Mohon tunggu...
Ruslan H
Ruslan H Mohon Tunggu... -

Technology Enthusiast, sms : 0881-136-5932

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kutukan Online 24 Jam

30 Desember 2015   15:07 Diperbarui: 30 Desember 2015   15:20 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

[caption caption="Social Media ( sumber : www.eventbrite.com)"][/caption]

 

Jaman sekarang ini banyak orang yang konsentrasinya buyar terus akibat eksis di media sosial. Sebagian merasa perlu online 24 jam untuk bersosialisasi lewat dunia maya. Pekerjaan penting jadi disambi dengan berinteraksi media sosial. Menyelesaikan pekerjaan secara berkualitas dan tepat waktu adalah tuntutan profesionalisme. Ukuran produktifitas suatu organisasi dinilai dari parameter ini. Otak memerlukan konsentrasi penuh. Karena itu diperlukan suatu suasana mendukung untuk menyelesaikan pekerjaan. Diciptakan suasana bebas gangguan, biasanya dalam suatu ruangan yang terisolir dari sumber gangguan. Jaman dahulu ancaman gangguan potensial adalah TV. Siaran TV 24 jam memberikan alasan untuk lari dari pekerjaan dan menunda. Kalaupun dikerjakan adalah dengan menonton TV sehingga hasilnya kurang memuaskan dan perlu waktu ebih lama untuk menyelesaikannya.

Always on dianggap sebagai lifestyle membanggakan. Mempunyai sambungan internet always on merupakan impian sebagian orang. Pada awal masuknya internet ke Indonesia di tahun 90 an, koneksinya cuma bisa diakses melalui dial up modem yang disambung ke desktop computer. Dengan kecepatan kurang dari 20 kbps masyarakat menikmati dunia baru yang mempesona berupa internet ini. Situs internet awal memang didesain untuk kecepatan modem yang rendah. Tidak ada situs video yang memerlukan interenet dengan kecepatan lebih tinggi. Internet sebagian besar digunakan untuk mengakses situs sederhana dan email.

Email jaman dulu juga bukan berupa push mail. Kita harus mengecek untuk melihat apakah ada email baru buat kita di inbox. Tahun sembilan puluhan itu muncul Blackberry generasi awal yang dikeluarkan oleh perusahaan Research In Motion (RIM). Penggunaannya khusus buat email corporate. Bisa dikatakan blackberry ini adalah mesin email. Orang bisa mengirim dan menerima email secara mobile dari mana saja. Tidak harus terpaku di depan komputer. Kebutuhan corporate memang kadang kadang memerlukan respons cepat dari email. Karena itu push email dari Blackberry ini sangat disukai untuk penggunaan corporate.

Pengguna Blackberry mulai dengan gaya hidup 'always on'. Membawa pekerjaan nya kemana saja. Gaya hidup 'always on' ini memukau pengguna non corporate. Mereka juga menginginkan gaya hidup seperti itu. Masyarakat Indonesia pertama kali melihat Blackberry ini ketika para relawan asing datang membantu korban bencana tsunami di Aceh. Banyak yang berminat menggunakan Blackberry.

Produsen layanan seluler akhirnya juga mendorong konsumen untuk always on. Keinginan always on ini direspon oleh operator telpon seluler. Mereka menawarkan produk push mail. Email ini bisa langsung masuk ke HP. Tercatat Telkomsel dengan produk Ventus, Indosat dengan i-Memova dan XL dengan XL mail. Produk push mail ini mulai dicoba oleh masyarakat. Saat itu Blackberry sudah mulai menjajal pasar Indonesia. Diluar dugaan RIM, ternyata sambutan Blackberry di Indonesia luar biasa. Penjualan di Indonesia merupakan salah satu sumber penghasilan besar RIM.

Menggunakan HP non BB seperti Nokia dan Sony Ericsson untuk kirim dan terima email sebetulnya juga bisa. Tapi settingnya tidak sederhana sehingga orang jadi malas menggunakannya. Karena itulah BB menjadi hit di masyarakat.

Pada gilirannya hampir semua toko HP berubah jadi toko Blackberry. Empat tahun yang lalu merupakan masa kejayaan BB di Indonesia. Hampir semua toko HP berubah menjadi toko BB. Produk ini sangat laris di Indonesia. Mungkin cocok dengan sifat masyarakat yang suka ngerumpi. Menggunakan BBM adalah lebih sederhana dari menggunakan email. Gadget ini mendorong orang dalam posisi always on. Toko BB juga memberikan suatu alasan bagi orang untuk membeli barang ini. Digunakan istilah bahwa barang ini penting untuk silaturahmi.

Dimana mana terliat orang memelototi Blackberry. Gadget yang tadinya dimaksudkan RIM untuk keperluan corporate ternyata diminati konsumen non corporate. Notifikasi message atau email masuk terdengar di segala tempat. Notifikasi instant message, email dan fb mengundang tangan untuk melihat layar gadgetnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun