'Tentu saja boleh. Katanya sebagai manusia kita tidak boleh pelit dengan ilmu. Kamu sudah benar menyampaikan yang kau tahu. Kamu tidak bermaksud menggurui, kan?'
'Inama'amalu biniat. Kau kan sangat mengenalku. Pada muridku saja aku menyebut mereka teman. Mereka bebas menyampaikan apa pun padaku. Termasuk mengkritikku. Kami biasa bercanda.'
'Ya, aku cukup mengenalmu. Kadang memang orang begitu, mengatakan tapi sulit mengamalkan. Kadang kita salah memahami, karena yang nampak berbeda dengan yang di dalam.'
'Atau jangan-jangan aku yang tidak bisa memahami mereka?'
'Gunakan pikiranmu, jangan perasaanmu! Lakukan yang terbaik. Penilaian kita tentang orang lain juga belum tentu benar.'
'Oke...oke.'
'Sekarang istirahat dulu. Besok kerja lagi. Pikiran harus fresh.'
Benar juga, perdebatan hati yang dituangkan membuat dada kembali longgar. Plong.
Alhamdulillah, sehari ini cerah. Seperti juga pikiran yang cerah, karena tugas dan kewajiban telah saya kerjakan sebaik yang mampu saya kerjakan. 'Terima kasih Ya, Allah. Tanpa pertolongan-Mu, dan Penyertaan-Mu di setiap langkahku, tidak mungkin aku bisa melakukan apa pun sebagaimana Engkau ajarkan.'
Salam Literasi. Wassalamu'alaikum,