Mohon tunggu...
Djamaluddin Husita
Djamaluddin Husita Mohon Tunggu... Lainnya - Memahami

Blogger, Ayah 3 Putra dan 1 Putri. Ingin menyekolahkan anak-anak setinggi yang mereka mau. Mendorong mereka suka membaca dan menulis (Generasi muda harus diarahkan untuk jadi diri sendiri yang berkarakter).

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Guru "Zaman Now" Berperang dengan Gadget

25 November 2017   06:45 Diperbarui: 25 November 2017   09:38 911
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Semakin canggih perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi semakin mempengaruhi proses pendidikan di lembaga-lembaga pendidikan. Pengaruh itu ada yang berdampak baik dan juga ada yang berdampak kurang baik atau malah buruk. Dampak tersebut langsung pada kerja guru.

Dampak baik dari perkembangan teknologi dan informasi misalnya saat awalnya munculnya komputer. Kemunculan komputer dapat dikatakan seperti era revolusi prancis. Komputer sangat membantu guru terutama membuat persiapan sebelum proses belajar mengajar berlangsung.

Kenapa tidak, pada saat sebelum ada komputer guru menulis rencana pembelajaran (dulu dikenal dengan tujuan instruksional umum dan khusus) menggunakan cara sangat manual yaitu menggunakan tulisan tangan. Paling-paling yang tercanggih saat itu mengunakan mesin ketik biasa. Kemudian masalah yang sering muncul adalah bila ada kesalahan-kesalahan setelah semua selesai ditulis atau diketik harus di tulis atau diketik ulang. Karena tidak mengenal perintah delite kecuali dihapus menggunakan stippo (lak).

Setelah kemunculan komputer (meskipun saat pertama kali menggunakan DOS dan CW) problematika yang dihadapi guru sedikit agak berkurang. Meskipun, belum punya komputer sendiri bisa dirental atau meninta bantuan orang untuk mengetik. Kemudahannya adalah bila ada yang luipa ketik atau salah dapat diedit tanpa harus mengetik ulang.

Setelah itu muncul komputer yang canggih dengan kemudahan-kemudahan yang lain misalnya ada fasilitas scaning. Kemudian, muncul USB yang bisa dicopy atau disimpan yang sudah diketik atau minta copy punya teman sehingga tidak dilakukan dari awal. Hanya mengedit saja sehingga semuanya selesai.

Lalu kemudian muncul internet, ini yang semakin membantu para guru dalam mempersiapkan  proses belajar mengajar. Sebab, internet memiliki fasilitas download sehingga semua materi atau Rencana Pelaksanaan Pembelajarn (RPP) sudah tersedia. Guru hanya butuh mesin pencari seperti om google lalu mendownload dan mengkopi paste bahan yang diinginkan. Hanay butuh sedikit diedit, ganti waktu, tempat, alamat dan sebagainya. Maka tanpa butuh waktu lama semua sudah selesai.

Namun, efek buruk pun ada. Guru semakin malas dalam mempersiapkan perencanaan pembelajaran. Misalnya, pada saat RPP dibuat dengan tangan guru tahu dengan detail perencanaan pembelajaran yang dibuat. Sehingga tahu apa saja yang akan diajarkan denan baik dalam kelas. Tetapi dengan hanya mendowload saja semakin tidak tahu perencanaan pembelajaran yang dia buat. Sebab, biasanya, setelah mendownload atau copy paste milik teman tidak membaca ulang yang mendalam. Sehingga materi pelajaran tidak lagi dipersiapkan dengan matang sehingga persiapan guru tidak begitu mendalam. Hal ini akan mempengaruhi kualitas proses belajar mengajar.

Terakhir ini, era zaman now muncullah handphone berandroid atau serin dikenal dengan smartphone. Kemunculan smartphone itu juga semakin memudahkan guru. Sebab, kalau selama ini guru membawa buku dan laptop ke dalam kelas tetapi saat ini hanya dengan smartphone saja. Semua materi pelajaran dapat disimpan atau lansung mendownload di internet.

Berperang dengan Gedget

Seperti yang telah disinggungkan, kemunculan Gadged seperti samartphone dalam dunia pendidikan saat ini memiliki dampak dalam dunia pendidikan. Mungkin bagi guru pekerjaannya semakin praktis dibandingkan zaman sebelumnya. Tetapi juga berdampak pada anak didik. Bagi anak didik tidak memiliki Gadget saat ini soalah-olah menjadi minder. Bahkan ada anak yang bersikap lebih ekstrim yaitu mengancam orang tua untuk tidak sekolah lagi. Sehingga, kadang kala orang tua tidak ada pilihan lain kecuali memberikannya. Maka tidak heran, anak didik mulai dari tingkat SD sampai SMTA memilikinya.

Bila pelajar menggunakan Gadget canggih di sekolah dimanfaatkan untuk mendukung proses belajar tidak jadi masalah. Misalnya mencari materi yang diberikan atau hal-hal lain yang bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun