Pagi ini, tanpa ditemani secangkir kopi, Bapak duduk termenung memikirkan anaknya yang usia 20 tahun tidak mau puasa. Si Tukul kecewa setelah mendengar kabar Indonesia gagal jadi tuan rumah Piala Dunia  U-20 yang pasti akan seru.
"Kalau nggak puasa dosa loh, Kul...!" kata bapak dengan sabar saat merayu  Tukul untuk makan sahur.
"Emangnya bapak-bapak itu bikin kecewa jutaan orang Indonesia nggak dosa? Bikin sakit hati rakyat Indonesia nggak dosa? Sana suruh pergi ke Palestina aja perang dengan Israel, mau nggak?! Sok jadi pembela, nggak nyadar udah ngelanggar aturan FIFA. Kapok diblacklist nggak bisa ikutan ajang apapun, rasain!
Olah raga itu menyehatkan! Politik itu menyakitkan! Tapi kok malah dibalik...!?!"
Bapak terngiang semprotan kalimat Tukul.
Tanpa menyeruput kopi panas karena sedang puasa, Bapak menjawab sendiri: "Benar juga. Anak sekarang senang olahraga tapi lebih diplomatis,realistis. Sedangkan saya yang produk jadul sok-sok'an politis cuma bisa ikut kecewa gagal menemani anak nonton U-20."