Mohon tunggu...
Fajrin Hardinandar
Fajrin Hardinandar Mohon Tunggu... Human Resources - Murid dari alam

Setiap fikiran yang rasional harus dimulai dari tulisan

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Ekonomi China Kebal Virus Corona?

28 Februari 2020   00:21 Diperbarui: 28 Februari 2020   08:24 4788
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ekonomi China (AFP/Jung Yeon-Je via South China Morning Post))

Namun beberapa indikator makro belum menunjukkan perubahan yang berarti dalam jangka pendek, meskipun sebagian sektor telah merasakan dampaknya. Segala kepastian yang terjadi di kemudian hari terkait dengan ekonomi China dan dunia, tergantung dari berapa lama virus Corona mampu diatasi. 

Dalam jangka pendek, mungkin impact dari virus Corona akan benar-benar menganggu konsumsi domestik dan beberapa sektor yang sensitif lainnya seperti yang dikemukakan oleh Zhu min. Tapi kebutuhan untuk barang primer termaksud produk pertanian dan daging masih stabil.

Harga tidak begitu elastis dalam jangka pendek dan investor tidak memiliki banyak pilihan untuk membuat keputusan dalam waktu sempit. Sejauh ini, sektor yang cukup babak belur dihantam Corona terutama adalah sektor pariwisata, transportasi, pendidikan, dan penerbangan. 

Jika kondisi tersebut berlanjut hingga pertengahan 2020, maka sudah dapat dipastikan bahwa pada kuartal keempat China akan sulit mempertahanklan pertumbuhan 5 persen. Dengan begitu, pertumbuhan global pun akan terkoreksi.

Hal ini juga didukung oleh  Wei Jiangou, Pimpinan China Centre of International Economic Exchange, yang berkeyakinan bahwa dampak Virus Corona akan dapat stabil hingga paruh kedua tahun ini, oleh karenanya akan sangat mungkin mempertahankan pertumbuhan diangka 5 persen.

Dalam kondisi yang demikian, memang tidak cukup keyakinan untuk mempertahankan pertumbuhan di atas 5 persen. Pemerintah China perlu menguatkan basis ekspor dan industri manufaktur.

Meskipun demikian, tantangan yang dihadapi ekspor China adalah black campaign dari platform media sosial yang belakangan menyebarkan isu bahwa virus Corona bisa tertular melalui barang-barang yang diimpor dari China. 

Jika isu tersebut dianggap benar dan menjadi seruan global, maka tidak menutup kemungikinan upaya China mempertahankan ekspor akan sia-sia karena penurunan consumer trush terhadap produk-produk China.

Upaya kooperatif terhadap sikap perdagangan Amerika pun turut menentukan kemampuan ekonomi China untuk bangkit di masa depan.

Kedewasaan China dalam inklusi perdagangan bebas juga selanjutnya akan memberi sinyal bagi investor untuk tetap bertahan dalam satu atap bersama China atau tidak, bukan tentang kenyataan hari ini, tapi peluang di masa depan. Investor selalu berusaha melihat masa depan.

Sejauh ini, kepercayaan investor terhadap China masih terjaga. Lingkungan bisnis pun masih belum menunjukkan adanya berubahan yang berarti dalam jangka pendek. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun