Mohon tunggu...
Marselia Ika
Marselia Ika Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis lepas

Introvert yang senang menulis, mendengarkan musik dan mengamati.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ketika Rumah Bukan Lagi "Rumah"

22 Februari 2023   19:52 Diperbarui: 22 Februari 2023   19:55 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rumah seharusnya menjadi tempat berteduh, tempat pulang yang aman dan nyaman. sumber : Dok pribadi

Tidak ada kesedihan seperti yang tadi di jalan ia rasakan. Hatinya terasa kosong, hampa. Entah itu lega, entah itu sedih, Lia tidak begitu mengerti, ia tidak paham. 

Kakaknya ada di sudut, mematung dengan pandangan kosong, di sebelah ibunya yang menangis. Satu-satunya orang yang menitikkan air mata untuk bapak di ruangan ini.

Lia memeluk ibu, yang langsung menangis sesegukan di pelukannya.

“Sabar bu, Innalillahi wa inna ilaihi roji’un.”

Lia ikut hingga pemakaman selesai, melihat kakaknya mengumandangkan adzan dengan suara bergetar, kemudian jasad bapak yang ditimpa tanah.

Delapan tahun kemudian, dia kembali untuk menghadiri pernikahan kak Dimas. Kakaknya bisa bahagia menikah dengan kekasihnya, dia akan jadi suami yang baik, Lia tahu itu.

“Kamu kapan dek?” tanya ibu dengan rona bahagia, setelah akad nikah selesai.

“Doakan saja, bu.”

“Jangan lama-lama, dek. Perempuan itu jam biologisnya terus berputar, nanti kamu susah punya anak, kalau telat nikahnya. Kalau ketemu yang cocok dan dia baik, bawa temui ibu ya, dek.”

Lia tersenyum menanggapinya.

“Anakmu ini bukan tidak mau menikah bu, dia hanya tidak ingin bertemu dengan laki-laki seperti bapak.” Kalimat yang hanya sanggup diucapkannya di dalam hati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun