Mohon tunggu...
Djamaluddin Husita
Djamaluddin Husita Mohon Tunggu... Lainnya - Memahami

Blogger, Ayah 3 Putra dan 1 Putri. Ingin menyekolahkan anak-anak setinggi yang mereka mau. Mendorong mereka suka membaca dan menulis (Generasi muda harus diarahkan untuk jadi diri sendiri yang berkarakter).

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

"Tetamu" Lebah Datang

5 Januari 2018   09:12 Diperbarui: 5 Januari 2018   14:14 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tak dapat dibayangkan bagaimana caranya bila menerima tetamu datang dalam jumlah cukup banyak. Tentu sangat merepotkan apalagi tidak ada kabar berita sebelumnya terlebih dahulu.

Tetapi tidak boleh tidak harus dihadapi. Karena tetamu sudah di depan mata dalam cukup yang banyak.

Awalnya memang terkejut. Apalagi salah satu anak laki-laki saya terengah-engah memanggil saya. Sepertinya sangat terkejut karena dia belum pernah melihatnya. Sebab, sebelumnya anak saya ini asyik bermain sendiri dengan bolanya.

"Ayah, banyak sekali ayah" begitu teriaknya. "Dia berhenti di sini". Sambil menujuk. Saya melihat ke arah yang dia tunjuk. "Ooo..." begitu gumam saya. Ternyata ini yang dia maksud.

"Sudah, jangan ganggu. Biarkan dia di situ". Mencoba menenangkannya.

Ternyata, tetamu yang datang itu adalah segerombolan lebah. Tentu dapat dibayangkan bagaimana paniknya anak saya melihat lebah-lebah itu cukup banyak sebelum berkumpul di salah satu tahan pohon mangga di depan rumah.

"Nggak, apa-apa dek. Biasa lebah-lebah hinggap beberapa hari. Nanti dia akan terbang lagi, "jelas saya. "Tapi..., jangan diganggu, "lanjut saya lagi. Takut anak saya ini melempari lebah-lebah itu.

Saya jelaskan pada anak saya bahwa kalau lebah-lebah itu diganggu dia akan terusik. Lalu dia akan membalas. Bila salah satu sudah menggigit maka yang lain akan ikut.

Lalu saya ceritakan kisah waktu saya kecil bahwa ada tetangga yang dikejar-kejar lebah. Padahal dia tidak menganggu lebah-lebah tersebut. Tetapi lebah itu telah terlebih dahulu diganggu oleh orang lain. 

Kebetulan dia lewat maka salah satu menggigitnya dan lain ikut. Sampai-sampai yang digigit lebah itu pingsan. Tapi untung ada orang membantu dengan menyalakan api sehingga lebah-lebah sebagian mati dan sebagian lari menjauh. Kalau tidak mungkin ceritanya akan lain.

Kemudian saya jelaskan bahwa madu-madu yang kamu minum hampir tiap hari itu berasal dari lebah ini. Kalau dulu madunya diambil di hutan-hutan. Mengambilnya pakai pawang lebah. Umumnya diambil madunya malam hari menghindari gigitannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun