Mohon tunggu...
Den Ciput
Den Ciput Mohon Tunggu... Penulis - I'm a writer...

Just Ordinary man, with the Xtra ordinary reason to life. And i'm noone without God.. http://www.youtube.com/c/ChannelMasCiput

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Reward Sebelum K-Reward sambil Bangunin Ayam di Pagi Hari

16 September 2021   23:58 Diperbarui: 17 September 2021   02:33 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Halaman Depan Radar Kediri yang memuat profil penulis. Sumber: Dokumen Pribadi.

Kalau dulu dalam setiap serial Lupus, mas Hilman Hariwijaya selalu mengatakan bahwa Lupus tiap pagi di bangunin oleh Abdul Khoir, ayam jago kesayangannya, maka saya tiap pagi hampir selalu membangunkan ayam jago tetangga, karena saya bangun lebih pagi dari ayam Jago tetangga.

Rupanya ada 'upah' untuk pekerjaan kurang berguna itu. Lha, buat apa ayam dibangunin. Pertama, toh dia akan bangun dengan sendirinya. Kedua, kadang ayam pun kurang kerjaan. Ngapain bangun pagi-pagi, lha wong dia nggak perlu cari nafkah. Toh nanti juragannya akan kasih dia makan.

Kalau pun juragannya pelit, toh dia hanya perlu paruh, ceker, untuk sekedar cari makan. Karena yang di perlukan ayam cuma itu, makan. Hal lain selain makan, adalah kawin. Dan kawin pun bisa kapan pun, dimana pun. Nggak perlu prosesi, nggak perlu menafkahi, nggak pula peduli soal pandemi. Itulah ayam.

Tapi kita para manusia nggak bisa kayak gitu. Pertama manusia punya banyak kebutuhan ( selain makan). Setelah makan/pangan, manusia perlu sandang, untuk menutupi aurat. Papan, untuk tempat berlindung. Dan seiring perkembangan jaman, makin bertambah pula kebutuhan manusia (sambil menegaskan kalau manusia nggak pernah puas dengan yang sudah ada). Manusia butuh ngasih makan anak orang sesudah pernikahan ( buat para pria), ngasih makan anak sendiri kalau udah ada anak.

Cukup? Belum!

Selain sandang, pangan, papan, manusia butuh segala tetek bengek yang tidak akan bisa dijelaskan dengan sejuta kata. Manusia perlu alat komunikasi untuk mempermudah berhubungan atau bersosialisasi dengan manusia lain. Manusia buth alat transportasi untuk membantu berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Manusia butuh pengakuan sebagai bagian dari aktualisasi diri. Manusia butuh di perhatikan supaya secara kejiwaan tidak merasa sendiri. Udah, sampai disini saya nyerah untuk menyebutkan satu persatu kebutuhan manusia, walau belum sejuta kata. Itulah manusia.

Maka harusnya manusia bangun lebih dulu daripada para ayam itu. Untuk apa? Yang jelas bukan untuk membangunkan ayam! Karena, sekali lagi, ayam mah santai. Nggak ada kebutuhan, jadi bangun kapanpun nggak masalah!

Jadi kalau manusia bangun lebih dulu dari ayam adalah untuk 'curi start', memulai pekerjaan lebih awal dari yang lain agar dapat hasil lebih.

Dan dari hasil 'curi start', ada banyak manusia dapat reward lebih. Dapat rezeki lebih. Termasuk kumpulan tulisan-tulisan saya yang yang saya awali dari cerpen, di olah kesana kemari dan jadilah Novel. Semua di luar ekspektasi saya. Bahwa di sela-sela nunggu duit K-reward, tapi nggak kunjung dapat, akhirnya Kompasiana saya jadikan ajang latihan menulis saya. Untuk semakin mempertajam mengolah kata demi kata sehingga menghasilkan tulisan yang enak dibaca. Semuanya saya lakukan pagi hari, sebelum gerombolan ayam berkokok.

Foto: Novel Karya Penulis mejeng di Martin Place, Sydney. Sumber: Dokumen Pribadi.
Foto: Novel Karya Penulis mejeng di Martin Place, Sydney. Sumber: Dokumen Pribadi.

Setelah jadi, saya menjualnya secara independen. Semua saya lakukan sendiri, mulai dari pembiayaan cetak, desain sampul, sampai pengurusan ISBN.

Puji Tuhan, saat asyik saya menawarkan novel secara online kesana kemari, saya ingin menulis sesuatu. Kebetulan pas ada bahan, yaitu ketika ada seorang Tenaga Kerja Wanita asal Kota Kediri, Jawa Timur, membuat 'sensasi' di Hongkong dengan cara mengaku sebagai keturunan salah satu kerajaan di negeri ini, entah kerajaan mana, dan aksinya itu diiringi tipu menipu yang menimbulkan banyak kerugian ( materi) dan korban. Sampai pada akhirnya si wanita tersebut tertangkap Interpol di Kuala Lumpur. 

Beritanya santer di South Morning China Post, sebuah koran berbahasa Inggris terbitan Hongkong. Lalu saya mengulasnya ulang di salah satu Group komunitas orang Kediri di Facebook. Sontak kejadian itu mengejutkan banyak warga Kediri, hingga tulisan itu terendus seorang Jurnalis, lalu menghubungi saya. Tanpa basa-basi dia tanya, " Apa Anda penulis?"

Saya jawab, " Iya."

" Apa Anda sudah nulis buku? " lanjutnya.

" Sudah, kebetulan baru terbit, " jawab saya lagi.

Akhirnya entah bagaimana, saya di wawancarai untuk konten feature di Jawa Pos Radar Kediri, tentang saya dan novel saya.

Foto: Novel Penulis di bawa ngeceng kesini juga. Sumber: Dokumen Pribadi.
Foto: Novel Penulis di bawa ngeceng kesini juga. Sumber: Dokumen Pribadi.

Namanya saya ini orang dari kampung yang hidup di belantara ibukota, begitu ada berita saya nongol di koran, warga sekampung pun ramai dan penasaran. Akhirnya justru Novel saya laris di kampung halaman sendiri, dan semua di luar ekspektasi saya!

Novel yang saya gadang-gadang untuk saya jual online kecil-kecilan sebagai bentuk aktualisasi diri itu akhirnya justru terjual laris di kampung halaman, dan beberapa eksemplar ke Sydney,Kota tempat setting background tempat Novel itu saya buat.

Itulah Reward saya selama beberapa tahun nulis di KOMPASIANA. Bukan K-reward, karena mungkin belum dapat rezeki dari Kompasiana ( satu saat pasti dapat K-reward), tapi justru dari sumber lain yang masih ada hubungan dengan tulis menulis.

Bisa juga itulah upah membangunkan ayam tiap pagi. Kukuruyuuukkkk!!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun