Mohon tunggu...
Uut63
Uut63 Mohon Tunggu... Dosen - Pendidik UPGRIS

Sebagai seorang pendidik (sejak 1981), saya selalu ingin meningkatkan kualitas diri. terutama sebagai pribadi Muslim, saya sangat interest dengan berbagai ajaran yang mengajak ke jalan kebaikan, dan keselamatan dunia akherat. Di setiap tatap muka dengan mahasiswa, saya juga selalu mengingatkan akan hal ini. Di usia yang tidak lagi muda, saya ingin selalu bisa menebar kebaikan. Mudah-mudahan tidak saja bermanfaat untuk diri saya sendiri, tetapi juga untuk orang lain. Saat ini, saya sedang ingin membuktikan talenta pemberian Allah yang tidak saya sadari. Membaca, menyimak (mendengarkan dan memcermati), kemudian menuliskannya. Sesekali saya masih suka bergabung dengan teman, sahabat untuk menyanyi. Sembari menunggu anugerah Allah untuk bisa segera menuntaskan studi S3, saya ingin melakukan apa saja hal-hal yang bermanfaat. Setidaknya ini merupakan salah satu bentuk syukur pada-Nya. Semoga Allah ridla.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Penyiar Merupakan Profesi yang Menyenangkan

5 Januari 2023   23:07 Diperbarui: 5 Januari 2023   23:13 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Assalamu'alaikum, Selamat malam Saudaraku Kompasianar di manapun Anda berada. Semoga Rahmat-Nya selalu menyertai. Amin.

Saya suka sekali membaca artikel mbak Alfira. Jadi teringat 43 tahun silam, ketika pertama kali bekerja sebagai penyiar. 

Kala itu radio masih menjadi media siaran yang cukup dominan. Studio teve dan siarannya belum sevariatif sekarang. Jam tayang juga masih terbatas. Begitu pun dengan corak atau mode siarannya masih boleh dikatakan sedikit formal, kalau tidak boleh dikatakan sangat formal seperti TVRI misalnya, sehingga menimbulkan kejenuhan, membosankan.

Berbeda dengan radio, selain dari waktunya yang boleh dikatakan nonstop, program siarannya pun sangat luwes. Tentu, program siaran juga menyesuaikan segmen pendengarnya, misalnya untuk kawula muda, atau untuk paruh baya dan lansia, atau bahkan untuk anak-anak. Siaran radio tidak berbatas ruang dan waktu. Kapan saja, di mana saja penyiar bisa menyapa para penggemarnya.

 Penyiar radio bisa menyapa pendengar, maupun penggemar secara lebih dekat. Karena kami bisa menggunakan bahasa obrolan, dari hati ke hati. Hal ini tentu berbeda dengan penyiar RRI yang bahasanya harus standard, formal, dan bahkan baku. Tentu saja karena RRI merupakan corong Pemerintah. Lebih-lebih TVRI, karena Penyiarnya harus tampil, bahkan sering closse up, maka penampilan, busana dan riasannya harus mengikuti aturan.

Di mana pun kami on air, Radio, TV, Swasta maupun Pemerintah, menjadi Penyiar haruslah siap. Penyiar adalah profesi, yaitu pekerjaan yang memerlukan keterampilan khusus, adakalanya juga disertai bakat. Siapapun bisa menjadi penyiar asalkan ia memliki kemampuan berbahasa yang baik (menyimak, berbicara, membaca, bahkan bisa jadi menulis), memiliki modal suara yang bagus, menguasai teknik berbicara (bersuara) yang memadahi, cakap, berpengetahuan luas, dan harus pandai bergaul.

Penyiar adalah pekerjaan prestige. Mungkin karena kita menyapa pendengar dengan bahasa yang akrab, kadang bahkan berbumbu humor, dengan suara yang indah, dan merdu, pantaslah jika pendengar yang kemudian bisa menjadi penggemar sangat menyanjung, juga hormat, ditambah lagi sangat dikenal. Seakan-akan penyiar adalah makhluk istimewa. Ada juga lo penyiar yang diperlakukan bak seorang artis oleh para penggemarnya, saking ngefansnya, entah karena program siaran yang dibawakannya, atau karena lembut suaranya mendayu ketika menyapa.

Penyiar adalah pekerjaan dedikatif. Jam siaran, maupun program yang harus dibawakan sudah diatur oleh menejemen. Penyiar tidak boleh seenaknya off air atau bolos. Jika bukan karena hal yang sangat khusus, atau sakit yang membutuhkan perawatan tertentu, kami tidak boleh meliburkan diri. Tidak setiap program siaran bisa dan boleh digantikan. Penyiar tidak mengenal tanggal merah. Dalam situasi dan kondisi seperti apapun, kami tetap harus menyapa pendengar. RRI punya mantra sakti, Sekali di Udara Tetap di Udara. Hujan, badai tak menjadi penghalang.

Penyiar adalah pekerjaan yang menyenangkan. Para penyiar umumnya bisa datang ke studio dengan busana santai. Kami bekerja di wilayah kekuasaan kami, di satu ruang sendiri, di program kami sendiri.  Kami bebas melakukan apa saja, maksudnya tentu yang berkaitan dengan tugas kami saat itu. Misalnya membawakan program Tembang-tembang Kenangan, selain dari kita mengakomodir request pendengar, sah-sah saja kita memutar lagu-lagu pilihan kita. Boleh juga kita siaran sambil, bergoyang-goyang mengikuti irama musik yang sedang kita putar. Dulu bahkan saya siaran sambil mengerjakan tugas-tugas kuliah. Nah, ini juga istimewanya. Penyiar bisa menjadi pekerjaan paruh waktu.

Penyiar merupakan pekerjaan yang tidak mengenal batas usia. Sejak remaja hingga sudah nenek, asal masih sanggup bisa saja. Tentu kalau masih sehat, dan kuat duduk berjam-jam.

Salah satu tugas penyiar adalah menghibur, dengan humor, joke-joke, dengan kata-kata yang menyemangati, dan sejenisnya. Sudah pasti kami juga terhibur. Lupa duka. Lenyap kesedihan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun