Mohon tunggu...
Herry B Sancoko
Herry B Sancoko Mohon Tunggu... Penulis - Alumnus UGM, tinggal di Sydney

Hidup tak lebih dari kumpulan pengalaman-pengalaman yang membuat kita seperti kita saat ini. Yuk, kita tukar pengalaman saling nambah koleksi biar hidup makin nikmat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kuliah Sambil Belajar tentang Hidup di Sydney

23 Juni 2013   06:32 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:34 4170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13719434881168312409

Tidak sedikit mahasiswa yang nangis ketika menyadari jenis kerjaan yang bisa didapat saat kuliah di Sydney.  Sebuah pekerjaan yang tidak terbayangkan akan dilakukan.  Ada seorang mahasiswi Indonesia yang kerja di toko roti disuruh-suruh untuk ngangkat dagangan roti. Memperlakukan dirinya seperti seorang cowok. Rasanya ingin nangis, begitu ceritanya.  Namun begitulah budaya di Sydney. Kadang laki atau perempuan tidak banyak dibedakan. Tentu saja dengan mempertimbangkan kemampuan fisik masing-masing.

Jika bekerja di Housekeeping sebuah hotel, biasanya posisinya adalah Room Attendant. Posisi ini banyak staff turn overnya. Lowongan kerja lebih sering ada. Kerjanya membersihkan kamar. Satu kamar harus selesai dalam 20-30 menit tergantung hotelnya. Biasanya dalam sehari tidak lebih dari 15 kamar. Pekerjaan ini memerlukan kekuatan fisik. Kalau tidak terbiasa atau tidak efisien dalam penggunaan tenaga, sampai rumah terasa super capek pinginnya langsung tidur. Tidak banyak persyaratan kerja diperlukan untuk pekerjaan ini.  Tentu saja bahasa Inggris harus bisa.  Tapi tidak perlu lancar cas cis cus. Tidak banyak yang tertarik melamar kerja ini, apalagi orang bule. Tapi positifnya adalah, lowongan kerja lebih terbuka. Tidak begitu jelek jika digunakan sebagai batu loncatan sekedar mengenal ethos kerja atau pengalaman kerja di perhotelan.

Kerja di Food and Beverage (F&B) departemen lebih ringan. Tugas utamanya melayani makan tamu. Setting restaurant pada saat akan buka. Menyiapkan makanannya, minumannya, susu, gula, mengambil piring kotor dan sebagainya. Meski lebih ringan, namun ada juga seorang mahasiswi Indonesia yang mengeluh.  Katanya, kerja kok kayak pelayan. Mahasiswi ini malah senang kerja di bagian Housekeeping karena tidak banyak berhubungan dengan tamu.  Semua memang tergantung selera. Karena di F&B sering berhubungan dengan tamu, maka dengan sendirinya standard bahasa Inggrisnya juga dituntut untuk lebih fasih. Dan kebanyakan yang bekerja sebagai waiter adalah mahasiswa Australia atau mahasiswa dari luar negeri yang telah relatif fasih bahasa Inggrisnya.

Posisi lain di perhotelan yang populer di antara mahasiswa adalah bell boy atau porter.  Meski kadang harus angkat-angkat koper inbound group, tapi tip yang diperoleh dari tamu kadang amat menarik. Bahkan ada penduduk Australia yang tidak mau dipromosikan ke posisi lebih tinggi karena faktor tip yang didapat. Di hotel-hotel berbintang 4 dan 5 tip yang diperoleh dari para tamu kadang bisa melebihi gaji selama seminggu. Dan karena diterima on hand, jadi bebas pajak. Inilah menariknya kerja sebagai porter. Posisi porter juga 24 jam. Posisi night porter juga ada tapi tidak banyak peminatnya. Mahasiswa Korea dan Jepang senang sekali dengan posisi night porter.

Perjalanan karier tercepat di perhotelan adalah di departemen Front Office. Tapi untuk masuk ke departemen ini relatif kompetitif. Karena intensitas hubungan dengan tamu tinggi, maka bahasa Inggris juga harus lebih baik dari departemen lain. Tapi begitu masuk di depertemen ini banyak hal bisa didapat termasuk kenaikan karier yang relatif cepat dibanding di departemen lain.  Promosi internal untuk posisi front office biasanya diambil dari F&B department.

Lowongan kerja alternatif lain adalah di pabrik. Banyak juga orang Indonesia atau imigran Asia lain yang senang kerja di pabrik. Tapi menurut pengalaman orang yang pernah kerja di pabrik kemudian pindah profesi ke industri hospitality, adalah kemampuan dalam bahasa Inggris.  Kerja di pabrik banyak berhubungan dengan mesin.  Karena jarang berhubungan dengan manusia, maka perkembangan kemampuan untuk berbahasa Inggris jadi lamban.

Jangan Kecil Hati

Kerja di manapun, jangan sampai merasa kecil hati. Pekerjaan adalah profesi. Tidak ada yang merendahkan.  Bahkan tukang ngoleksi sampah banyak dilakukan oleh orang Australia dan mereka kaya-kaya. Tanahnya berhektar-hektar.

Jangan menganggap bahwa pendidikan tinggi anda tidak pantas untuk kerja "rendahan". Karena kalau mau bertanya, seorang Room Attendant di sebuah hotel di Sydney ada yang punya gelar master di tiga disiplin ilmu. Bahkan ada yang lulusan sarjana hukum dan lawyer di negaranya. Dan banyak latar belakang pendidikan lain yang diperoleh dari negara asal.  Mereka bekerja demi memperoleh pendidikan yang dicita-citakan.

Untuk survive di Sydney memang perlu kerja keras, tahan banting, disiplin, tepat waktu, siap mental, tegar dan mandiri. Inilah faktor penting lain yang amat berharga sebagai bekal hidup di masa datang.  Pengalaman tersebut tidak bisa didapat di sembarang tempat. Tidak juga bisa diperoleh di bangku pendidikan.

Secara umum, menurut pengamatan penulis, para mahasiswa Indonesia yang ada di Sydney bisa survive dengan pekerjaannya. Mereka nampak senang-senang saja melakukannya. Bahkan ada yang bangga bisa bekerja karena pengalaman yang diperoleh adalah sesuatu yang baru dan menarik.

Ada mahasiswa yang update status di FB dengan mengupload foto-foto hasil ketrampilannya bikin kopi. Bikin kopi memang tidak asal kopi ditaruh di gelas lalu dituangi air panas sebagaimana kita lakukan di Indonesia bikin kopi tubruk. Jauh lebih menarik dan diperlukan ketrampilan khusus.  Maka pantaslah teman tersebut merasa bangga.  Tidak semua orang bisa menguasai dengan baik cara bikin kopi (barista) dengan teknik benar dan dengan rasa yang nyusss...*** (HBS)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun