Tiap malam saya ke Kandangan. Usai shalat Isya di rumah saya langsung pergi ke Kandangan. Ke Rumah Sakit (RS) Brigjend H Hassan Basery (BHHB) Kandangan. Bermalam menunggui Acil saya dari pihak Ayah, Hj Asmiati binti Suliman, atau Umanya Madan, yang dirawat di sana.
Memang di sana sudah ada Madan, anaknya, jadi kami berdua menunggui. Saya maras kalau Madan sendirian menunggui ibunya. Walau di ruang itu ada juga keluarga pasien menunggui keluarganya yang dirawat.
Kami berada di Ruang Penyakit Dalam (RPD) Al Qadr Lantai II Kamar 12. Letaknya saya rasa cukup jauh dari pintu utama masuk RS. Mungkin sekitar 300 meteran.
Butuh puluhan menit berjalan kaki untuk sampai di sana, setelah memarkir sepeda motor, di tempat biasa yang sudah disediakan, sisi kiri halaman depan RS. Acil saya dirawat di RS karena penyakit serba kuning, orang bilang lever.
Jarak Angkinang Selatan ke RS BHHB Kandangan sekitar 10 kilometer. Menggunakan motor butut ke sana, dengan jarak tempuh sekitar 30 menit lebih. Ada banyak perubahan yang saya lihat. Saat datang menuju RS, maupun saat pulang menuju rumah. Banyak bangunan baru.
Di pusat kota Kandangan lampu lebih terang dan semarak terlihat. Ada videotrone di depan Gedung TP PKK HSS. Mungkin isi materi video seputar Kabupaten HSS. Saya sekilas melihat saat datang dari arah selatan Jembatan Antaludin, menuju Angkinang Selatan. Juga hal lainnya.
Bertahun-tahun saya tak ke Kandangan. Hikmah Acil saya masuk RS, saya bisa melihat Kandangan terutama di malam hari.
Saya memilih ke Kandangan pada malam hari, untuk menghindari suasana ramai dan sengatan matahari. Saya pergi ke RS BHHB suka kala tak banyak orang. Malam hari terasa tenang, aman, dan nyaman.***
Dari Diary Akhmad Husaini, Kamis (08/12/2022)
