Mohon tunggu...
Djamaluddin Husita
Djamaluddin Husita Mohon Tunggu... Lainnya - Memahami

Blogger, Ayah 3 Putra dan 1 Putri. Ingin menyekolahkan anak-anak setinggi yang mereka mau. Mendorong mereka suka membaca dan menulis (Generasi muda harus diarahkan untuk jadi diri sendiri yang berkarakter).

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Vaksinasi Ya, Namun Kedisiplinan Prioritas Utama Menghadapi Covid-19

28 Januari 2021   19:34 Diperbarui: 28 Januari 2021   20:36 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: Kompas.Com

Sudah lebih setahun pademik Covid-19 belum juga ada tanda-tanda akan berakhir. Meskipun pada awal pademik covid-19 banyak kalangan (terutama pemerintah) yang memprediksikan covid-19 dapat diatasi paling lambat Desember 2020.

Tapi prediksi tersebut agaknya meleset. Sampai saat ini grafik kasus positif masih menaik dan menurun, belum melandai memurun.

Banyak faktor penyebab covid-19 belum berakhir sampai saat ini. Pertama, belum adanya obat yang mampu mengobati dengan segera ketika seseorang positif covid-19. Kedua, penyebaran begitu massif karena mudah tertular lewat mulut dan hidung. Ketiga, kurangnya disiplin masyarakat untuk mengikut prokes sehingga penyebarannya kurang dapat dikendali.

Meskipun demikian, harapan seluruh masyarakat (dumia) agar pandemik covid-19 segera berakhir. Sebab faktanya, covid-19 telah membawa efek yang cukup besar terhadap segala sektor kehidupan. Terutama faktor ekonomi masyarakat yang rata-rata mengalami kelumpuhan.

Upaya Vaksinasi

Salah satu upaya pemerintah untuk mengakhiri covid-19 di tanah air adalah dengan melakukan vaksin. Meskipun ada pro dan kontra, kebijakan ini adalah upaya yang tepat. Sebab, hanya vaksinasi upaya yang dapat dilakukan. Apalagi, seluruh dunia melakukan hal yang sama.

Rencana sasaran vaksinasi COVID-19 di Indonesia adalah 181.554.465 penduduk yang berumur di atas 18 tahun. Data website resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat saat ini, hampir 150 ribu orang telah dilakukan vaksin. Tahap ini diutamakan untuk petugas kesehatan.

Permasalahan yang dihadapi saat ini adalah keraguan dari masyarakat. Banyak yang meragukan terhadap efek samping yang ditimbulkan. Apalagi muncul berita-berita "miring" terhadap keampuhan vaksin yang didatangkan dari Cina. Begitu pula pemberitaan baik media online maupun medsos efek yang terjadi setelah vaksinasi.

Vaksinasi sebenarnya bukanlah hal yang baru dalam masyarakat. Sebab, hampir semua orang pernah mengalaminya. Tapi karena vaksin covid-19 baru ada setelah kemunculan covid. Apalagi secara keampuhan belum begitu teruji ini yang membuat masyarakat ragu. Hakekat vaksinasi adalah untuk menambah imunisasi atau kekebalan tubuh.

Namun demikian, keraguan dari masyarakat akan berangsur hilang bila vaksinasi yang dilakukan saat sesuau dengan direncana.

Upaya vaksinasi yang dilakukan pemerimtah dapat dimaknai sebagai upaya positif untuk menumbuhkan semangat dalam kalangan masyarakat. Namun, upaya vaksinasi bukanlah upaya yang terakhir. 

Pemerintah wajib berupaya semaksimal mungkin melakukan upaya lain terutama terutama melakukan perbaikan ekonomi rakyat. Kemudah-kemudahan berusaha termasuk bantuan sosial yang tepat sasaran itu yang diharapkan. Jangan sampai lemah pengawasan sehingga bansos dikorupsi lagi.

Disiplin Masyarakat Hal Utama Menghentikan Penyebaran Covid-19.

Salah satu faktor penyebab belum menurunnya kasus positif covid-19 adalah berkaitan dengan kedisiplinan masyarakat. 

Sebenarnya masyarakat sudah dihimbau untuk terus mengikuti protokol kesehatan dalam upaya menghentikan. Bahkan melalui pihak keamanan melakukan upaya paksa. Namun, sampai saat ini belum 100% berhasil. Masih banyak yang mengabaikannya.

Beberapa akademisi dan praktisi kesehatan menyatakan bahwa kedisiplinan masyarakat sangat efektif dalam memutus mata rantai penyebaran covid-19. Sehingga, beberapa daerah yang massif penyebaran atau daerah pusat episentrum melakukan pembatasan sosial. Itupun belum begitu efektif.

Artinya, tingkat kedisiplinan masyarakat masih rendah. 

Tapi dalam hal ini masyarakat tidak dapat disalahkan. Banyak faktor penyebabnya. Masyarakat tidak ada pilihan lain. Ketika hajat hidup tidak begitu terjamin 100%, mungkin kedisiplinan dapat terabaikan. Andaikata kebutuhan hidup bukan sebuah permasalahan kedisiplinan selama covid-19 bukan permasalahan juga.

Kendatipun demikian, harus diakui juga kebiasaan dan tingkat kesadaran masyarakat dalam berdisiplin sangat berpengaruh. Bila kebiasaan masyarakat dalam berdisiplin tinggi tingkat positif covid pasti akan rendah. 

Selain itu, kepadatan penduduk suatu daerah dengan mobilisasi yang tinggi punya kontribusi penyebab tingginya positif Covid.

Perlu menjadi catatan penting bahwa meskipun vaksinasi sudah dilakukan tetapi belum tentu Covid-19 berlalu begitu saja. Apalagi vaksin belum ada yang menjamin 100% ampuh. 

Tetaplah disiplin masyarakat dalam mengikuti prokes adalah hal yang utama dan paling ampuh memutus penyebaran covid-18.  Apalagi, saat ini sudah dibayang-bayangi mutasi virus corona yang lebih cepat penyebarannya dan lebih resisten. Semoga dengan disiplin tinggi mengikuti prokes, Indonesia baik-baik saja. #djhst.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun