Mohon tunggu...
Muhammad Yusuf Bachtiar
Muhammad Yusuf Bachtiar Mohon Tunggu... Editor - Mahasiswa

Saya seorang mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peran Pendidik PAUD dalam Menumbuhkan Pendidikan Karakter melalui Metode Pembelajaran

22 Oktober 2019   22:01 Diperbarui: 22 Oktober 2019   22:07 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Usia dini merupakan usia dimana yang tepat untuk diberikan berbagai konsep kehidupan sebagai bekal di kehidupan selanjutnya. Semenjak seorang manusia lahir dari rahim ibu sampai ia dapat hidup mandiri memerlukan waktu yang sangat panjang dibanding dengan makhluk hidup lainnya.

Anak merupakan pilar bangsa. Masa depan negara sangat di tentukan oleh masa depan anak itu sendiri. Untuk membentuk seseorang yang sukses serta berhasil perlu adanya bimbingan dari seorang guru atau pendidik yang mana di harapkan mampu membimbing serta menumbuhkan perilaku dan karakter yang baik.

Dengan begitu masa depan anak tersebut bisa gemilang serta dapat membanggakan seluruh kalangan dari orang tua sampai Negara Kesatuan Republik Indonesia

Pembentukan tingkah laku dan karakter seseorang di mulai sejak ia lahir seiring dengan perkembangan dan penyesuaian terhadap lingkungan.namun tiak semua anak dapat melewatinya dengan baik, sehingga munculah perilaku dari seorang anak yang di nilai kurang baik serta menyimpang, berkaitan dengan hal ini Saya akan memberi beberapa pemaparan mengenai peran pendidik dalam membimbing anak khususnya PAUD berdasarkan metode pembelajaran yang sesuai dengan metode seta psikologi pendidikan.  

Sebelum masuk ke inti permasalahan yang akan dibahas perlu kita ketahui mengenai apa itu psikologi pendidikan. psikologi pendidikan adalah salah satu cabang dari ilmu psikologi yang fokus mempelajari tentang cara memahami pengajaran dan pembelajaran dalam lingkungan pendidikan.

Ada juga yang menjelaskan bahwa psikologi pendidikan adalah ilmu pengetahuan dan ilmu terapan yang menguraikan berbagai kegiatan manusia dalam hubungannya dengan situasi pendidikan. Salah satu contohnya adalah mempelajari bagaimana cara menarik perhatian siswa sehingga mereka lebih mudah menerima pelajaran yang diajarkan.

Dari penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa psikologi di bidang pendidikan dimaksudkan untuk mempengaruhi kegiatan pendidikan sehingga proses pembelajaran dan belajar-mengajar dapat berlangsung lebih efektif dengan memperhatikan respon kejiwaan dan tingkah laku peserta didik.

Keberhasilan pendidikan dapat di tunjukkan dari kualitas pendidikan yang ada, dimana kualitas pendidikan itu meliputi kualitas proses maupun kualitas lulusan. Jadi pendidikan dikatakan baik serta menghasilkan output yang berkualitas.

Salah satu cara agar proses pembelajaran berlangsung dengan lancar adalah dengan adanya metode metode pembelajaran yang sesuai.metode sendiri adalah suatu alat dalam pelaksanaan pendidikan.
Menurut H. Carl Wrtherington, dalam bukunya  "educational Pshychology", bahwa metode-metode pokok dalam psikologi pendidikan adalah:
1. Metode Experimental
Istilah eksperimen (percobaan) dalam psikologi,dapat diartikan sebagai suatu pengamatan secara teliti terhadap gejala-gejala jiwa yang kita timbulkan dengan sengaja. Hal ini dimaksudkan untuk menguji hipotesa pembuat eksperimen tentang reaksi-reaksi individu atau kelompok dalam situasi tertentu. Tujuan metode ini untuk mengetahui sifat-sifat umum dalam gejala kejiwaan.
2. Metode Questioner
Metode ini adalah suatu rangkaian pertanyaan yang berhubungan dengan topik-topik psikologis,sosial,pendidikan,dan lain sebagainya yang ditunjukkan atau diberikan kerpada suatu kelompok individu,dengan objek untuk ,memperoleh data dengan memperhatikan masalah-masalah tertentu yang terkadang dipakai untuk tujuan-tujuan diagnostic atau untuk menilai ciri-ciri kepribadian.
3. Metode Klinis
Metode klinis adalah jenis metode dalam psiologi yang berusaha menyelidiki sejumlah individu yang memiliki kelainan-kelainan secara teliti dan intensif serta dalam batas waktu yang lama (shalahuddin,1990:25). Ada beberapa macam cara dalam metode klinis yang di gunakan untuk menyelesaikan masalah di antaranya: studi kasus klinis,studi kasus perkembangan,cara longitudinal,cara cross sectional (Prabowo dan Puspitasari dalam Gunadarma, 2002: hlm 10)
4. Metode Case Study
Adalah suatu catatan tentang pengalaman seseorang, penyakit yang pernah di derita, pendidikan, lingkungan, perawatan dan pada umumnya juga semua fakta yan relevan untuk masalah-masalah tertentu yang tersangkut dalam suatu kasus medis atau klinik.
Metode ini dapat berhasil dengan baik apabila observasi dan pencatatan data-datanya di lakukan dengan sebaik-baiknya. Adapaun yang di observasi dan di catat adalah data tingkah lakunya bukan interpretasi dari kelakuan tersebut.
5.Metode Instropeksi
Merupakan metode penelitian dengan cara melakukan pengamatan ke dalam diri sendiri yaitu dengan melihat keadaan mental pada waktu tertentu.
Metode ini di pakai dan dikembangkan dalam disiplin psikologi oleh kelompok strukturalisme. Mereka mendefinisikan psikologi sebagai ilmuyang mempelajari tentang pengalamn-pengalaman  sadar individu. Disini individu mengamati proses mental, menganalisis dan kemudian melaporkan perasaan yang ada dalam dirinya (Prabowo dan Puspitasari dalam Gunadarma,2002: hlm 9)


          Demikian hal tersebut beberapa metode dalam psikologi pendidikan menurut para ahli,selanjutnya akan dibahas mengenai manfaat mempelajari ilmu psiklogi pendidikan. Banyak sekali manfaat yang di peroleh dari mempelajari psikologi pendidikan diantaranya : merumuskan tujuan pembelajaran secara tepat,memilih strategi atau metode pembelajaran yang sesuai,memberikan bimbingan atau bahkan konseling,memfasilitasi dan memotivasi belajar peserta peserta didik,menciptakan iklim belajar yang kondusif,berinteraksi secara tepat dengan sisiwanya, serta menilai hasil pembelajaran secara adil (Stefanus Marbun, psikologi pendidikan, Uwais Inspirasi Indonesia, 2018: hlm 26)
Ar-Raisul Karama Arifin (2014:hlm 2) menyatakan bahwa:
"Pendidikan karakter adalah pendidikan yang baik sebagai bentuk tindakan pencegahan yang
utama bagi resiko perilaku buruk dan juga dapat membangun karakter yang positif. Keefektifan pendidik merupakan upaya peningkatan akan metode evaluasi terhadap peran pendidik. Berdasarkan studi lapangan awal, ditemukan bahwa PAUD Anak Saleh
memiliki pendidikan karakter yang khas. Pendidikan karakter berhasil diterapkan disebabkan
peran pendidik yang berkarakteristik pendidik yang efektif, hal ini didukung dengan penerapan
metode pembelajaran berbasis sentra dan lingkaran. Informan dalam penelitian ini terdiri atas 3
pendidik PAUD Anak Saleh dan 2 informan sebagai significant other. Tipe penelitian ini adalah kualitatif. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis tematik dengan
melakukan koding terhadap hasil transkrip wawancara dan didukung oleh teknik observasi
serta studi dokumentasi sebagai data sekunder yang kemudian di analisis."
Pendidik anak usia mempunyai tugas yang sangat kompleks dalam menghadapi anak yang masih dalam usia muda. Tugas mendidik anak usia dini tidaklah mudah, karena anak belajar dari apa yang dilihat, didengar, dan dirasakannya. Sebelum meminta anak berperilaku moral yang baik, terlebih dahulu pendidik PAUD memiliki perilaku positif yang dapat dilihat dan ditiru anak. Sementara pendidikan moral selama ini yang dilakukan di sekolah lebih banyak menerapkan konsep dan teori saja. penerapan dalam bentuk perilaku masih kurang mendapat perhatian.
Pendidik merupakan sebutan untuk seseorang yang berprofesi sebagai pendidik (Munandir, 2001) atau orang yang mendidik. Dalam konteks penelitian ini yang dimaksudkan sebagai pendidik adalah guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Guru PAUD yang dimaksud adalah PAUD formal yang terdiri dari TK/RA (PP. 19/2005: pasal 30: 1). Menurut Permendiknas Nomor 58 Tahun 2009 Tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini, disebutkan bahwa pendidik anak usia dini adalah professional yang bertugas melaksanakan proses pembelajaran, dan menilai hasil pembelajaran serta melakukan pembimbingan, pengasuhan, dan perlindungan anak didik. Guru PAUD dipersyaratkan memiliki kualifikasi dan kompetensi. Dalam Undang-undang RI Nomor 14 Tahun 2005 pasal 4 dikatakan bahwa guru sebagai tenaga profesional berfungsi untuk meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran (learning agent) adalah peran guru atau pendidik antara lain sebagai fasilitator (facilitator), pemotivasi (motivator), pemacu perekayasa pembelajaran (to drive of instructional engginering), dan pemberi inspirasi belajar (inspiring learning) bagi peserta didik yang berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Sebagai fasilitator maka pendidik memiliki peran dalam memberikan kemudahan belajar (facilitate of learning) kepada seluruh peserta didik, agar dapat belajar dalam suasana yang menyenangkan (joyfull) gembira (happy/fun), penuh semangat (morale/anthusias), tidak cemas (un nervous), dan berani mengemukakan pendapat secara terbuka (confident to open opinion). Callahan dan Clark, (1988, dalam Mulyasa, 2007) mengemukakan bahwa motivasi adalah tenaga pendorong atau penarik yang  menyebabkan adanya tingkah laku kearah suatu
tujuan tertentu. Oleh karena itu, pendidik sebagai pemotivasi harus mampu membangkitkan
motivasi belajar (growing of learning motivation) peserta didik sehingga tujuan dari proses belajar mengajar dapat tercapai.( Ar-Raisul Karama Arifin , 2014: hlm 2)

       Peran guru sebagai pemberi inspirasi belajar (to giving learning inspiration), mempersyaratkan guru untuk mampu memerankan diri sebagai sosok yang memberikan inspirasi pembelajaran bagi peserta didik (inspiring teaching for student), sehingga kegiatan belajar dan pembelajaran dapat membangkitkan berbagai pemikiran, imajinasi, kreativitas, gagasan, dan ide-ide baru (Mulyasa, 2007; Arifin, 2010). Selain dalam konteks pembelajaran maka guru harus mampu memberikan contoh yang baik dalam hidup dan berbudaya (uswatun hasanah). Guru harus mampu membangkitkan kebesaran diri peserta didiknya dengan memiliki kebesaran diri atau rasa percaya diri (self confident) tersebut. pendidik efektif bagi anak usia dini yang didasarkan pada kombinasi antara pengetahuan (knowledge) , kemampuan (skill), dan karakteristik personal (characteristic) yang diungkapkan oleh Katz (1993), antara lain passion pada anak-anak dan pengajar, tekun (perseverance),berani mengambil resiko,pragmatis,sabar,fleksibel,hormat (respect),kreatif,otentik, menyukai belajar (love of learning). Pada anak-anak terutama usia dini sangat membutuhkan hal-hal tersebut karena mereka sangat membutuhkan seorang pendidik yang memiliki kriteria seperti yang telah di sebutkan, sebab apabila pendidik tidak memiliki kriteria tersebut maka anak-anak akan merasa kesulitan untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Pada anak kecil, mereka belum memiliki karakter yang sepenuhnya jelas, mereka masih memiliki karakter yang berubah-ubah, pada usia ini perkembangan mental seorang anak berlangsung sangat cepat. Pada usia itulah anak menjadi sangat sensitive dan peka mempelajari suatu yang dilihat, dirasakan, dan didengarkan dari lingkungannya.  dalam hal ini peran seorang pendidik sangatlah penting serta berpengaruh terhadap karakter anak didik. Apa yang di ajarkan oleh para pendidik berpengaruh besar terhadap karakter yang terbentu dalam diri anak pada saat masuk masa dewasa nanti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun