Mohon tunggu...
Deddy Huang
Deddy Huang Mohon Tunggu... Freelancer - Digital Marketing Enthusiast | Blogger | Food and Product Photographer

Memiliki minat di bidang digital marketing, traveling, dan kuliner. Selain itu dia juga menekuni bidang fotografi sebagai fotografer produk dan makanan. Saya juga menulis di https://www.deddyhuang.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Seganas Itu Konten Hoax Covid-19 Beredar, Bagaimana Cara Mengecek Kebenarannya?

23 Juni 2021   15:13 Diperbarui: 24 Juni 2021   03:34 11668
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi berita hoax terkait covid-19. Sumber: Shutterstock via Kompas.com

Orang-orang dengan kecenderungan membuat pesan ujaran kebencian pada orang atau kelompok tertentu. Berita palsu yang mereka sebar mengandung informasi yang sengaja menyesatkan orang dan memiliki agenda politik tertentu.

Didukung dengan tingginya penetrasi internet dapat menyebabkan sirkulasi hoaks makin cepat. Siapapun bisa memproduksi dan mendistribusikan informasinya sendiri.

Dan, seperti Dina yang berani memarahi keluarganya karena terus menerus menyebarkan informasi palsu. Tentunya untuk membatasi penyebaran hoax harus dimulai dari diri sendiri.

Jenis Informasi Hoax yang Beredar

Banyaknya jenis informasi yang beredar, tanpa kita sadari hoax hadir dengan berbagai jenis varian. Seperti rasa indomie dengan berbagai rasa, hoax pun demikian.

  1. ake news (Berita bohong). Berita yang berusaha menggantikan berita yang asli. Berita ini bertujuan untuk memalsukan atau memasukkan ketidakbenaran dalam suatu berita. Penulis berita bohong biasanya menambahkan hal-hal yang tidak benar dan teori persengkokolan, makin aneh, makin baik. Berita bohong bukanlah komentar humor terhadap suatu berita.
  2. Clickbait (Tautan jebakan). Tautan yang diletakkan secara stategis di dalam suatu situs dengan tujuan untuk menarik orang masuk ke situs lainnya. Konten di dalam tautan ini sesuai fakta namun judulnya dibuat berlebihan atau dipasang gambar yang menarik untuk memancing pembaca.
  3. Confirmation bias (Bias konfirmasi). Kecenderungan untuk menginterpretasikan kejadian yang baru terjadi sebaik bukti dari kepercayaan yang sudah ada.
  4. Misinformation (Informasi yang salah atau tidak akurat). Informasi yang salah dan tidak akurat dibuat terutama dengan tujuan untuk menipu.
  5. Satire. Sebuah tulisan yang menggunakan humor, ironi, hal yang dibesar-besarkan untuk mengomentari kejadian yang sedang hangat. Berita satir dapat dijumpai di pertunjukan televisi seperti "Saturday Night Live" dan "This Hour has 22 Minutes".
  6. Post-truth (Pasca-kebenaran). Kejadian di mana emosi lebih berperan daripada fakta untuk membentuk opini publik.
    Propaganda. Aktivitas menyebar luaskan informasi, fakta, argumen, gosip, setengah-kebenaran, atau bahkan kebohongan untuk mempengaruhi opini publik.

Konten Hoax (sumber: Freepik)
Konten Hoax (sumber: Freepik)

Penyebaran Hoax

Diperlukan sikap bijak dan niat untuk kita bisa mengingatkan orang-orang di sekitar kita. Saya mendapat banyak sekali pengalaman baru ketika mengikuti webinar dari Tempo Institute dan Komunitas ISB. Selama dua hari berturut-turut, saya diajarkan bagaimana cara cek fakta berita dan cek fakta kesehatan.

Ada dua jalur yang paling mudah disusupi oleh berita palsu atau hoax. Melewati jalur situs abal-abal atau pesan singkat seperti Whatsapp.

Mengenali Situs Abal-Abal

Menurut Menkominfo ada 900 ribu situs penyebar hoax. Setiap hari selalu ada muncul situs-situs baru yang bertujuan untuk menyebarkan berita palsu. Oleh karena itu penting untuk kita mengidentifikasi situs abal-abal, diantaranya:

  1. Cek alamat situsnya. Apakah alamat yang digunakan menggunakan alamat resmi atau situs gratisan.
  2. Cek data perusahaan media di Dewan Pers. Apakah berita yang diterbitkan berasal dari sumber media yang valid.
  3. Cek detail visual.
  4. Waspada bila terlalu banyak iklan
  5. Bandingkan ciri-ciri pakem media mainstream
  6. Cek About Us. Media abal-abal biasanya tidak mencantumkan halaman dengan detil.
  7. Waspada dengan judul judul sensasional. Baca beritanya sampai selesai. Jangan cuma baca judul lalu komen di medsos.
  8. Cek ke situs media mainstream. Verifikasi untuk memastikan sumber pertama dan melihat konten aslinya.
  9. Cek google reverse image search pada foto utama. Situs abal-abal biasanya selalu mencuri foto dari tempat lain.

Mengenali Pesan Singkat Abal-Abal

Di dalam pesan singkat yang semakin mudah dijangkau. Kita tentu akan mudah sekali menerima pesan broadcast. Maka diperlukan langkah pencegahan:

  • Pastikan membaca setiap kalimat yang dikirimkan. Cerna kembali berita yang telah dibaca.
  • Periksa lewat internet mengenai informasi berita palsu.
  • Tegur sopan orang yang menyebarkan berita palsu.
  • Keluar dari grup yang dirasa menjadi toxic.

Pilihan terakhir adalah yang terbaik karena jika dalam satu grup chat yang isinya sudah terlalu banyak orang yang senang menyebarkan berita palsu tentu akan banyak menguras energi kita.

Kemampuan Dasar Cek Fakta Kesehatan

Disinformasi berita kesehatan termasuk hal yang paling sering beredar. Masih ingat cuitan Presiden Amerika yang menyuruh warganya untuk meminum desifektan agar mencegah Covid 19?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun