Mohon tunggu...
H. Alvy Pongoh
H. Alvy Pongoh Mohon Tunggu... Konsultan - Traveller & Life Learner

I am a very positive person who love to do the challenge things and to meet the new people. I am an aviation specialist who love to learn, share, discuss, write, train and teach about aviation business and air transport management.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Masih Perlukah Sekolah bagi Calon Pramugari?

11 Februari 2017   18:26 Diperbarui: 12 Februari 2017   15:35 6367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi - pramugari (Kompas.com)

“Kalau kamu cewek cantik, tinggi, ramah, yuk gabung jadi pramugari.” 

“Haii semuanya. Masih semangat dalam memperjuangkan impian menjadi pramugari? Jadi pramugari itu mudah gaes, asal tahu caranya! Temukan cara mudah menjadi pramugari hanya di….” 

“Bahagiakan orang tua dengan anda menjadi seorang pramugari. Wujudkan impian tersebut bersama.…”

“Menjadi pramugari itu tidak mudah gaes, lo mesti ikut pendidikan dulu di.…” 

“Kalian yakin setelah lulus SMA/SMK mau masuk perguruan tinggi? Kenapa gak pilih jadi pramugari saja? Ikuti pendidikan pramugari bersama sekolah pramugari terbaik.…”

Itulah beberapa kalimat promosi dari beberapa sekolah pramugari yang ada di Indonesia. Sebagian besar sekolah-sekolah pramugari tersebut beroperasi di kota-kota besar yang berada di pulau Jawa, seperti: Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Solo, Surabaya dan Malang.

Maraknya sekolah ataupun pendidikan pramugari ini sejalan dengan pertumbuhan yang signifikan dari bisnis penerbangan di Indonesia. Saat ini tercatat ada 4 (empat) kelompok besar maskapai penerbangan yang beroperasi di Indonesia, yaitu: Garuda Indonesia Group dengan maskapai: Garuda Indonesia dan Citilink; Lion Air Group dengan maskapai: Lion Air, Wings Air, Batik Air, Thai Lion Air dan Malindo Air; Sriwijaya Air Group dengan maskapai: Sriwijaya Air dan NAM Air; serta AirAsia Group dengan maskapai: Indonesia AirAsia dan Indonesia AirAsiaX. Seiring dengan pertumbuhan jumlah armada pesawat dan rute penerbangan dari maskapai penerbangan nasional, berakibat pada peningkatan kebutuhan jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) dari maskapai penerbangan nasional, khususnya awak kabin (pramugari dan pramugara).

Selain maskapai penerbangan nasional, banyak pula maskapai penerbangan internasional yang terbang ke Indonesia dan melakukan program seleksi dan rekrutmen terhadap putra-putri Indonesia dalam rangka memenuhi kebutuhan jumlah awak kabin pesawatnya. Seperti maskapai Singapore Airlines, Silk Air, Cathay Pacific, Emirates, Etihad, Qatar Airways, Saudi Arabian Airlines dan lain-lain. Lowongan kerja dari maskapai penerbangan internasional ini pun menambah daya tarik bagi putra-putri Indonesia untuk berkarir sebagai awak kabin (pramugari dan pramugara).

Daya Tarik Profesi Awak Kabin

Apa yang menjadi daya tarik dari profesi pramugari dan pramugara? Bagi orang yang tidak menyukai pekerjaan yang monoton dengan setiap hari bekerja di belakang meja kantor, bisa jadi tertarik dengan pekerjaan sebagai awak kabin (pramugari dan pramugara). Oleh karena pekerjaan sebagai awak kabin ini memungkinkan seseorang setiap hari bekerja di beberapa tempat yang berbeda. Pada pagi hari berada di Jakarta, siang harinya berada di Manado, sore harinya berada di Makassar dan malam harinya berada di Bali, bahkan dalam laman QatarAirways.com disebutkan: “Dinner in Paris, Lunch in New York, Breakfast in Montreal”.

Selain bisa melakukan perjalanan secara gratis atau bekerja sambil jalan-jalan berkeliling kota-kota besar di Indonesia ataupun kota-kota besar di dunia, daya tarik lain dari profesi awak kabin ini adalah penghasilan yang diperoleh relatif lebih tinggi dibandingkan dengan profesi lain pada job entry level yang hanya mensyaratkan ijazah SMA. Maskapai penerbangan internasional seperti: Saudi Arabian Airlines, Qatar Airways, Etihad dan Emirates salah satu persyaratan sebagai awak kabin mereka minimal berpendidikan SMA.

Mengutip laman cabincrewexcellence.com, rata-rata gaji bulanan dari awak kabin yunior (junior flight attendant) sekitar USD.600,- (sekitar Rp.8 juta) hingga USD.1.150,- (sekitar Rp.15 juta) belum termasuk: uang terbang saat tugas keluar dari homebase (per diem on layovers) dan pembayaran jam terbang (block hour pay). Disebutkan bahwa standar gaji awak kabin yunior di maskapai Etihad sebesar USD.600 (sekitar Rp.8 juta), di maskapai Saudi Arabian Airlines sebesar USD.850 (sekitar Rp.11 juta), di maskapai Emirates sebesar USD.1.100 (sekitar Rp. 14 juta) dan di maskapai Qatar Airways sebesar USD.1.150 (sekitar Rp. 15 juta). Singapore Airlines bahkan menyatakan paket penghasilan bulanan dari awak kabinnya sekitar SGD.4.500 (sekitar Rp.43 juta) hingga SGD.5.000 (sekitar Rp.48 juta).

Persyaratan Umum Awak Kabin

Maskapai penerbangan nasional maupun internasional mensyaratkan hal-hal berikut ini sebagai persyaratan umum untuk mendaftar dan mengikuti seleksi & rekrutmen sebagai calon awak kabinnya sebagaimana tertulis di masing-masing laman dari maskapai Garuda Indonesia, Singapore Airlines, Cathay Pacific, Emirates, Etihad dan Qatar Airways, yaitu:

1. Jenis kelamin: Wanita dan Pria.

2. Belum pernah menikah (untuk maskapai Garuda Indonesia).

3. Usia: minimum 18 tahun dan maksimum 27 tahun (untuk maskapai Garuda Indonesia), minimum 18 tahun (untuk maskapai Singapore Airlines dan Cathay Pacific), minimum 21 tahun (untuk maskapai Emirates, Etihad dan Qatar Airways).

4. Tinggi Badan: minimum 160 cm dan maksimum 172 cm (untuk maskapai Garuda Indonesia), minimum 158 cm bagi wanita (untuk maskapai Singapore Airlines), minimum 160 cm (untuk maskapai Emirates).

5. Jangkauan Tangan (Arm Reach): 208 cm (untuk maskapai Cathay Pacific), 210 cm (untuk maskapai Etihad), 212 cm (untuk maskapai Emirates dan Etihad).

6. Tidak menggunakan kacamata dan lensa kontak diperkenakan dengan ketentuan maksimal minus -3.00, silindris C-1.00 (untuk maskapai Garuda Indonesia).

7. Tidak memiliki tato yang terlihat (untuk maskapai Emirates dan Etihad).

8. Tidak memiliki body piercing kecuali sepasang anting-anting di telinga untuk wanita (untuk maskapai Etihad).

9. Pendidikan terakhir: SMA/SMK sederajat (untuk maskapai Garuda Indonesia, Cathay Pacific, Emirates, Etihad dan Qatar Airways), D3 dan Sarjana (untuk maskapai Singapore Airlines).

10. Memiliki keberanian di air dan mampu berenang dengan pelampung (untuk maskapai Etihad).

11. Tidak memiliki catatan criminal (untuk maskapai Etihad).

12. Berpenampilan menarik dengan berat badan ideal.

13. Sehat jasmani dan rohani.

14. Mampu berbahasa Inggris dengan baik dan diutamakan yang memiliki kemampuan 1 (satu) bahasa asing lainnya.

15. Bersedia bekerja di tempat (kota dan negara) yang ditentukan oleh maskapai sebagai homebase.

Persyaratan Khusus Awak Kabin

Selain persyaratan umum, maskapai penerbangan nasional dan internasional juga memberikan persyaratan khusus bagi para pencari kerja yang melamar untuk bekerja sebagai awak kabin (pramugari dan pramugara). Persyaratan khusus tersebut merupakan soft skills yang harus dimiliki oleh calon awak kabin maskapai penerbangan, antara lain:

1. Memiliki keterampilan antar pribadi;

2. Memiliki sikap yang positif dalam situasi apapun;

3. Memiliki sikap yang suka menolong, perhatian dan peduli kepada orang lain;

4. Memiliki motivasi, inisiatif dan fleksibilitas;

5. Memiliki pemikiran yang berorientasi pada pelanggan (customer-orientated);

6. Memiliki kemampuan kerja dalam satu kelompok (team player);

7. Memiliki kemampuan mengembangkan diri secara personal dan profesional;

8. Memiliki kemampuan beradaptasi dengan orang-orang dan lingkungan yang baru.

Proses Seleksi Awak Kabin

Pada umumnya proses seleksi dari calon awak kabin yang dilakukan oleh maskapai penerbangan nasional dan internasional meliputi:

1. Seleksi Administrasi, yaitu: proses pemeriksaan berkas dan dokumen administrasi yang dipersyaratkan dalam persyaratan umum menjadi calon awak kabin. Berkas dan dokumen tersebut bisa dikirimkan via e-mail, pos ataupun kurir kepada maskapai penerbangan. Bisa juga berkas dan dokumen tersebut dibawa langsung oleh calon awak kabin ke tempat pelaksanaan walk-in interview yang ditentukan oleh maskapai penerbangan.

2. Seleksi Awal, yaitu: proses penilaian terhadap calon awak kabin, seringkali disebut dengan istilah “Assessment Day”. Umumnya dalam seleksi awal ini calon awak kabin mengikuti kegiatan pemeriksaan fisik dan wawancara awal (initial interview) serta berbagai ujian atau tes, seperti English Test & Psikotest. Standar yang digunakan oleh maskapai penerbangan Emirates dalam Assessment Day ini antara lain melakukan: Initial Assessment Exercise, English Test, Psychometric Assessment dan Individual Competency Based Interview. Standar yang digunakan oleh maskapai penerbangan Garuda Indonesia dalam Assessment Day ini antara lain melakukan: pengukuran tinggi/berat badan dan penampilan, English Test dan Psikotest.

3. Seleksi Kesehatan, yaitu: proses pemeriksaan kondisi fisik dan kesehatan dari calon awak kabin, biasanya dilakukan oleh lembaga kesehatan yang ditunjuk oleh maskapai penerbangan.

4. Seleksi Akhir, yaitu: proses penilaian dan penentuan akhir dari calon awak kabin yang dilaksanakan oleh maskapai penerbangan, biasanya dilakukan oleh Top Management dari maskapai penerbangan melalui proses wawancara dengan calon awak kabin.

Proses seleksi awak kabin maskapai penerbangan Singapore Airlines melalui 4 (empat) tahapan yang berbeda, yaitu: 1) Assessment Day; 2) Skin Check Round; 3) Debate Round; dan 4) Management Round. Setelah dinyatakan lulus melewati 4 tahapan seleksi awak kabin ini, calon awak kabin kemudian mengikuti tes kesehatan (medical check).

Pelatihan Awak Kabin Oleh Maskapai Penerbangan

Setelah melalui proses seleksi yang ketat oleh maskapai penerbangan, calon awak kabin yang dinyatakan lulus tersebut kemudian direkrut oleh maskapai penerbangan dan menandatangani perjanjian kerja. Sebelum menjalankan tugasnya sebagai seorang awak kabin, calon awak kabin tersebut harus mengikuti pendidikan dan pelatihan awak kabin yang dilakukan oleh maskapai penerbangan itu sendiri (in-house training) mengacu pada standar-standar dan aturan-aturan yang dikeluarkan oleh International Civil Aviation Organization (ICAO).

Maskapai penerbangan Singapore Airlines menerapkan program pelatihan awak kabin yang paling komprehensif dan paling lama dalam industri penerbangan, yaitu selama 4 (empat) bulan. Program pelatihan yang diberikan mencakup: Product Knowledge(including Food & Beverage), Service Procedures, Passenger Handling, Deportment & Grooming, Language & Communication Skills, Safety Equipment Proceduresdan First Aid.

Sedangkan maskapai penerbangan Cathay Pacific menerapkan program pelatihan awak kabinnya secara intensif selama 7 (tujuh) minggu, termasuk kegiatan praktek didalam mock-up pesawat. Program pelatihan yang diberikan meliputi: Safety & Security Procedures, Aircraft Knowledge, Medical & Situational Handling, Crew Resource Management, Service Standards & Safe Working Practices, Customs & Excise Service Ordinance,danOn the Job Training.

Maskapai penerbangan Emirates juga menerapkan program pelatihan awak kabinnya selama 7 (tujuh) minggu yang disebut Ab Initio Training, yang dilaksanakan di pusat pelatihan awak kabin Emirates di Emirates Aviation College. Program pelatihan yang diberikan merupakan kombinasi dari teori dan praktek dan menggunakan full motion simulator dari berbagai tipe pesawat yang dioperasikan oleh maskapai penerbangan Emirates. Materi pelatihan awak kabin maskapai penerbangan Emirates meliputi: Safety and Emergency Procedures (SEP), First Aid, Service, Emirates Cabin Crew Image & Emirates Cabin Crew Uniform, Fitness & Nutrition dan Security Procedures.

Masih Perlukah Sekolah Bagi Calon Pramugari?

Mengacu pada uraian dan penjelasan di atas, muncul pertanyaan: “Masih perlukah sekolah ataupun program pendidikan bagi calon pramugari dan pramugara?” Jawabannya: “Masih perlu!” Namun para calon awak kabin (pramugari dan pramugara) yang akan mengikuti proses seleksi dan rekrutmen dari maskapai penerbangan nasional dan internasional, harus pandai-pandai memilih mana sekolah pramugari yang tepat sesuai dengan kebutuhannya dan juga sesuai dengan kemampuan finansialnya.

Sekolah ataupun pendidikan pramugari yang diperlukan saat ini adalah yang bertujuan untuk mempersiapkan anak didiknya dalam mengikuti proses seleksi dan rekrutmen yang dilakukan oleh maskapai penerbangan sehingga dapat lulus dalam seleksi dan diterima sebagai calon awak kabin oleh maskapai penerbangan nasional maupun internasional. Sekolah pramugari tersebut harus lebih memprioritaskan peningkatan kemampuan berbahasa Inggris (baik membaca, menulis dan berbicara), peningkatan kepercayaan/keyakinan pribadi dan juga peningkatan soft skills dari anak didiknya.

Jangka waktu atau lamanya sekolah/program pendidikan bagi calon awak kabin tidak perlu berbulan-bulan apalagi bertahun-tahun, oleh karena calon awak kabin ini setelah lulus seleksi dan diterima sebagai awak kabin oleh maskapai penerbangan mereka akan mendapatkan pelatihan intensif selama tujuh hingga delapan minggu oleh maskapai penerbangan, kecuali maskapai Singapore Airlines selama empat bulan. Pada akhirnya yang diperlukan oleh maskapai penerbangan nasional maupun internasional dari seorang awak kabin (pramugari dan pramugara) tidak hanya kemasan luarnya (yaitu penampilan fisik) namun yang lebih penting lagi adalah isinya (yaitu sikap dan etos kerja).

Oleh: Hentje Alvy Pongoh, SE, MM (Tenaga Pengajar Manajemen Transportasi Udara di Sekolah Tinggi Manajemen Transportasi Trisakti, Jakarta)

Referensi: 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun