Makanan favorit kebanyakan masyarakat Indonesia adalah bakso. Bakso Wonogiri paling terkenal di Nusantara.
Meskipun bukan warga Wonogiri asli jika buka warung bakso dengan nama Wonogiri dipastikan banyak pelanggannya.
Saya pun pelanggan bakso Wonogiri yang menjadi favorit saya meskipun berada di Banyumas. Tapi yang ini asli penjualnya berasal dari Wonogiri.Â
Dari puluhan penjual bakso di sekitar tempat tinggal saya, menurut tukang giling bakso yang biasa terima jasa giling para pedagsng bakso, hanya bakso pak No saja yang asli menggunakan daging sapi tanpa campuran ayam.
Memang, banyak sekali penjual bakso yang menggunakan ayam untuk oplosan daging sapi. Bahkan ada yang benar-benar curang, tulisan bakso "Daging Sapi" hanya sebatas tulisan. Praktiknya, mereka menjual bakso yang berbahan dasar ayam yang hanya dicampur dengan gajih sapi, sehingga aroma baksonya seperti daging sapi meskipun teksturnya sangat berbeda dengan bakso asli daging sapi.
Agar rasanya seperti bakso daging sapi, bahan pengenyal yang digunakan lebih banyak sehingga hasilnya lebih keras. Bagi yang tidak paham betul komposisi adonan bakso akan merasakan bahwa itu bakso daging sapi.
Tentu pedagang semacam itu berniat mencari keuntungan yang sebesar-besarnya.
Berbeda dengan prinsip pak No yang ambil keuntungan sedikit tapi laris. Setiap hari jualannya habis banyak. Bahkan tidak pernah sampai malam. Otomatis keuntungannya pun lebih banyak.Â
Berhubung suami saya berasal dari Wonogiri, setiap kali beli bakso pak No selalu melayani lebih murah dibanding tarif yang dia tetapkan. Biasa lah, umumnya perantau jika bertemu dengan orang yang berasal dari daerah yang sama kebanyakan menjadi seperti saudara sendiri.
Pak No berjualan dibantu oleh istri dan anaknya. Sudah puluhan tahun pak No jualan bakso. Dari hasil jualannya dia bisa membiayai anak-anaknya hingga perguruan tinggi. Rumah yang semula kecil sudah dibangun lebih besar. Beberapa kendaraan roda dua juga dimilikinya.
