sebuah mikrofon.

Bisa jadi sumber suara yang keluar dari speaker tanpa speaker teramat sangatlah kecil kedengarannya. Bahkan, siapa yang menyampaikannya terkadang tidak jelas.

Bagi muslim, speaker bukanlah sesuatu yang asing. Sebab hampir setiap waktu sholat speaker itu berbunyi. Biasanya diawali dengan suara ayat-ayat Alquran lalu kemudian dilanjutkan dengan suara azan. Pada saat-saat tertentu digunakan untuk menyampaikan ceramah-ceramah agama.

Namun begitu, speaker tetaplah sebagai pembesar atau pengeras suara agar pesan-pesan yang ingin disampaikan jelas terdengar.

Ironinya, keberadaan speaker tidak seperti yang kita duga. Bila fungsinya sebagai pengeras suara tidak bisa dijalankannya lagi maka speaker-speaker itu pasti dibuang dalam tong sampah. Kemudian akan diganti dengan speaker-speaker baru yang lebih fresh.

Bahkan nasib speaker saat ini benar-benar apes. Keberadaan speaker berada dalam sorotan tajam.

Tidak tanggung-tanggung, seorang Jusuf Kalla yang notabenenya seorang Wapres ikut turut serta menyoroti speaker. Bahkan, konon, untuk menyoroti speaker Wapres membentuk tim khusus yang dibiayai oleh negara.

Bukan hanya itu, speaker bisa dijadikan alasan atau kambing hitam untuk sebuah kerusuhan.

Masih segar dalam ingatan kita pada saat hari raya idul fitri 1436 H beberapa bulan yang lalu di Taloka Papua (katanya) peristiwa itu gara-gara speaker.

Tentu speaker-speaker yang dipasang di mesjid-mesjid atau di mushalla atau di tempat-tempat strategis lain demi sebuah kemaslahatan sangat dibutuhkan. Karena di tempat seperti ini pesan-pesan yang disampaikan jelas. Meskipun tidak dikenal siapa yang menyampaikannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun