Mohon tunggu...
Humaira Ayudhia Farid
Humaira Ayudhia Farid Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dari Komunikasi hingga Kesehatan, Tantangan Pelajar selama Pandemi

1 Agustus 2021   08:45 Diperbarui: 1 Agustus 2021   08:51 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pandemi Covid-19 yang menyebar di Indonesia sejak Maret 2020 memaksa masyarakat untuk lebih banyak beraktivitas dari rumah, termasuk belajar. Menurut Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jumeri, pada 23 Januari 2021 dalam talkshow yang digelar MNC Trijaya Network baru 14 % sekolah yang melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) (Walhadi, 2021).

Perubahan suasana belajar dari Pembelajaran Tatap Muka (PTM) menjadi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) tentu saja telah mempengaruhi minat belajar siswa -- siswi Indonesia. Ami, seorang siswi kelas 9 SMP di Jakarta), mengaku bahwa ia mengalami beberapa kesulitan saat mengikuti PJJ. Metode pembelajaran baru tersebut mengurangi interaksi sosial antarsiswa secara langsung, sehingga menghambat komunikasi mereka. Kurangnya komunikasi tersebut amat mengganggu bagi para siswa, terutama pada saat pembagian kerja untuk tugas presentasi kelompok.

Selain terkait dengan aspek komunikasi, aspek kesehatan juga menjadi perhatian para peserta ajar, termasuk Ami. Selama melaksanakan pembelajaran jarak jauh (PJJ), siswa dituntut belajar di depan layar komputer atau handphone, sehingga banyak dari mereka yang mengalami kelelahan mata atau sakit mata. Hasil penelitian yang dipublikasikan pada Journal of Islamic Education mengungkapkan bahwa terdapat 53,3% responden yang mengalami keluhan mata lelah selama PJJ karena banyaknya intensitas pengunaan handphone untuk mengerjakan tugas, komunikasi antarteman, serta bermain game dan media sosial disela mengerjakan tugas (Amanda, 2020).

Perubahan lokasi belajar dari ruang kelas ke rumah juga memberikan dampak tersendiri bagi kesehatan para peserta ajar. Berbeda dengan fasilitas ajar di sekolah, meja dan kursi yang digunakan oleh para murid selama menyimak materi PJJ di rumah masing-masing tidak dirancang sedemikian rupa untuk menunjang aktivitas belajar sehingga menimbulkan back pain atau sakit punggung dan neck pain atau sakit pada leher. Menurut dr. Devia Irene Putri, redaksi medis KlikDokter.com, ada beberapa gangguan yang mungkin terjadi ketika anak sering duduk di kursi yang tidak nyaman dengan posisi yang salah dalam waktu yang lama, salah satunya adalah scoliosis (Marketiva, 2019).

Skoliosis merupakan kondisi di mana tulang belakang melengkung, seperti huruf C atau S (Willy, dr. Tjin, 2019). Kondisi ini sangat rawan terjadi pada masa tumbuh kembang anak. Dengan kursi yang tingginya proporsional dengan tinggi meja belajar, posisi anak tidak perlu terlalu membungkuk sehingga akan memberikan kenyamanan dalam belajar dengan posisi duduk yang baik.

Kesulitan mendapatkan jaringan internet yang diperlukan untuk mengakses aplikasi belajar selama pembelajaran jarak jauh (PJJ) juga sering terjadi. Banyak dari orang tua para siswa yang mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) sebagai akibat dari pandemik yang berkepanjangan ini sehingga beberapa siswa tidak mampu membeli kouta internet. Ahli Utama Pengembang Teknologi Pembelajaran Pusat Data dan Informasi (PTP Pustadin) Kemendikbud Gogot Suharwoto pada diskusi online bertajuk 'Pintek Edutalk: Tingkatkan Literasi Digital bagi Pendidikan 4.0' (30/11/2020) mengatakan 16,4% pelajar mendapatkan akses internet, namun kurang memadai, Sedangkan 51,8% lainnya bisa menggunakan internet dengan baik. Selain itu, masih ada 7,1% siswa yang belum mendapatkan listrik, Sedangkan 7,5% lainnya mendapatkan layanan ini, tetapi kualitasnya kurang memadai (Setyowati, 2020).

Ami dan teman-teman sebayanya juga seringkali merasakan rasa malas ketika pembelajaran jarak jauh (PJJ) dikarenakan sulitnya memahami materi pembelajaran. Sekretaris Komisi D Bidang Kesejahteraan Masyarakat DPRD Daerah Istimewa Yogyakarta Sofyan Setyo Darmawan mengungkap hasil survei yang menunjukan bahwa sebagian besar pelajar mengalami kegagalan memahami materi yang disampaikan secara daring, yakni siswa SD mencapai 63%, siswa SMP 83% dan siswa setara SMA/SMK sebesar 58% (respons.id, 2020). Kenyataan ini dikhawatirkan menimbulkan masalah di kemudian hari akan adanya lost generation. 

Pembelajaran jarak jauh (PJJ) memang memiliki banyak tantangan tersendiri bagi para siswa. Namun, Ami menyatakan ia akan tetap mengikuti pembelajaran dengan semangat agar dapat menyerap ilmu dengan baik untuk ia terapkan bagi kemajuan Indonesia di masa mendatang.

Referensi:

Amanda, F. (2020, Desember 15). Potensi Kelelahan Mata Pada Saat PJJ. Retrieved from kumparan: https://kumparan.com/fashya-amanda/potensi-kelelahan-mata-pada-saat-pjj-1umhGVBjgcc

Marketiva. (2019, Maret 20). Tips Memilih Kursi Sekolah Pendukung Kesehatan Anak. Retrieved from ruparupa: https://www.ruparupa.com/blog/tips-memilih-kursi-sekolah-pendukung-kesehatan-anak/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun