Mohon tunggu...
Den Ciput
Den Ciput Mohon Tunggu... Penulis - I'm a writer...

Just Ordinary man, with the Xtra ordinary reason to life. And i'm noone without God.. http://www.youtube.com/c/ChannelMasCiput

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Cerita Soto

1 Oktober 2018   00:21 Diperbarui: 13 September 2021   23:28 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : Soto Daging Lamongan (Sumber gambar: Foursquare)

Banyak yang bilang soto adalah masakan khas Indonesia.
Benarkah demikian?
Mari kita kupas bersama.

Berbentuk sup, dengan isian utama daging ayam atau sapi. Hampir diseluruh Indonesia ada soto. Biasanya olahan Soto disesuaikan dengan selera lokal. Maka ada sebutan Soto sesuai daerah. Ada Soto Lamongan, Soto Kudus, Soto Madura, Soto Padang, Soto Makasar. O ya, di makasar Soto disebut juga Coto.

Nah, apa bedanya Soto dengan Coto?
Kalau Soto pakai daging Sapi, kalau Coto pakai daging Capi. Husshhh...bacanda.

Soto ini masakan paling populer (nurut opini saya), terutama di Jawa. Rasa soto Segar, hangat rempah begitu meresap, aromanya harum...hhmmm, Yummy.
Saking terkenalnya, Soto ini ada di Suriname lho! Disana disebutnya Saoto. Tapi Saoto atau Soto di Suriname disebut makanan khas Jawa. Nggak salah sih, karena Soto di Suriname dibawa oleh penduduk etnis Jawa yang dulu bekerja sebagai Kuli Kontrak.

Asal-muasal Soto
Soto ini sebebernya bukan masakan yang berasal dari Jawa atau Indonesia. Soto adalah masakan khas China. Tapi pas disini diadaptasi dengan lidah lokal supaya pas dengan lidah kita.

Nama Soto aslinya adalah Caudo. Karena dalam aksara Tiongkok 'D' dilafalkan 'T', maka sebutannya Cauto, lalu berkembang menjadi Sauto, karena huruf C pada ejaan lama dilafalkan sebagai 'si', mirip dengan pelafalan 'S'. Lalu supaya gampang diucapkan dengan kata Soto, supaya lebih simpel dalam pengucapan. Jadi sebutan Saoto yang diucap orang Suriname nggak salah. Malah lebih mendekati bahasa asli.

Sebenernya kalau kita cermati, Soto ini masih sangat kental tradisi kuliner Tionghoa.
Irisan bawang putih yang digoreng kering, juga merupakan jejak budaya Tionghoa. Cara memasak seperti ini jelas merupakan selera Tionghoa, seperti ditemukan di masakan Tionghoa Pontianak. Masakan Jawa biasanya menggunakan bawang merah, bukan bawang putih, untuk digoreng kering dan digunakan sebagai pelengkap.

Cara menjajakan dengan pikulan adalah salah satu akulturasi yang terjadi. Pikulan ini sering dipakai oleh orang Tiongkok, namun untuk sejarahnya sendiri kurang diketahui oleh penulis. Saat orang Tiongkok bertransmigrasi ke sini orang Cina banyak yang berjualan soto dengan cara dijajakan berkeliling.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun