Persoalan kesetaraan antara laki-laki dan perempuan dalam konteks hubungan makhluk dengan Tuhannya, Islam telah jelas memberikan gambarannya. Sedangkan persoalan persamaan hak berkehidupan, Islam tidak menyamaratakan melainkan membaginya sesuai porsi dan tempatnya.
Islam dan feminisme sama-sama mengusung semangat dan ide tentang kesetaraan dan keadilan antara laki-laki dan perempuan. Semangatnya sih sama, tapi ide kesetaraan dan keadilan ini yang tidak sejalan dimana feminism menghendaki kesetaraan dan keadilan secara mutlak. Berbagai komparasi sejarah, motif, hingga pergerakannya feminisme itu punya maksud liberalisasi.
Entah liberalisasi tatanan sosial, hak, sampai liberalisasi tatanan value. Tentu dalam Islam mustahil menemukan irisan antara feminisme dan ideologi agama yang rahmatan lil ‘alamin ini. Dalam hemat saya, tidak mungkin dan amat sulit mengharmonikan Islam dengan feminisme. Walaupun ada upaya mengusung feminisme ala Islam, ataupun gerakan feminisme Islam ya itu monggo saja. Tapi bukankah mengimport istilah Barat yang sekuler itu akan butuh penyelarasan dan penyesuaian nilai. Ya, bagi saya itu “nggedabyah” alias kakean gawe dan menambah beban umat. Sudahlah, Islam telah memiliki Al Quran yang sempurna dibanding feminisme itu.
Cukuplah kita menampilkan “Citra Muslimah” sesungguhnya sejalan dengan sunnah dan Al Quran. Pada akhirnya , sekali lagi Islam dan feminisme memiliki semangat yang sama namun berlainan bangunan paradigma dan produk nilainya, sehingga tak mungkin berjodoh menjadi satu kesatuan aturan kehidupan dalam memuliakan kaum perempuan.
Wallahu'alam