Apa yang ada di benak Sampean ketika dengar kata Lontong? Cak Lontong? ( Huss...ngawur!)Lontong adalah makanan berbahan dasar beras yang dibungkus daun pisang atau plastik lalu direbus sehingga membuat bongkahan nasi. Lontong adalah masakan khas jawa. Bersaudara dengan ketupat, karena beda cara bungkusnya dengan bahan dasar yang sama, yaitu beras. Lontong juga punya 'sepupu', namanya lemper.
Kenapa saya sebut sepupu?
Karena lemper terbuat dari beras Ketan, dengan beragam isian, tapi yang paling sering kita jumpai adalah daging ayam giling.
Lalu lebih tua mana, lontong atau ketupat?
Jawabannya adalah ketupat. Menurut beberapa sumber, pertama kali yang mengenalkan ketupat adalah Sunan Kalijaga. Pada perkembangannya, untuk mempermudah pembuatan, masyarakat saat itu mengganti bungkus ketupat yang terbuat dari daun kelapa (janur), dengan daun pisang yang lebih mudah didapat dan lebih gampang membuatnya
Ketupat punya nama lain, yaitu Kupat. Diyakini, inilah nama asli ketupat. Karena ketupat dikenalkan secara simbolik pada perayaan Idul Fitri sebagai kependekan dari kata Ngaku lepat. ( Jawa: Mengaku salah)
Kembali masalah Lontong
Karena lontong sifatnya main course, maka lontong biasa disantap dengan berbagai varian lauk.
Ada yang mencampurkan dengan Tahu goreng yang dipotong dadu dan diberi saus kacang dan kecap, lalu dinamakanlah Tahu Lontong. Â Ada pula namanya lontong sayur. Yaitu Lontong yang disajikan dengan sayur lodeh dengan berbagai varian lauk.
Masyarakat Jawa timur, biasa pula menyantap lontong dengan Soto atau Bakso. Karena campuran Mie pada Bakso dirasa kurang mengenyangkan.
Selain bisa ditemui di Indonesia, lontong bisa juga ditemukan di Malaysia ataupun Brunai.
Cap Go Meh
Lalu ada pula Lontong dicampur Opor ayam, sambal goreng ati, sayur lodeh, dan bubuk koya, maka jadilah masakan setengah Tionghoa.
Lho?
Lha iya, lha wong namanya jadi lontong Cap Go meh. Dan penyajiannya juga pas malam tanggal  lima belas penanggalan Cina sejak Imlek. Cap Go Meh disadur dari Bahasa Hokkian, artinya Cap Go, Lima Belas. Dan Meh, yang artinya malam.
Dahulu waktu kecil saya pernah hidup di kota Tuban. Sebuah kota kecil di Pantai Utara Pulau Jawa. Nah, hidangan lontong dengan sayur Lodeh ini sudah lumrah ditemui tiap hari.
Tapi masyarakat Jawa di Tuban menyebut lontong Lodeh. Sebenernya Lontong Cap Go Meh juga lontong Lodeh biasa sih.
Tapi Lontong dipakai ganti masyarakat Tionghoa yang umumnya bermukim di pantai utara Pulau Jawa untuk perayaan Cap Go Meh. Yaitu malam tanggal 15 setelah perayaan Imlek.
Jadi kalau ketupat dipakai hidangan khas Idul Fitri, maka lontong dipakai hidangan khas paska imlek.
Sekarang Lontong Cap Go Meh banyak ditemui pada hari-hari biasa, tak harus nunggu lima belas hari setelah Imlek..
Sampai disini tentu ada keterkaitan satu sama lain, Idul Fitri, Cap Go Meh, Ketupat dan Lontong.
Walaupun menjadi hidangan Imlek ( Tahun baru Cina), Anda tak akan menemukan Lontong di Negeri Cina ( Tiongkok). Karena Lontong Cap Go Meh hanya ada di Indonesia. Sebagai bagian dari proses akulturasi budaya antara Masyarakat Tionghoa dan Jawa.
Hal itu karena keberadaan Lontong menggantikan Yuan Xiao ( Bola beras).
Betapa kaya Indonesia dengan warisan Budaya dan Kulinernya.
