Mohon tunggu...
Nurul Huda
Nurul Huda Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Saya Nurul Huda salah satu mahasiswa prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lambung Mangkurat, Kalimantan Selatan. Mahasiswa yang memiliki andil besar di era 5.0 mahasiswa yang sadar akan keberagaman budaya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menilik Kekayaan Budaya Mengunjungi Padepokan Giri Harja

8 November 2022   18:37 Diperbarui: 8 November 2022   18:51 421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada kesempatan kali ini mahasiswa PMM dalam rangka melaksanakan Modul Nusantara Sabtu, 5 November 2022. Mengunjungi Padepokam Giri Harja. Giri Harja merupakan nama sebuah kampung di Kelurahan Jelekong Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung. 

Awal mula dinamakan Giri Harja yaitu ketika pada masa keemasan alm. Abah Sunarya, beliau menamakan grup Wayang Golek yang dipimpinnya dengan nama “Pusaka Giri Harja”. Secara turun temurun, kepiawaian memainkan Wayang Golek secara tidak langsung terwariskan kepada anak-anaknya. 

Giri Harja 3 merupakan turunan ke-3 setelah Giri Harja 2. Jika dijelaskan secara rinci, mulai dari masa kanak-kanak Asep Sunandar Sunarya sudah menyenangi Wayang Golek. Ini terjadi karena lingkungan sekitarnya yang selalu bersentuhan dengan kesenian Wayang Golek. 

Sedikit demi sedikit beliau mulai mempelajari tarian-tarian Wayang, suara berbagai tokoh Wayang, nada-nada gamelan, dan hal lain yang berhubungan dengan Wayang Golek, termasuk mengukir Wayang Golek. Ketika beranjak dewasa, sebelum menjadi dalang terkenal, Asep Sunandar Sunarya selalu mengikuti kakaknya (Alm. H. Ade Kosasih Sunarya-Giri Harja 2) dalam berbagai pementasan Wayang Golek. 

Pada kesempatan tersebut, beliau sering memperhatikan berbagai hal yang menarik seputar pagelaran Wayang Golek. Kemudian setelah benar-benar siap untuk mementaskan Wayang Golek, beliau mendirikan grup kesenian Wayang Golek Giri Harja 3. Padepokan Giri Harja, merupakan nama tempat yang didirikan oleh Dalang Abah Sunarya (alm) pada tahun 1920, terutama dengan melestarikan dan mengembangkan seni pertunjukan Wayang Golek Sunda, yang bisa disebutkan sebuah paradigma kebudayaan Sunda. 

Akan tetapi, pada tahun tersebut padepokan masih bertempat di rumah nya yang bertempat di Jelekong Tonggoh, belum mempunyai bangunan sendiri atau khusus untuk berlatih wayang, tari dan peralatan musik sehingga pada tahun 2009 kelurga Sunarya mulai membangun sebuah Padepokan yang nantinya akan menjadi sebuah padepokan kesenian yang ada di jelekong terutamanya yaitu wayang, sehingga pada tahun 2014 padepokan ini selesai di bangun dan mulai di proses untuk di resmikan bangunannya, sampai pada tahun 2014 bangunan padepokan ini di resmikan meskipun pada waktu itu masih ada beberapa hal yang harus diperbaiki dan juga dilengkapi sehingga setelah di resmikan, padepokan Giri Harja banyak menampilkan kesenian-kesenian yang berkembang di Jelekong itu sendiri seperti Jaipong, Lukis dan utamanyawayang golek, yang sampai saat ini Padeokan Giri Harja banyak di kunjungi oleh orang-orang yang ingin belajar kesenian.

Dokpri
Dokpri
Selain nama desa, Giri Harja juga dipakai sebagai nama kelompok kesenian Wayang Golek Purwa keluarga kelompok Dalang. Salah satu kelompok kesenian wayang golek yang terkenal yaitu Giri Harja 3 yang dipimpin oleh Alm. H. Asep Sunandar Sunarya. Para seniman-seniman dari Giri Harja ingin dan sedang mengembangkan kemampuan secara maksimal di dalam berkeseniannya. 

Selain belajar secara tradisional, banyak di antara para seniman yang memperoleh pendidikan secara formal di bidang seni, seperti di lembaga pendidikan STSI, UPI dan UNPAD di Bandung. Tingkat seni mereka sudah diakui di masyarakat Sunda maupun di bidang resmi (festival,binojakrama) dan di luar negeri. Periset, mahasiswa atau wartawan yang tertarik dengan wayang golek Sunda dari mancanegara maupun dalam negeri sering mengunjungi Giri Harja sebagai pusat unggulan observasi maupun informasi tak terelakan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun