Mohon tunggu...
Den Ciput
Den Ciput Mohon Tunggu... Penulis - I'm a writer...

Just Ordinary man, with the Xtra ordinary reason to life. And i'm noone without God.. http://www.youtube.com/c/ChannelMasCiput

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sistem Zonasi: Pemerataan yang Terganjal Kurang Meratanya Pembangunan Infrastruktur

4 Juli 2019   01:32 Diperbarui: 4 Juli 2019   02:46 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: SMP Negeri 2 Ngancar (Sumber : Data Sekolah Kemendikbud)

Setelah sebelumnya saya tulis bahwa " Sistem Zonasi, Mewujudkan Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia," (Kompasiana 21 Juni 2019), sekarang saatnya saya tulisan kajian lebih lanjut dengan melibatkan narasumber yang terlibat secara langsung dalam penerapan sistem Zonasi.Supaya tidak ada kesan bahwa tulisan saya hanya sekedar teori belaka.

Tentang Pemberlakuan Sistem Zonasi
Pendaftaran siswa dengan Zonasi sebenarnya telah diberlakukan beberapa tahun silam. Tapi kali ini komposisinya  diubah. Dengan porsi lebih besar untuk siswa 'zona lokal'.

Seperti halnya sistem baru lainnya, dan yang sudah-sudah, pasti ada yang dirugikan, ada pula yang diuntungkan. Dampak positif ada, negatif juga ada.

Seperti dugaan saya sebelum menemui nara sumber, ternyata nara sumber yang seorang guru tersebut mengeluhkan hal yang sama seperti apa yang saya tulis sebelumnya. Yaitu perlu adaptasi dengan siswa yang punya kemampuan yang berbeda, lebih bervariasi.

Tantangan Guru menghadapi Sistem Zonasi
Kalau dulu mungkin guru di sekolah favorit cukup 'nyaman', karena sudah terbiasa mendidik siswa-siswi yang punya kemampuan menangkap pelajaran dengan bagus, maka dengan pemberlakuan, sistem Zonasi ini, setidaknya ada tantangan tambahan, yaitu hadirnya siswa-siswi dengan kemampuan menangkap pelajaran lebih rendah.

" Tantangan guru yaitu harus siap untuk lebih memaksimalkan waktu belajar anak didik yang pada dasarnya mempunyai kemampuan yang sangat berbeda dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang PPDB nya berdasarkan nilai/Nun," Ungkap Dwi Ishendrawati, S.S., salah satu guru senior di sebuah Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kabupaten Kediri.

"Dan dengan adanya sistem zonasi yang diperbesar porsi ya, mematahkan semangat anak untuk belajar lebih giat untuk mendapatkan nilai yang bagus yang harapan kedepannya bisa masuk sekolah negeri favorit." Pungkasnya.

Kurang meratanya jumlah unit sekolah

Satu hal lagi yang patut dikhawatirkan adalah, sistem ini akan 'mengganjal' langkah siswa berprestasi untuk masuk sekolah unggulan karena alasan jarak yang tidak menenuhi syarat Zonasi.

Kendala lain yang tak kalah penting adalah menyangkut daerah yang tergolong terpencil, tapi sarat dengan siswa berprestasi.

Seperti di kecamatan Ngancar Kabupaten Kediri misalnya, yang hanya ada dua unit SMP Negeri, tanpa ada SMA Negeri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun