Mohon tunggu...
Hugo Denilo
Hugo Denilo Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Sandi dan Segala Usahanya

9 Oktober 2018   14:04 Diperbarui: 9 Oktober 2018   14:23 862
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Oleh: Hugo

Masih teringat di benak kita program-program yang Anies -- Sandi janjikan selama masa kampanye, mulai dari program perumahan dengan DP 0 rupiah sampai program oke oce sebagai solusi perkonomian Jakarta. Memang butuh waktu untuk mewujudkan janji -- janji tersebut, tetapi bukannya fokus tehadap janji tersebut, Sandi meninggalkan bangku Wakil Gubernur DKI Jakarta. Apakah ia bisa disebut amanah?

Jika Jokowi dahulu maju dari kursi DKI 1 ke kursi RI 1 adalah permintaan rakyat, sepertinya majunya Sandi kali ini bukan karena permintaan rakyat, terlihat ada jiwa "Pengusaha" dalam langkah yang Sandi buat kali ini, dan itu bukanlah jiwa "Pemimpin".

Belum genap satu tahun, Sandi sudah melenggang meninggalkan kursi Wakil Gubernur DKI Jakarta untuk maju menjadi Calon Wakil Presiden Republik Indonesia periode 2019 -- 2024 bersama Calon Presiden Prabowo Subianto, Sandi meninggalkan Anies seorang diri memimpin Jakarta, belum ada Pelaksana Tugas (PLT) yang ditunjuk menggantikan Sandi.

Malam sebelum Prabowo memilih wakil yang akan di ajukan ke KPU, didapati kabar Sandi memberikan dana sebesar Rp 500 miliar ke PAN dan PKS untuk posisi Calon Wakil Presiden, PAN dan PKS termasuk kedalam partai yang berkoalisi dengan Gerindra.

Hal ini lantas membuat Prabowo mengurungkan niatnya untuk memilih wakilnya dari kelompok Ulama. Rp 500 miliar bukan jumlah yang sedikit, siapa yang tidak tergiur dengan uang sebanyak itu, mengingat untuk kampanye juga membutuhkan dana yang besar.

Digambarkan seperti kucing melihat ikan yang lebih besar, tentunya seorang pengusaha akan menaikkan jumlah investasinya apabila melihat pasar sedang baik, yang tentunya akan lebih cepat balik modal dan memberikan keuntungan. Hal ini berbanding terbalik dengan kinerja dan pencapaian. 

Lihat saja program OKE OCE yang ditawarkan oleh Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini, program ini tidak terdengar suaranya keberhasilannya, justru suara kegagalan yang terdengar nyaring, mulai dari bukti di lapangan dengan tutupnya beberapa gerai OKE OCE Mart, kemudian tidak efisiennya OKE OCE Trip sehingga tahap uji cobanya mengalami pengulangan.

Program yang awalnya bertujuan untuk mengurangi jumlah pengangguran dan memperbaiki perekonomian DKI, tetapi sepertinya malah sebaliknya. Ini menunjukkan tidak ada fokus dalam menjalankan progra, seolah-olah program dibuat hanya sebagai syarat pewujud janji -- janji pada masa kampanye.

Perlahan tapi pasti publik mulai disadarkan siapa Sandi sesungguhnya. Banyak kasus-kasus yang terungkap ke publik, memberi pemahaman ke publik akan sosok siapa Sandi sebenarnya. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) juga pernah memanggil Sandiaga dalam kasus Korupsi pembangunan Rumah Sakit Universitas Udayana. Sandi dipanggil karena salah satu perusahaan di bawahnya terlibat kasus korupsi dalam proyek pembanganan Rumah Sakit tersebut.

Pada 2016 silam nama Sandiaga Uno juga pernah masuk dalam daftar Panama Papers atau sebuah data milik firma hukum Mossack Fonseca yang berisi data penggelapan banyak pengusaha hingga pengusaha dunia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun