Mohon tunggu...
Uut63
Uut63 Mohon Tunggu... Dosen - Pendidik UPGRIS

Sebagai seorang pendidik (sejak 1981), saya selalu ingin meningkatkan kualitas diri. terutama sebagai pribadi Muslim, saya sangat interest dengan berbagai ajaran yang mengajak ke jalan kebaikan, dan keselamatan dunia akherat. Di setiap tatap muka dengan mahasiswa, saya juga selalu mengingatkan akan hal ini. Di usia yang tidak lagi muda, saya ingin selalu bisa menebar kebaikan. Mudah-mudahan tidak saja bermanfaat untuk diri saya sendiri, tetapi juga untuk orang lain. Saat ini, saya sedang ingin membuktikan talenta pemberian Allah yang tidak saya sadari. Membaca, menyimak (mendengarkan dan memcermati), kemudian menuliskannya. Sesekali saya masih suka bergabung dengan teman, sahabat untuk menyanyi. Sembari menunggu anugerah Allah untuk bisa segera menuntaskan studi S3, saya ingin melakukan apa saja hal-hal yang bermanfaat. Setidaknya ini merupakan salah satu bentuk syukur pada-Nya. Semoga Allah ridla.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bersatu dalam Perbedaan

26 Desember 2022   22:28 Diperbarui: 26 Desember 2022   23:00 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Assalamu'alaikum Sahabat Kompasiana,

Bagaimana, teman-teman masih lelah? Pasti ya, tetapi pasti pula bahagia. 

Luar biasa Kopdar pertama yang diselenggarakan oleh APKS yang didukung oleh PB PGRI Pusat. Terima kasih, atas upaya luar biasa yang dilakukan oleh Om Jay beserta 'pengikutnya' yang oleh Guru Blogger ini diistilahkan dengan Tim Solid. Benar, tanpa komitmen tinggi dari Tim istimewa ini, perhelatan Kopdar yang dilabeli Temu Penulis Nusantara tidak mungkin terwujud.

Bak gayung bersambut, ternyata kesetiaan dan solidaritas di antara anggota yang  umumnya terdiri dari para Blogger patut diacungi jempol. Bagaimana tidak, kegiatan nonkedinasan, yang dipandang serius ini dihadiri tidak kurang dari 170-an orang. Mereka ini berasal dari seluruh pelosok negeri, di antaranya dari Riau Pakanbaru, Lubuk Lingau, Bengkulu, Lampung, Jambi, Prabumulih, Manado, Makasar, Tanah Toraja, Kupang NTT, Lombok NTB, Malang, Surabaya, Jember, Kediri, Tulungagung (Jatim), Sala, Karanganyar, Klaten, Semarang Kota, dan Kabupaten (Jateng), Garut, Sukabumi, Banten, Tangerang, Bandung, dll (Jawa barat), di samping dari wilayah Jabodetabek, dan masih ada lagi yang mungkin lupa tidak bisa saya sebutkan.

Jika dilihat dari profesi, selain dari Guru (mulai TK, SD, SMP, dan SLA (SMA, SMK), ada juga Dosen, Penilik, Pengawas, Assessor, Jurnalis, Politikus, Pengusa, sampai Pensiunan. Jika ditilik dari usia mengagumkan, antara kawula muda, usia paruh baya, hingga yang dikategorikan Ulama (usia lanjut masih aktif), nampaknya imbang. Paling sepuh, Bu Tatik seorang Penerjemah Bahasa Perancis, usianya 80 tahun. Belum lagi jika ditelusuri keahlian atau keilmuannya. ada Sosiologi, Sejarah, Sastra, Bahasa dan Budaya, Bimbingan Konseling, Ekonomi, Psikologi, Matematika, TIK, Fisika, Biologi, dll. Sangat beragam.

Jika ditakar semangatnya, ada yang sampai membawa putranya yang masih orok, ada yang disertai suami dan keempat putra-putrinya yang masih kanak-kanak. Beberapa orang sampai ke Gedung Guru setelah melalui berbagai moda transportasi: dari kendaraan, beralih ke Bis, berganti Pesawat, pindah ke Taxi. tentu tidak sedikit beayanya, di samping lama waktu tempuhnya. Padahal mereka berbeaya sendiri, bukan penugasan, dan harus cuti. Sungguh, saya tidak bisa membayangkan dibandingkan dengan saya yang ternyata begitu mudah dan nyaman di perjalanan. 

Semua hadir dengan satu tujuan, menyatukan langkah sebagai Penggerak Literasi. Menulis, menulis, dan menulis. Mulai dari pemula yang masih harus banyak belajar, hingga yang mendapat gelar Guru Blogger, Bu Kanjeng, sampai Ulama. Tiga yang disebut terakhir, menulis bukan saja menghasilkan pundi-pundi, tetapi menulis adalah healing, refreshing.

Pertemuan yang baru pertama kali diselenggarakan ini, ternyata tidak menghalangi keakraban di antara peserta. Seakan mereka telah lama mengenal, bersahabat, dan bertemu setelah berpisah lama karena Pandemi. Padahal sebagian besar belum saling mengenal. Perkenalan yang dimulai dari dunia maya berlanjut, hingga bisa bersemuka dalam acara Temu Penulis Nusantara.

Tema yang dicanangkan dan terpampang di Backdraw, Bangkitlah Indonesiaku, Dengan Karya Kita Bisa agaknya mampu menyihir semua peserta. Kata-kata ampuh ini mampu mengikat kuat semangat dan motivasi untuk berkarya (terus menulis). Menulis, dan menulislah setiap hari, kemudian lihatlah apa yang terjadi. Semboyan berbau filsafat yang benar-benar maujud karena tekad dan kemauan untuk berkarya. 

Menulis akan menjadi warisan abadi. Dan pada gilirannya akan mampu mengubah dunia. Mencerdaskan Generus (Generasi Z), memakmurkan Negeri, mengangkat Martabat Bangsa. Wallahu'alam bissowab. 

Salam Literasi! Wassalamu'alaikum,

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun