Mohon tunggu...
Djamaluddin Husita
Djamaluddin Husita Mohon Tunggu... Lainnya - Memahami

Blogger, Ayah 3 Putra dan 1 Putri. Ingin menyekolahkan anak-anak setinggi yang mereka mau. Mendorong mereka suka membaca dan menulis (Generasi muda harus diarahkan untuk jadi diri sendiri yang berkarakter).

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pemberitaan Mesum Gisel Cukup Sampai di Sini Saja

2 Januari 2021   19:33 Diperbarui: 2 Januari 2021   19:38 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Heboh adegan mesum 19 detik mirip GA pada awalnya begitu misteri. Sampai-sampai beberapa ahli telematika memberi analisisnya. Mungkin takut kena UU ETE mereka tidak berani menyampaikan fakta yang sebenarnya. 

Bila membaca analisis Roy Suryo lewat teweepnya, sebenarnya tidak ada prediksi pasti. Tapi Roy mengatakan "tetap harus memegang prasangka tak bersalah" saat itu. 

Saat ini tak ada yang misteri lagi karena pihak kepolisian telah memastikan bahwa pelaku utama adalah artis yang selama ini dianggap mirip atau yang dimiripkan yaitu GA (Gisel Anatasya) bersama seorang pria yang berinisial MYD. 

Menurut kepolisian, pelaku mengaku sendiri bahwa mereka pelaku utama dan sudah ditetapkan sebagai tersangka. Menurut tersangka video itu direkam di sebuah hotel di Medan pada tahun 2017.

Namun, yang perlu diprihatinkan adalah pemberitaan tentang Gisel beserta teman kencannya itu kelihatan semakin menjadi-jadi. Saban waktu muncul pemberitaan di timeland hand phone. Kelihatan media berlomba-lomba mengulik habis-habisan kedua bintang di video 19 detik tersebut.

Saya yakin, berita terutama tentang Gisel belum akan berakhir. Sebab, menurut pihak kepolisian Gisel akan diperiksa sebagai tersangka pada tanggal 14 Januari 2021 dan akan terus berlanjut.

Sebenarnya, pemberitaan seperti berseri itu adalah hak media yang memberitakan. Tetapi perlu juga kearifan bahwa pemberitaan tersebut memberi efek pada lingkaran keluarga yang bersangkutan. Apalagi, budaya timur kita yang cenderung tertutup pada kejadian seperti itu.

Begitu pula klasifikasi pembaca kelihatan bukan orang dewasa saja juga yang dibawah umur. Sebab, dunia digital saat ini bukan hanya dimiliki oleh kaum dewasa saja. Apalagi para pelajar mulai dari kelas IV SD sudah ada gadget sendiri untuk pembelajaran daring.

Akibat kepada anak-anak yang mungkin sempat mengikuti pemberitaan itu juga tidak baik dan juga tidak sehat.

Melihat pemberitaan itu cukup gencar, apakah tidak pemberitaan lain yang perlu diangkat?. 

Kita akui, para media juga tahu, salah satu berita yang mampu meraup keuntungan besar adalah berira penuh penasaran seperti ini. Apalagi pelakunya adalah publik figur seperti Gisel. Semakin banyak yang klik semakin banyak keuntungan yang diperoleh. 

Tetapi, sekali lagi apakah hanya keuntungan finansial saja  yang dicari? Bukankah karekter bangsa juga tumbuh melalui media? #djhst

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun