Mohon tunggu...
Akhmad Husaini
Akhmad Husaini Mohon Tunggu... Administrasi - Ditakdirkan tinggal di Selatan : Desa Angkinang Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Provinsi Kalimantan Selatan. Memiliki kesenangan jalan-jalan, membaca, dan menulis.

Terus menuliskan sesuatu yang terlintas, dengan pantas, tanpa batas.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Serpih Hati Mengelana Tuju Membeku

23 Januari 2018   14:18 Diperbarui: 23 Januari 2018   14:29 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kau kira rindu mengada saling tiada
desau daulat menanti hunjaman berada
cahaya kepastian merasuk gurindam berseri
karena kau adalah tautan hati pasti
memilih untuk diam sejenak sepenuh bakti
dendam seksama melebur ikhtisar beradu

Serpih hati mengelana tuju membeku
salah satu sumber keuangan yang pasti
memendam pasangan hidup yang sejati
mengiring rekah laju penasti berperi
dulu kita saling menderai panorama gundah
langgam kerinduan anyaman bersungguh
kisah kelam hilang terbenamkan

Mengikat sendu dalam balutan irama syahdu
berpantang gemang seiring karunia lantang
beku ikatan satu paksaan menimang bimbang
ulun garing Ka ai katanya padaku
mengurangi hal-hal yang tidak bermanfaat
listrik padam di hari Minggu

Dalam nalar sembilu rekah menuju
menakar sekelumit ranjau kinanti berpadu
rerayu cumbu menyikut pengaruh sentimen
perdaya nalar tendensi retas argumen
terus menegas cumbu akulturasi teduh
menawar selera suara meraba sungguh

Kandangan, 21 Januari 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun