Mohon tunggu...
Deddy Huang
Deddy Huang Mohon Tunggu... Freelancer - Digital Marketing Enthusiast | Blogger | Food and Product Photographer

Memiliki minat di bidang digital marketing, traveling, dan kuliner. Selain itu dia juga menekuni bidang fotografi sebagai fotografer produk dan makanan. Saya juga menulis di https://www.deddyhuang.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menyusuri Bhumi Sambhara Budhara, Ajarkan Pengalaman Musikal Lewat Relief Karmawibhangga

14 Mei 2021   23:51 Diperbarui: 15 Mei 2021   00:52 7036
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sunrise di Borobudur (sumber : www.deddyhuang.com)

Stupa Buddha di bagian level atas candi. (sumber : www.deddyhuang.com)
Stupa Buddha di bagian level atas candi. (sumber : www.deddyhuang.com)
Pernahkah mendengar mitos, kalau berkunjung ke Borobudur pertama kali coba sempatkan mencari patung Budha. Rasakan kulit bersentuhan dengan batu andesit. Konon, apa yang kita harapkan bisa dikabulkan.

Desain Borobudur representasi ajaran Buddha dalam tiap aspek. Butuh waktu dua jam untuk saya mengelilingi seluruh bangunan dari tiga zona. Mulai dari bagian kaki yaitu zona pertama, hingga zona tertinggi.

Informasi yang saya peroleh, terdapat sekitar 1.460 panel relief terpahat di dinding candi. Menceritakan ajaran Buddha seperti hukum karma maupun jataka.

Jika kita mengambil waktu tenang akan melihat gambaran elemen sosial masyarakat Jawa pada zamannya dengan cukup detail.

Bagaikan sebuah album foto lama yang terbuat dari batu, rasa keingintahuan mendorong untuk mengikuti setiap alur cerita yang terpahat di relief. Saya pun berjumpa dengan stupa-stupa Budha kecil yang sungguh indah ukirannya. Diikuti melihat relief-relief bercerita sepanjang yang saya jumpai.

Semiotika Musik pada Relief

Jalan setapak disekitar lorong panel. (sumber : www.deddyhuang.com)
Jalan setapak disekitar lorong panel. (sumber : www.deddyhuang.com)
Relief pada Candi Borobudur seolah bisu tak berbunyi. Bangunan suci bercorak keagamaan Buddha ini tidak diragukan merupakan suatu mandala yang direpresentasikan berupa tingkatan sebagai sarana bermeditasi.

Komponen lingkungan yang digambarkan pada panel relief terlihat menarik. Saya berjalan kecil mengelilingi lorong menikmati panel relief yang dipahatkan pada dinding candi dan pagar langkan. Tak ubahnya seperti kitab suci keagamaan yang digambarkan dalam bentuk objek lingkungan kehidupan manusia pada masa Jawa Kuno.

Panel berbentuk persegi panjang dengan ukuran yang bervariasi. Posisi paling bawah, yaitu tingkat kamadhatu pada kaki candi adalah relief Karmawibhangga. Relief Karmawibhangga saat ini dapat dilihat hanya pada sisi tenggara candi.

Relief yang Tersembunyi

Banyak literasi tentang relief Karmawibhangga dipahatkan berdasarkan kitab Mahakarmawibhangga. Kitab ini berisi tentang hubungan sebab akibat dalam kehidupan manusia.

Bernet Kempers (1976) berpendapat relief Karmawibhangga adalah gambaran yang sebenarnya dari kehidupan sehari--hari masyarakat Jawa Kuno khususnya pada abad 8 - 9.

Adegan pada panel relief tersebut menyimpan banyak informasi. Di antaranya mengenai flora dan fauna, lingkungan alam, bentuk pakaian dan status sosial, alat musik, alat upacara, alat transportasi, arsitektur bangunan, peranan wanita, senjata, payung. Informasi tersebut mengarahkan kita pada teknologi dan kearifan budaya masyarakat Jawa Kuno terhadap lingkungan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun