Mohon tunggu...
Uut63
Uut63 Mohon Tunggu... Dosen - Pendidik UPGRIS

Sebagai seorang pendidik (sejak 1981), saya selalu ingin meningkatkan kualitas diri. terutama sebagai pribadi Muslim, saya sangat interest dengan berbagai ajaran yang mengajak ke jalan kebaikan, dan keselamatan dunia akherat. Di setiap tatap muka dengan mahasiswa, saya juga selalu mengingatkan akan hal ini. Di usia yang tidak lagi muda, saya ingin selalu bisa menebar kebaikan. Mudah-mudahan tidak saja bermanfaat untuk diri saya sendiri, tetapi juga untuk orang lain. Saat ini, saya sedang ingin membuktikan talenta pemberian Allah yang tidak saya sadari. Membaca, menyimak (mendengarkan dan memcermati), kemudian menuliskannya. Sesekali saya masih suka bergabung dengan teman, sahabat untuk menyanyi. Sembari menunggu anugerah Allah untuk bisa segera menuntaskan studi S3, saya ingin melakukan apa saja hal-hal yang bermanfaat. Setidaknya ini merupakan salah satu bentuk syukur pada-Nya. Semoga Allah ridla.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Berdamai dengan Lansia

16 Desember 2022   23:46 Diperbarui: 16 Desember 2022   23:57 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Assalamu'alaikum, Halo Sahabat Kompasiana, semoga sehat sejahtera.

Sahabat Kompasiana, membaca artikel tentang lansia saya jadi ingin turut menuliskan pandangan saya. Pada umumnya usia 60 sudah dikategorikan lansia. Meskipun di usia 50 tahunan ke atas  bisa juga dikategorikan sebagai lansia jika terdapat tanda-tanda udzur, misalnya pelupa, mulai pikun, renta karena terganggu kesehatannya secara menetap, seperti penderita stroke, diabet, dsb. 

Selain dari penyakit dan kondisi psikis, lansia sering juga dikategorikan pada mereka yang berjalannya tertatih-tatih, buyutan (semacam Parkinson), keriput, peyot, dsb. Pokoknya kelihatan tua, dan kadang ditandai dengan ketika beraktivitas memerlukan bantuan atau pendamping.

Tidak salah jika dikatakan mereka ini kembali seperti anak kecil. Biasanya, minta diperhatikan, banyak permintaan (yang aneh-aneh, dan kadang minta segera dipenuhi), minta dilayani, mudah tersinggung, suka ngambeg, dan sebagainya yang sering disebut dengan rewel. Tetapi tidak semua lansia seperti itu, karena banyak pula kita temui lansia yang bahkan sudah sangat lanjut masih bisa beraktivitas secara normal laiknya orang yang berusia < 50 tahun.

Sebaiknya kita bisa memahami mereka. Seperti apapun mereka, Lansia adalah orang-orang yang pernah berjasa pada kehidupan kita. Mereka dulu juga beraktivitas seperti kita ketika masih muda. Bekerja, berusaha, berkarier untuk memenuhi kebutuhan jasmani maupun rohani dirinya dan keluarganya (anak, isteri, dan mungkin orang lain yang tinggal bersama keluarganya).

Jika kita bisa seperti sekarang ini, memang karena 'perjuangannya'. Maka tidaklah pantas jika kita tidak membalas budi. Apalagi jika sampai bertindak kasar, dan atau menelantarkannya.

Sama seperti anak-anak kita, yang masih selalu membutuhkan kita, perhatian maupun pemenuhan kebutuhan hidupnya (baca: pangan, sandang, papan, hiburan, pendidikan, dsb). Nah, sekarang ini mereka membutuhkan kita.  Bukankah hidup ini merupakan siklus? Tumbuh di rahim Ibu, lahir, tumbuh kembang dari anak-anak, remaja, akhirnya dewasa, dan menjadi tua, lalu mati?). 

Mengapa jika sekarang orang tua kembali menjadi seperti anak-anak dan membutuhkan kita, kita merasa berat? Bahkan ada anak yang merasa terganggu dengan keberadaan mereka di sekitarnya. Pantaslah jika Allah menghukuminya sebagai perbuatan durhaka. Perilaku tercela yang pasti akan menuai akibatnya.

Lansia tidak selayaknya menerima perlakuan buruk dari orang-orang di sekitarnya, lebih-lebih jika itu anak-anaknya atau keluarga dekatnya. Pada umumnya, kebutuhan jasmani mereka sudah terbatas baik karena penyakit maupun usia yang tidak lagi memiliki selera.

Kebutuhan paling mendasar buat mereka ini adalah perhatian. Dihargai, dihormati, didengarkan, ditemani, sesekali dilayani, dirawat, diperlakukan dengan penuh kasih sayang, pokoknya diperhatikan keinginannya dan kebutuhannya. Maka diperlukan kesabaran, keikhlasan hidup bersama mereka. 

Bagi mereka yang bisa bersikap baik pada para Lansia ini, Allah menjanjikan pahala besar dan surga. Saya sendiri merasakan, doa mereka mengalir deras untuk kami. Kehidupan menjadi mudah. Kesejahteraan dipenuhi oleh-Nya. Jauh dari musibah. Ridlo-Nya bergantung pada Ridlo orang tua kita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun