Mohon tunggu...
wawan ridwan
wawan ridwan Mohon Tunggu... Dosen - Building Spiritual Moderate Islamic value

hiduplah dengan pengetahuan dan kesederhanaan

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Dua Tradisi yang Hilang di Dua Ramadan, Corona Cepatlah Sirna

12 Mei 2021   09:53 Diperbarui: 12 Mei 2021   10:07 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Hari ke 30 puasa dibulan ramadhan 1442 akan segera pergi bulan penuh ampunan dan keberkahan ini, mudah-mudahan kita berdoa tahun depan masih bisa melaksanakan puasa kembali amin, suasana puasa ditengah pandemi covid 19 memasuki tahun ke dua membuat suasana dan menciptakan kehidupan baru, masyarakat harus punya kesadaran dan mengikuti perubahan tersebut agar pandemi covid 19 ini berlalu dan cepat sirna, kebiasaan 4 M, memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak serta menghindari kerumunan adalah new normal baru yang berat tapi harus kita laksanakan.

menjelang berakhirnya ramadhan dan menyambut 1 syawal 1442 H atau biasa kita sebut lebaran adalah hari kemenangan, biasanya akan disambut dengan penuh kegembiraan dengan saling berkumpul, berbagi dan memberikan ucapan selamat hari raya idul fitri, malam nanti masjid dan mushola akan bertakbir, langit malam hari akan dipenuhi doa takbir dan tahmid mengambarkan kebesaran dan keagungan Ilahi, hati akan tersentuh air mata akan tumpah doa-doa akan dipanjantkan mengisi relung hati yang suci memohon ampunan dan keberkahan di hari yang suci.

Untuk menyambut suasana lebaran di masing-masing daerah mempunya tradisi tersendiri, tapi ada dua hal yang secara umum berlaku sama yaitu tradisi mudik dan berziarah. 

Tradisi mudik artinya kembalinya seseorang ke kampung halamannya setelah sekian lama melalangbuana mencari tantangan dan kehidupan yang lebih artinya seseorang telah sukses berkarir di kota-kota besar akan merindukan  keramah tamahan masyarakat pedesaan serta romantisme ketika masa lalu bertemu dengan kawan-kawan masa kecilnya bercanda ria dan suasana yang tidak ditemukan ditempat dia bekerja dan berkarir akar dimana dia tumbuh, untuk mudik mereka rela bermacet ria diperjalanan mengorbankan materi dan waktu hanya untuk bertemu sanak saudara, berbagi rezeki dan saling berkunjung. 

Tradisi lainnya adalah bertakziah, setelah bersalaman, sungkeman dan berkunjung kerumah saudara dilanjutkan bertakziah kemakam orang tua, atau saudara yang sudah meninggal, mendoakan dan membaca semampunya atau hanya menabur bunga, dipemakaman masyarakat melakukan hal yang sama sehigga hari itu pemakaman penuh sesak, tukang bunga sibuk melayani pembeli bahkan ada juga yang menyediakan jasa untuk berdoa.

Dari tradisi mudik ini kita bisa melihat dari persepsi perekonomian betapa pembangunan dan perputaran uang hanya berpusat pada kota-kota besar bahkan di Jakarta pusat perekonomian nasional yang hampir 70 % transakis adanya di Jakarta, ketka tradisi mudik berapa betapa banyak perederan dan perputaran uang yang kembali ke desa, sehingga asas manfaat pembangunan bisa dirasakan minimal saat lebaran karena adanya pergerakan masyarakta kota ke pedesaaan sehingga berdampak positif terhadap perekonomian masyarakat desa.

Dua tradisi inilah yang hilang pada pada lebaran tahun lalu ketika pandemi covid 19 baru saja muncul dan kebijakan pemerintah untuk melakukan locdown sehingga aktivitas yang menimbulkan kerumunan dilaranng, qadarullah tahun ini pandemi belum hilang walaupun udah bisa diatasi dengan vaksinasi tapi pemerintah tetap melarang aktiitas mudik dan ziarah, sebagai warga yang baik kita harus menerimanya dengan penuh ke ikhlasan dan kesabaran karena yakin inilah cara terbaik yanb bisa dilakukan pemeruntah kita berdoa dan berharap corona cepat pergi dan sirna dari Indonesia amin

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun