Mohon tunggu...
Hurriyatuddaraini
Hurriyatuddaraini Mohon Tunggu... Lainnya - Bersama keluarga

Menulis untuk kesehatan jiwa

Selanjutnya

Tutup

Diary

Sahabat dan Pembenci di Sisimu

8 Januari 2021   22:30 Diperbarui: 8 Januari 2021   22:39 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Kamu punya gak sih,
Teman yang selalu memotivasi kamu untuk meraih impian?

Teman yang ikut senang dengan segala pencapaian-pencapaianmu?
Aku punya.
Ya, mereka adalah kumpulan beberapa orang yang layak disebut sahabat, yang ikut bahagia apabila aku berhasil mewujudkan impian. Mereka inilah yang selalu memotivasi, agar aku terus maju saat ada peluang terbuka lebar di depan mata. Walau kadang rasa tidak yakin datang menggoda jiwa. Namun, para sahabat inilah yang berhasil meyakinkan diri untuk keluar dari zona nyaman, untuk selanjutnya bertarung mengalahkan rasa takut dan malas, agar menghasilkan sebuah keinginan yang ingin diwujudkan.

Mereka inilah teman-teman yang harus selalu ada dalam lingkaran pertemananmu. Maka, jaga baik-baik, jika kamu punya tipe teman seperti mereka. Jangan sia-siakan mereka.

Sebaliknya ...
Aku juga punya teman. Entah, apakah ia layak disebut teman! Karena awalnya kami terlihat baik-baik saja. Hingga pada suatu hari, aku berhasil untuk sebuah pencapaian yang tidak terduga.

Dan, aku apa kabar? Melihat ia berdiri tidak jauh dari tempatku berada, rasanya tidak ada salah, jika aku datang padanya untuk mengekspresikan kegembiraanku. Toh, kami berteman pasti dia ikut senang dengan apa yang kudapat. Dengan kepolosan dan ketidak tahuanku, aku langsung menyapa dia. Namun, yang terjadi (ups ... kalau kalian bacanya sambil nyanyi, ketahuan umurnya, ya)

Di hari pertama aku mendapatkan sebuah kegemilangan itu, mulai hari itu pula, dia menaruh genderang perang kepadaku. Masih terekam jelas, bagaimana ekspresinya ia membuang muka, saat aku hampir mencapai tempat ia berdiri. Aku melongo, kehilangan kata-kata, tidak pernah menyangka mendapati ia dengan sikapnya seperti itu. Dan, untuk seterusnya pun, ia tidak pernah mau berucap satu kata pun saat berpapasan denganku.

Bagaimana dengan diriku?
Apa aku goyah, galau, berada dalam satu lingkungan dengan orang seperti itu?

Gak dunk!
Aku tidak pernah menganggap orang-orang dengan type toxic seperti itu, menjadi alasan yang menghambat pencapaianku. Aku tetap bersikap seperti biasa. Aku tetap sebagai Si Pembelajar, aku tetap sebagai Si Pekerja Keras. Karena bagiku, aku tak punya waktu mengurusi orang-orang yang membenciku, karena aku sibuk mengurusi orang-orang yang aku sayangi.

So, buat kalian pembenci.
Rugi memusuhi saya. Sampai di sini pingin ketawa jahapp ... wkwkwk.
Buang-buang energi banget, kalau kalian bermaksud menebar kebencian kepada aku.

Jadi saranku, mulai hari ini, bersihkan hati kalian terlebih dahulu, siapa tahu banyak kotoran yang menempel. Kemudian kalian juga harus belajar ikhlas, ridha atas nikmat yang orang lain terima. Masak kalian terus yang harus mendapat kenikmatan dari-Nya, orang lain gak boleh. Kan, gak adil gitu, Zheyenk! Maka, kalian juga harus belajar  untuk ikut merasakan kebahagian yang orang lain rasakan, jangan malah menjadi pembenci baginya. Kalau kata Mail di sinema Upin Ipin, "sungguh tak patot, tak patot!"

Nah, bagaimana caranya agar kamu ikut merasakan ikhlas, ridha dan senang atas nikmat orang lain. Caranya adalah, dengan mendekatkan dirimu kepada Sang Pemberi Nikmat. Syukuri atas rahmat yang telah engkau dapatkan. Sabar dan ikhlas dalam menjalani hidup ini, ada kalanya kita di atas, orang lain di bawah. Pun ada saat kita jalan bersisian, beriringan sejalan. Jangan hanya sibuk dengan apa yang orang lain punya, dan apa yang tidak kamu punya saja. Melainkan sibuklah dengan apa yang Allah berikan untukmu, sehingga itu semakin menambah kesyukuran, yang membuatmu akan terasa ringan untuk berbagi, hingga kamu tidak punya waktu lagi untuk membenci.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun