Malam telah tiba dan benih-benih kehilangan mulai muncul menghiasi kekosongan hati didalam dada.
Malam ini juga secangkir kopi berbincang nyaman dengan ku, berbisik pelan "tal selalu, tak selamanya rasa pahit identik dengan kopi" bertanya ku padanya "lalu apa?" Â Terlontar halus, tersirat singkat,jelas dan menggeliat perut mendinginkan suasana dari sebuah rasa ditinggalkan seseorang sahabat. "Lalu apa?" Tanyaku. "Ko pilih dia daripada ku".
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!