Sering kali kita mendengar cerita tentang betapa hebatnya nenek moyang kita dalam menguasai ilmu-ilmu gaib seperti santet, teluh, rawa rontek, hingga ilmu kebal. Konon, kemampuan-kemampuan tersebut diwariskan turun-temurun dan dianggap sebagai bentuk kearifan lokal yang luar biasa. Namun, ketika dihadapkan pada kekuatan ilmu pengetahuan, sains, dan teknologi dari bangsa lain, terutama pada masa penjajahan, tampaknya semua kesaktian tersebut tak banyak berarti. Ini membuktikan bahwa dalam dunia nyata dan modern, kehebatan sejati terletak pada penguasaan ilmu yang rasional dan terukur, bukan pada kemampuan supranatural.
Ilmu pengetahuan, sains, dan teknologi telah terbukti lebih hebat daripada ilmu sihir dalam banyak aspek kehidupan. Meskipun nenek moyang kita dikenal memiliki berbagai keahlian dalam praktik sihir, seperti santet, teluh, dan ilmu kebal, kenyataannya, kemampuan tersebut tidak cukup untuk melawan kekuatan yang dihasilkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam sejarah, kita dapat melihat bagaimana negara-negara yang menguasai sains dan teknologi mampu mendominasi dan menjajah negara lain, termasuk Indonesia yang pernah dijajah oleh Belanda. Negara kecil ini, yang hanya seluas Jawa Barat, berhasil menguasai kita karena mereka memiliki pengetahuan dan teknologi yang jauh lebih maju.
Contohnya adalah ketika bangsa kita dijajah oleh Belanda, sebuah negara kecil di Eropa yang bahkan secara wilayah tidak lebih luas dari provinsi Jawa Barat. Bagaimana mungkin bangsa besar dengan warisan budaya dan kisah mistis yang luar biasa bisa tunduk kepada bangsa yang secara ukuran jauh lebih kecil? Jawabannya sederhana: Belanda menguasai sains dan teknologi. Mereka memiliki strategi militer modern, alat komunikasi yang canggih, sistem pemerintahan yang efisien, dan pengetahuan luas yang digunakan untuk mengeksploitasi sumber daya alam dan manusia di tanah jajahan. Sementara itu, masyarakat kita pada masa itu masih terpaku pada kepercayaan mistik dan belum mengejar kemajuan ilmu pengetahuan.
Belanda, dengan segala inovasi dan penemuan yang mereka miliki, mampu mengembangkan sistem pemerintahan, infrastruktur, dan ekonomi yang lebih efisien. Mereka memanfaatkan ilmu pengetahuan untuk meningkatkan produktivitas dan menciptakan alat-alat yang memudahkan kehidupan sehari-hari. Sementara itu, praktik sihir yang dimiliki oleh nenek moyang kita, meskipun memiliki nilai budaya dan spiritual, tidak dapat bersaing dengan kekuatan nyata yang dihasilkan oleh sains dan teknologi. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun sihir memiliki daya tarik tersendiri, pada akhirnya, ilmu pengetahuan dan teknologi adalah kunci untuk kemajuan dan keberlangsungan suatu bangsa.
Kenyataan ini seharusnya menjadi pelajaran penting bagi kita hari ini. Ketimbang terus mengandalkan mitos atau kemampuan gaib sebagai kebanggaan, bangsa ini harus berinvestasi lebih besar dalam pendidikan, riset, dan pengembangan teknologi. Dunia modern tidak lagi menilai kekuatan suatu bangsa dari cerita-cerita gaib, melainkan dari inovasi, kreativitas, dan kemampuan adaptasi terhadap perubahan zaman. Mari kita warisi semangat perjuangan nenek moyang kita, tetapi kita juga perlu membekalinya dengan ilmu pengetahuan dan teknologi agar tidak lagi tertinggal dalam percaturan global.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI