Mohon tunggu...
Uut63
Uut63 Mohon Tunggu... Dosen - Pendidik UPGRIS

Sebagai seorang pendidik (sejak 1981), saya selalu ingin meningkatkan kualitas diri. terutama sebagai pribadi Muslim, saya sangat interest dengan berbagai ajaran yang mengajak ke jalan kebaikan, dan keselamatan dunia akherat. Di setiap tatap muka dengan mahasiswa, saya juga selalu mengingatkan akan hal ini. Di usia yang tidak lagi muda, saya ingin selalu bisa menebar kebaikan. Mudah-mudahan tidak saja bermanfaat untuk diri saya sendiri, tetapi juga untuk orang lain. Saat ini, saya sedang ingin membuktikan talenta pemberian Allah yang tidak saya sadari. Membaca, menyimak (mendengarkan dan memcermati), kemudian menuliskannya. Sesekali saya masih suka bergabung dengan teman, sahabat untuk menyanyi. Sembari menunggu anugerah Allah untuk bisa segera menuntaskan studi S3, saya ingin melakukan apa saja hal-hal yang bermanfaat. Setidaknya ini merupakan salah satu bentuk syukur pada-Nya. Semoga Allah ridla.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Optimis

1 Desember 2022   07:03 Diperbarui: 1 Desember 2022   07:05 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Optimis: Salah Satu Bentuk Bersyukur

Optimis merupakan sikap positif yang semestinya dimiliki oleh setiap orang. Dalam KBBI online optimis diartikan sebagai orang yang selalu berpengharapan (berpandangan) baik dalam menghadapi segala hal. Karena kita punya keyakinan, bahwa Allah tidak akan menguji hamba-Nya melampaui kesanggupannya (QS 2: 286). Apapun yang kita hadapi, dan seberat apapun ujian yang sedang kita terima, yakinlah Allah akan menolong kita. Allah adalah sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong (QS 8: 40). Allah berkuasa terhadap segala urusan-Nya (QS 12:21). Nah, apalagi yang dikhawatirkan?

Seseorang yang memiliki sikap optimis akan selalu melangkah maju. Ia memang menyadari bahwa dirinya tidak sempurna. Sebagaimana pula orang lain. Ia memiliki kelebihan yang dikaruniakan Allah padanya, yang tidak dimiliki oleh orang lain. Begitupun sebaliknya. Bisa jadi kelebihan kita adalah kekurangan bagi orang lain. Sepanjang kita yakin yang kita lakukan adalah baik dan benar, percayalah. Lakukan! Sesungguhnya Allah memberikan rezeqi kepada siapa yang Dia kehendaki tanpa batas (QS 3: 37). Dan rezeqi itu tidak selalu berupa materi. Kesehatan, pekerjaan, dsb, termasuk dimudahkan-Nya kita dalam berbagai urusan. 

Oleh sebab itu menjadi sebuah keharusan, kita menaati segala perintah-Nya. Ketaatan terhadap segala yang ditetapkan-Nya merupakan ciri hamba yang bertaqwa. Dan karena Allah selalu bersama kita, Dia tidak akan meninggalkan kita (QS 93: 3). Karena itu teruslah bersyukur, karena dengan bersyukur kita tidak hanya berterima kasih pada pertolongan-Nya, pada kemudahan yang diberikan-Nya, melainkan Allah bahkan akan melebihkan nikmat dan  karunia-Nya (QS 14: 7).

Saya menuliskan ini, semata-mata mengingatkan diri saya sendiri agar tidak kufur terhadap nikmat-Nya. Terima kasih Yaa...Allah, untuk semua pertolongan dan kemudahan yang Engkau berikan padaku. Meskipun begitu sayapun berharap, tulisan sederhana ini bermanfaat pula untuk semua Sahabat Kompasiana. Terima kasih Sobat telah berkenan membaca tulisan ini. Ingatlah selalu: optimis! Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan (QS 94: 6). Wallahu'alam bissowab. Salam Literasi!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun