Mohon tunggu...
Hugo Indratno
Hugo Indratno Mohon Tunggu... Guru - Menulis untuk kebahagiaan

pemerhati pendidikan, budaya, dan kuliner

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Anak, Cerminan Orang Tua

6 Juli 2012   07:47 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:15 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Pernahkah anda diberitahu teman, tetangga atau guru anak-anak anda di sekolah tentang kebaikan, kecerdikan, semangat atau bahkan kenakalan mereka?

Reaksi yang kita berikan pasti akan sangat berbeda ketika kabar baik mampir di telinga. Apabila kabar buruk yang mampir di telinga , bagaimana reaksi anda? Ada yang mungkin langsung marah ke anak, atau ada juga yang menyangkal lalu tidak mempercayai semua kabar tersebut. Mungkin juga ada yang lebih arif dengan memilah-milah kabar tersebut.

Suatu hari di bulan Desember 2010, saya menghadiri pertemuan orang tua dan guru di sekolah anak saya. Anak saya bersekolah di sebuah Kelompok Bermain-Taman Kanak-kanak di daerah Medang, Tangerang. Ketika bertemu dengan kami berdua sebagai orang tua, sang guru senang sekali. Hal ini mungkin dikarenakan kami juga berprofesi sebagai guru.

Singkat cerita, saat kami berbincang-bincang tentang perkembangan anak kami, sang guru bertanya pada kami, “Mohon maaf, saya boleh bertanya tentang satu kebiasaan anak bapak dan ibu?”. Dengan serta merta, kami mempersilahkannya. Kemudian datanglah pertanyaan ini,”Di sekolah, kami para guru sering mendapatkan anak bapak dan ibu mengekspresikan kemarahannya dengan mengatakan ‘kurang ajar’. Dapat dari mana ya, kata-kata tersebut?”.

Wajah saya mungkin langsung memerah. Beruntung kulit saya coklat, jadi tidak begitu terlihat.

Sesaat kemudian, saya mengakui bahwa kata-kata ‘kurang ajar’ itu diperolehnya dari saya. Beberapa kali saya mengucapkan ‘kurang ajar’ ketika ada pengendara mobil yang menyalip mobil kami dengan cara ugal-ugalan. Hal itu luput dari kesadaran saya bahwa anak saya ‘mengkopi’ apa yang saya katakan. Usianya yang menginjak 3 tahun, adalah usia ‘emas’ dimana perkembangan daya serapnya sangat cepat.

Dari cerita saya di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa anak-anak memanglah bercermin pada orang tua. Di masa sekarang ini, sebagi orang tua kita sewajarnya harus berhati-hati dalam ucapan, tindakan dan bahkan gerak tubuh kita sendiri. Sebagai orang tua, kita tidak bisa memungkiri bahwa anak-anak kita mewarisi sifat-sifat secara genetis. Namun begitu, sifat-sifat genetis tersebut bisa semakin berkembang ke arah yang baik ataupun buruk, tergantung dari bagaimana kita mengawal perkembangan mereka.

Sebagai orang tua, kita diharapkan untuk belajar melihat dan mengingat apa yang kita lakukan di depan anak-anak. Ketika sebuah kabar tentang tingkah laku anak-anak kita mampir di telinga kita, sebaiknya kita cerna dengan baik. Kita bisa menggunakan sedikit refleksi, apakah apa yang mereka lakukan terinspirasi dari ucapan dan tindakan kita?

Mari luangkan waktu untuk berefleksi diri dan menjadi yang terbaik bagi anak-anak kita!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun