Mohon tunggu...
Deddy Huang
Deddy Huang Mohon Tunggu... Freelancer - Digital Marketing Enthusiast | Blogger | Food and Product Photographer

Memiliki minat di bidang digital marketing, traveling, dan kuliner. Selain itu dia juga menekuni bidang fotografi sebagai fotografer produk dan makanan. Saya juga menulis di https://www.deddyhuang.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Bangunkan Orang Sahur Tak Perlu Berisik, Cukup Lakukan Ini

5 Juni 2018   17:40 Diperbarui: 5 Juni 2018   17:48 1349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
No hear, No See, No Speak. (sumber : pixabay.com)

Sebuah pesan Whatsapp masuk di waktu malam hari menjelang saya akan istirahat. Pesan dari salah satu teman saya. Badan saya terdistraksi untuk segera meraih ponsel di atas lemari.

"Ded, minta nama untuk undangan," bunyi pesan yang membuat saya mendelik. Otak saya langsung mengerti maksud pertanyaan dia. 

"Udah, kirim lewat WA aja, supaya nggak repot. Zaman udah canggih gini," balasku. Saya tipikal orang yang praktis kalau untuk urusan undangan menikah.

Pertama saya tahu untuk mengurus pernikahan tidaklah mudah. Mereka yang akan menikah pasti sudah direpotkan untuk urusan segala macam mulai dari hantaran, memesan tempat sampai membuat list nama tamu undangan. Kemudian, saya masih mau membuat mereka repot dengan mengantar undangan ke rumah? 

dok. pribadi
dok. pribadi
"Yakin nih?"

"Iya...sebelum puasa kan kawinnya?" tanyaku balik. Ada beberapa teman muslim saya yang melangsungkan acara pernikahan sebelum Ramadan. Alasannya sudah bisa ditebak supaya ada label Ramadan pertama bersama yang tersayang.

Ramadan Sekarang Tak Seperti Dulu 

Sejak Ramadan hari pertama saya merasa semaraknya sudah mulai berkurang. Di sekitar rumah saya sudah tidak pernah lagi mendengar anak-anak berkumpul kemudian bersenjata alat-alat dapur di rumah seperti kuali, panci, kaleng susu dan batang kayu. Dulu masih bisa saya dengan pukulan acak disertai teriakan, "Sahuurr! Sahuurr..!" 

Ya ampun dek, masih subuh ini jam 2 pagi sudah ada yang teriak-teriak di depan rumah. Niat hati ingin membangunkan orang berpuasa untuk sahur justru membangunkan seluruh warga yang mungkin tidak ikut berpuasa. Belum selesai mereka memukul kaleng susu dan perabotan masak, tidak lama kemudian terdengar suara nyanyian disertai cekikikan dari toa masjid. Tentunya kalian semua pernah merasakan kenangan Ramadan seperti itu ya? Atau untuk saat ini masih relevan terjadi?

Saya rasa ditiap daerah memiliki kebiasaan yang akhirnya menjadi semacam tradisi saat Ramadan.

Relevansi Membangunkan Orang Sahur

Mungkin membangunkan sahur merupakan budaya yang sudah ada lama di Indonesia. Sampai sekarang saya masih mencari relevansi membangunkan orang sahur dengan cara bunyi-bunyian keras atau menggunakan speaker masjid yang mana tidak semua warga itu beragama muslim. 

Kami sebagai non muslim kadang memiliki keterbatasan untuk mengemukakan pendapat ketika hidup berdekatan dengan kawasan muslim. Ingin menyampaikan aspirasi khawatir salah paham. Sehingga memilih untuk memaklumi atau kalau tidak dinikmati saja sebagai "kekhasan" Ramadan.

Tradisi membangunkan sahur di Indonesia itu unik. Gerombolan anak-anak dan orang muda akan sukarela membuat keributan. Pukul 02.00 atau 03.00 dini hari sudah ada keributan yang membuat tidak nyaman.

Bahkan menurut yang saya baca pengaruh membangunkan orang sahur menggunakan petasan itu datang dari budaya Tiongkok yang terbiasa dengan petasan. Benarkah demikian? Walaupun saya juga rindu dengan suasana seperti itu, namun akan lebih baik jika diluruskan saja. Apabila ingin membunyikan lewat speaker masjid coba musik yang enak didengar, bukan anak-anak yang belum fasih membaca.

Saya rasa zaman maju seperti ini, orang sudah berpikiran maju dan mengerti toleransi. Bisa dipastikan hampir semua orang ada handphone, biasanya sebelum mau tidur kita akan memasang alarm di handphone sebagai tanda agar waktu tidur kita tidak kebablasan. Andai pun bablas sudah dipastikan orang tersebut bertanggung jawab dengan dirinya.

Membangunkan Sahur Dengan Cara Romantis

Life goal : Menikah sebelum Ramadan (sumber : pixabay.com)
Life goal : Menikah sebelum Ramadan (sumber : pixabay.com)
Pernah saya bertanya ke teman muslim mengenai waktu sahurnya. Menurutnya saat ini orang sekarang tidak perlu lagi bangun terlalu awal untuk mempersiapkan santap sahur. 

Biasanya malam harinya sudah mempersiapkan menu makanan. Apalagi saat ini sudah ada kompor gas yang mempercepat proses masak santap sahur. Orang-orang selesai sahur makan akan melakukan ibadah subuh dan mempersiapkan kerja. Maka menurut teman saya yang menjalankan puasa setuju bahwa sekarang bukan zamannya lagi membangunkan orang dengan suara-suara berisik. 

Perlu disadari bahwa kita hidup dengan berbagai macam ritme, siklus atau jadwal kegiatan kita masing-masing. Sehingga diharapkan ada kesadaran yang sama mengentai cara seperti apa yang pas.

Lantas, apa hubungan sama teman saya yang akan menikah sebelum Ramadan?

Bulan puasa akan menjadi bulan biasa bagi orang yang belum menikah. Rutinitas dilakukan sendiri seperti sahur, puasa, berbuka, hingga teraweh dijalani seorang diri. Tentu akan berbeda dengan orang yang baru saja menikah. Hal yang sulit dipisahkan oleh pengantin baru adalah sahur dan buka puasa sudah ada yang menemani. Bagi pria, sahur dan buka puasa sudah ada yang menyiapkan. Berbuka puasa dan sahur berdua tentu terasa lebih menyenangkan. Selain itu akan membuat motivasi puasa menjadi lebih bersemangat.

"Ya aku kan mau bisa Ramadan pertama bareng suami, Ded. Nanti bisa bangunin dia sahur, bisa masakin dia. Udah bisa manggil Ummi-Abi," jawaban dia adalah pukulan telak bagi saya. Bisa jadi suara indah yang ingin didengar sewaktu membangunkan orang sahur, "Ayah bangun.. sahur..," tubuh kita digoyang-goyang supaya bangun dengan suara yang lembut nan manja. Suara yang sekejap akan membuat otak bawah sadar kita langsung bangun.

Bohong kalau saya tidak iri dengan orang yang sudah berkeluarga, katanya mereka berlimpahkan pahala dari Allah di bulan Ramadhan ini. Saya rasa cara paling efektif membangunkan orang sahur adalah ketika sudah ada pasangannya.

Kamu mau juga membangunkan orang sahur dengan cara romantis? Yuk kapan orang tua kita bertemu buat cari tanggal baik?

Kompasianer Palembang
Kompasianer Palembang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun